Petenis Argentina, Diego Schwartzman, melengkapi delapan petenis untuk tampil dalam Turnamen Final ATP di London, Inggris, 15-22 November. Ini merupakan pengalaman pertama Schwartzman di Turnamen Final ATP.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PARIS, JUMAT — Semifinalis Grand Slam Perancis Terbuka, Diego Schwartzman, melengkapi delapan petenis untuk tampil dalam Turnamen Final ATP di London, Inggris, 15-22 November. Ini akan menjadi pengalaman pertama Schwartzman untuk tampil dalam turnamen di pengujung musim tersebut.
Berdasarkan penghitungan poin, Schwartzman yang kalah pada perempat final ATP Masters 1000 Paris dari Daniil Medvedev, 3-6, 1-6, di AccorHotels Arena, Paris, Jumat (6/11/2020) waktu setempat, terbantu oleh kemenangan Rafael Nadal atas Pablo Carreno Busta, 4-6, 7-5, 6-1.
Busta menjadi pesaing Schwartzman untuk memperebutkan tiket terakhir ke London dan berhak mendapatkannya jika juara. Schwartzman akhirnya menjadi petenis terakhir yang mendapat tiket ke London dengan tersingkirnya Busta.
Dalam persaingan level tinggi di London, Schwartzman akan bersaing dengan Nadal, Medvedev, Novak Djokovic, Dominic Thiem, Stefanos Tsitsipas, Alexander Zverev, dan Andrey Rublev. Rublev, petenis Rusia berusia 23 tahun, juga, merupakan debutan dalam Final ATP.
Dengan debutnya di London, Schwartzman pun mengikuti jejak petenis Argentina lainnya, Juan Martin Del Potro, yang bersaing dalam Final ATP pada 2013. Schwartzman menjadi petenis Argentina kedelapan yang lolos ke turnamen pada tahun ke-50 penyelenggaraan ini.
Selain Del Potro, yang lolos pada 2008, 2009, 2012, dan 2013, senior-senior Schwartzman yang pernah merasakan persaingan Final ATP adalah Guillermo Vilas (1974-1977, 1979-1982), Jose-Luis Clerc (1980-1983), Guillermo Coria (2003-2005), David Nalbandian (2003, 2005, 2006), Gaston Gaudio (2004, 2005), Mariano Puerta (2005). Di antara mereka, Villas juara pada 1974 dan Nalbandian pada 2005.
Ini adalah musim yang berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Petenis yang lolos ke London pun pantas mendapat kredit besar.
”Ini adalah musim yang berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Petenis yang lolos ke London pun pantas mendapat kredit besar,” komentar Presiden ATP Andrea Gaudenzi dalam laman resmi ATP.
Namun, akibat pandemi Covid-19, Final ATP kali ini akan diselenggarakan tanpa penonton. Gaudenzi pun berharap, penggemar tenis tetap memberi dukungan melalui saluran digital.
Musim terbaik Schwartzman
Lolos ke Final ATP menjadi pelengkap perjalanan karier Schwartzman yang bersinar pada 2020. Untuk pertama kalinya, dia mencapai semifinal Grand Slam, yaitu pada Perancis Terbuka, 27 September-11 Oktober, sebelum dihentikan Nadal. Sepekan sebelumnya, dalam perjalanan menuju final Roma Masters, Schwartzman mengalahkan Nadal. Final di Roma (Schwartzman kalah dari Djokovic), menjadi final pertama petenis berusia 28 tahun dalam turnamen kategori ATP Masters 1000, level tertinggi dalam struktur turnamen profesional putra.
Perjalanan tersebut menempatkan Schwartzman pada posisi tertingginya dalam daftar peringkat dunia sejak memasuki arena profesional pada 2010. Pada 12 Oktober 2010, dia menempati peringkat kedelapan.
Sebagai salah satu dari sedikit petenis Argentina yang bisa menembus jajaran 10 besar, Schwartzman juga menembus final dalam dua turnamen ATP 250 pada tahun ini, yaitu di Cordoba, Argentina, dan Cologne, Jerman.
Balikkan keadaan
Untuk keduanya kalinya dalam tiga pertandingan, Nadal harus membalikkan keadaan untuk menang setelah kehilangan set pertama. Petenis lain yang merebut set pertama adalah petenis Spanyol, Feliciano Lopez, yang menjadi lawan pada babak kedua. Nadal mengalahkan Lopez, 4-6, 7-6 (5), 6-4.
”Saya memberinya kredit besar karena Busta bermain sangat baik, sangat agresif. Setelah kehilangan set pertama, saya pun memperbaiki pengembalian servis karena untuk membuka peluang menang melawan Busta, pengembalian servis saya harus bagus,” tutur Nadal setelah mengalahkan Pablo Careno Busta, 4-6, 7-5, 6-1, di perempat final.
Dalam semifinal, Sabtu, Nadal akan berhadapan dengan Zverev yang menang atas Stan Wawrinka, 6-3, 7-6 (1), pada perempat final. Nadal unggul, 5-1, dari pertemuan sebelumnya dengan petenis Jerman tersebut, tetapi kalah dalam persaingan terakhir pada penyisihan grup Final ATP. Pemenang Nadal melawan Zverev akan berhadapan dengan Medvedev atau Milos Raonic pada final.
Hasil dalam pertemuan terakhir tersebut menjadi peringatan bagi Nadal yang berburu gelar pertama dari Paris Masters. Kekalahannya dari Zverev terjadi di lapangan keras dalam ruangan di London, jenis lapangan yang sama seperti yang digunakan di Paris.
Tak ada hambatan angin, permainan di lapangan keras dalam ruangan pun berlangsung lebih cepat dengan pantulan bola yang rendah. Ini menjadi tantangan besar bagi Nadal yang lebih nyaman bermain di tanah liat dengan karakter berkebalikan, lebih lambat dengan pantulan bola tinggi. (AFP/AP)