Suporter: Dukung dari Rumah atau Hentikan Sekalian Kompetisi
Pandemi Covid-19 yang belum usai membuat kepastian kompetisi sepak bola Liga Indonesia masih belum jelas. Suporter pun rela mendukung timnya dari rumah. Namun, mereka juga meminta agar kompetisi dihentikan saja.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 yang belum selesai membuat kepastian digelarnya kompetisi sepak bola Liga Indonesia, termasuk kasta tertingginya, Liga 1, masih belum jelas. Namun, jika nantinya kompetisi Liga Indonesia digulirkan kembali, suporter menyatakan siap untuk tidak datang ke stadion dan hanya mendukung klub kesayangannya dari rumah.
Meski begitu, suporter ini menyarankan agar kompetisi dihentikan saja sampai pandemi Covid-19 bisa teratasi. Kesepakatan suporter untuk mendukung klub dari rumah setidaknya telah disampaikan oleh pimpinan lima suporter klub Indonesia. Mereka adalah Jakmania, Slemania, Brajamusti, Pasoepati, dan Bonek.
”Kami sudah sampaikan kepada seluruh suporter untuk tidak datang ke stadion mendukung PSS Sleman,” kata Ketua Umum Slemania Rangga Dian Senjana dalam webinar Suara Pemain Ke-12 yang digelar Jurnalis Olahraga Yogyakarta, Sabtu (7/11/2020).
Langkah tersebut sebenarnya sudah dilakukan oleh Rangga sejak September lalu. Tepatnya sebelum 1 Oktober 2020, tanggal yang menjadi rencana digulirkannya kembali Liga 1 Indonesia. Sayang, mendekati hari-H, PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan bahwa kompetisi kembali ditunda.
”Padahal, saya juga sudah datang ke kepolisian setempat. Di sana sudah dapat catatan-catatan khusus dari polisi. Ternyata, H-2 sebelum dimulai, kompetisi tidak jadi dilaksanakan,” katanya.
Aulia Haryo Suryo, Presiden Pasoepati, juga sudah mengimbau seluruh anggotanya untuk tidak datang ke stadion mendukung Persis Solo bertanding di Liga 2 Indonesia. Bahkan, ia sempat menyusun acara nonton bareng di banyak titik di Solo untuk mengakomodasi keinginan suporter.
Haryo menyadari kompetisi Liga 2 Indonesia merupakan hiburan yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh warga Solo. Apalagi, materi pemain yang dimiliki oleh Persis Solo saat ini dinilai sebagai yang terbaik sepanjang sepuluh tahun terakhir.
”Kami sudah menyiapkan lokasi-lokasi nonton bareng di tiap-tiap korwil sebelum Oktober lalu. Tetapi karena kompetisi akhirnya tidak dapat izin, ya tidak jadi,” katanya.
Setelah kompetisi yang dijadwalkan pada 1 Oktober 2020 ditunda, LIB rencananya akan melanjutkan kompetisi Liga Indonesia 2020 pada akhir Januari atau awal Februari 2021. Penundaan ini dilakukan setelah pihak kepolisian tidak mengeluarkan izin.
Ketua Umum Jakmania Diky Soemarmo berpendapat, kompetisi seharusnya tidak perlu ditunda, tetapi dihentikan saja. Mengingat, hingga saat ini tidak ada yang mengetahui pasti berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia.
”Keputusan kami ini sudah bulat dari awal masa pandemi. Kami juga sudah menyampaikan hal ini ke manajemen Persija Jakarta,” katanya.
Menurut Diky, suara dari Jakmania tersebut adalah bentuk kepedulian mereka kepada Persija Jakarta. Sebab, jika Liga 1 Indonesia terus-menerus ditunda, kerugian yang akan ditanggung klub akan semakin besar.
”Klub kan harus bayar biaya operasional, gaji pemain 25 persen, dan biaya lainnya. Dalam keadaan normal saja, klub sering kekurangan uang. Apalagi dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.
Kompetisi seharusnya tidak perlu ditunda, tetapi dihentikan saja. Mengingat, hingga saat ini tidak ada yang mengetahui pasti berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia.
Dengan dihentikannya Liga Indonesia 2020, maka klub bisa fokus untuk menyiapkan Liga Indonesia 2021. Menurut Diky, bukan hanya Persija Jakarta yang bisa merombak ulang materi pemainnya, melainkan seluruh klub.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Cak Ipul, Capo Green Nord Surabaya yang juga dikenal sebagai Bonek. Ia dan seluruh suporter Persebaya Surabaya sepakat untuk meminta Liga 1 Indonesia dihentikan.
”Sepak bola memang hiburan, tetapi keselamatan banyak orang harus diutamakan. Apalagi Surabaya sempat masuk pada zona hitam,” ungkapnya.
Ia juga turut mengkritik ketidakjelasan LIB dalam menyusun jadwal kompetisi Liga 1 Indonesia. Menurut dia, jadwal lanjutan liga yang berkali-kali ditunda menunjukkan betapa tidak tegasnya mereka.
”Sebaiknya tegas hentikan liga. Lebih baik LIB fokus untuk membuat format kompetisi 2021 yang jelas sejak sekarang,” kata Cak Ipul.
Ketua Pembinaan Suporter PSSI Budiman Dalimunthe mengatakan, keputusan untuk tetap melanjutkan liga penuh dengan pertimbangan. Salah satu pertimbangannya karena banyaknya klub di Liga 1 Indonesia yang sudah mengontrak pemain dalam durasi lebih dari satu tahun.
”Sekarang banyak klub yang mengontrak pemain lebih selama dua, tiga, bahkan lima tahun,” katanya.
Dengan begitu, ada atau tidaknya kompetisi, klub harus tetap menggaji pemain, setidaknya 25 persen dari gaji. Hal ini menjadi penderitaan sejumlah klub sehingga mereka menyepakati agar kompetisi tetap dilanjutkan. Klub berharap bisa mendapatkan pemasukan untuk menggaji pemain.
”Untuk Liga 2 Indonesia mungkin sedikit aman karena hampir semua kontrak pemain kontraknya hanya satu tahun. Jadi, kalau kompetisi berhenti, kontraknya berhenti,” katanya.
Selain itu, dilanjutkannya kompetisi juga bertujuan untuk menjaga koefisien Liga Indonesia. Koefisien liga ini dibutuhkan untuk menjaga asa klub-klub Indonesia pada turnamen Liga Champions Asia.
”Kita pernah punya koefisien 0 pada 2015 dan 2016. Kalau 2020 ini kembali 0 sedangkan negara-negara tetangga ada, maka nilai koefisien kita di Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) akan semakin tertinggal. Jatah kita di Liga Champions Asia akan berkurang,” katanya.
Budiman sebelumnya sempat yakin kompetisi Liga Indonesia akan dilanjutkan pada 1 Oktober 2020. Sebab, ia menjadi salah satu pengurus PSSI yang mengikuti semua proses perizinan. Saat itu, ia juga sudah menyiapkan kampanye bertajuk ”Dukung dari Rumah”.
Ia juga sudah menyiapkan teaser dan series mengenai kampanye dukung dari rumah. Teaser tersebut akan rutin ditayangkan melalui media sosial PSSI dan LIB. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi ke pihak suporter klub.
”Kami akan datang ke beberapa daerah untuk menyosialisasikan kepada pimpinan suporter. Mereka yang tahu siapa saja anggotanya. Mereka perlu disamakan persepsinya,” ujarnya.