Joan Mir menjadi sorotan saat MotoGP memasuki tiga seri terakhir penentu gelar juara. Pebalap tim Suzuki Ecstar itu menjadi target para pesaingnya, terutama tiga pebalap Yamaha, yang akan tampil agresif.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
VALENCIA, KAMIS – Tiga seri terakhir MotoGP di Valencia dan Portimao bak laga final yang berlangsung dalam tiga pekan beruntun. Secara matematis masih ada 14 pebalap yang berpeluang juara, tetapi hanya empat pebalap yang miliki kans terbesar, yaitu Joan Mir, Fabio Quartararo, Maverick Vinales, dan Franco Morbidelli. Mir yang paling konsisten finis di podium, menjadi kandidat terkuat untuk menjuarai MotoGP musim pandemi ini.
Mir yang menjadi tumpuan Suzuki Ecstar untuk meraih gelar pertama juara di era MotoGP, sudah enam kali naik podium, terbanyak dibandingkan pesaingnya. Namun, dia belum pernah meraih podium tertinggi dalam 11 balapan yang sudah dijalani. Finis terdepan menjadi kepingan yang masih diburu oleh Mir.
Pebalap berusia 23 tahun itu masih memiliki peluang memenangi balapan dalam tiga balapan terakhir, dua kali di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol (8 dan 15 November), serta seri pamungkas di Portimao, Portugal (22 November). Jika dia menang pada akhir pekan ini, gelar juara dunia berpotensi dia kunci pada balapan kedua di Ricardo Tormo, akhir pekan depan.
“Joan Mir sangat cepat dan sangat konsisten. Jika dia memenangi balapan, dia akan semakin dekat (dengan gelar juara). Dia sangat konsisten, dan konsistensi yang diperlukan untuk memenangi kejuaraan,” tegas Wayne Rainey, peraih tiga kali juara GP500 kepada MotoGP.
Namun, Mir menegaskan dirinya tidak akan mengambil risiko jika yang dipertaruhkan terlalu besar untuk finis terdepan. Dia pun mengubah target menjadi finis di podium, dan tidak kehilangan poin dalam tiga balapan itu. Mir berusaha mengendurkan tekanan yang mengumpitnya sebagai pemimpin klasemen sementara dengan 137 poin.
Mir hanya unggul 14 poin dari peringkat dua Fabio Quartararo (Petronas SRT Yamaha) yang memiliki catatan bagus di Valencia. Musim lalu, Quartararo meraih pole position di Ricardo Tormo, dan finis kedua di belakang pebalap Repsol Honda Marc Marquez. Pebalap asal Perancis itu pun bertekad mengulang performanya pada akhir pekan ini dan pekan depan. Ini peluang terbaik yang dia miliki untuk kembali ke puncak klasemen dan mengakhiri balapan di Portimao sebagai juara dunia MotoGP.
Quartararo kehilangan posisi puncak klasemen setelah tidak pernah finis podium dalam tiga balapan terakhir. Dia hanya finis kesembilan di Le Mans, dan di posisi 18 serta delapan dalam dua balapan di Aragon. Dia gagal mengulang penampilannya saat finis terdepan di Barcelona. “Meskipun kami memiliki dua balapan sulit di Aragon, saya ingin mengambil keuntungan dari perasaan bagus yang selalu saya miliki pada motor MotoGP di Valencia dalam dua balapan mendatang,” ujar Quartararo di laman MotoGP.
“Ini trek kecil, tetapi salah satu yang saya sukai. Saya memiliki perasaan sangat bagus di sana tahun lalu, ketika meraih podium dan posisi start terdepan, juga di tes setelah musim berakhir. Tentu saya ingin bisa mengulangi itu akhir pekan ini,” ujar pebalap berusia 21 tahun itu.
Joan Mir sangat cepat dan sangat konsisten. Jika dia memenangi balapan, dia akan semakin dekat (dengan gelar juara).
“Ada tiga balapan tersisa tahun ini dan selisih 14 poin dengan pemimpin klasemen. Kami tahu kami bisa secepat apa, jadi saya pikir kami memiliki sejumlah peluang bagus memasuki balapan-balapan final di Valencia dan Portimao. Saya menantikan yang pertama akhir pekan ini,” tegas Quartararo yang berpeluang menjadi pebalap tim satelit pertama yang menjuarai MotoGP.
Setelan suspensi
Quartararo berharap bisa mendapatkan setelan motor yang maksimal akhir pekan ini, terutama pada suspensi untuk menyiasati keausan ban. Setelan suspensi itu menjadi kunci bagi rekan setimnya Franco Morbidelli meraih kemenangan pada seri Teruel di Aragon. Shock belakang Ohlins generasi terbaru mampu memberi keseimbangan motor saat ban mulai aus di lap-lap akhir. Kemenangan kedua itu menempatkan Morbidelli di posisi keempat dengan selisih 25 poin dari Mir.
“Valencia bisa menjadi sirkuit yang rumit saat memacu motor MotoGP, karena sirkuit ini sempit dan motor MotoGP memiliki tenaga yang sangat besar di trek yang cukup kecil, dibandingkan kategori lainnya. Tetapi ini tempat yaang sangat saya sukai,” ujar Morbidelli.
“Saya merasa sangat bagus dengan motor, kami akan berusaha menjaga perasaan yang sama di sirkuit ini serta bertarung lagi untuk tempat teratas,” lanjut pebalap asal Italia itu.
“Kami menuju ke sana (Valencia) hanya selisih 25 poin dari pemuncak klasemen kejuaraan, jadi saya ingin menjadi agresif dalam balapan final di Valencia dan Portimao untuk melihat apa yang bisa kami raih,” tegas Morbidelli.
Quartararo dan Morbidelli akan berusaha keras menghambat langkah Mir untuk menambah selisih poin di Ricardo Tormo. Misi yang sama juga diusung oleh pebalap pabrikan Yamaha Maverick Vinales yang berada di posisi ketiga dengan selisih 19 poin dari Mir.
Mir sudah bersiap dengan tekanan itu, dan akan tetap fokus pada target utamanya untuk tiak kehilangan poin dalam tiga balapan terakhir. Dia berusaha menjauhkan bayangan menjadi juara dunia supaya bisa tetap membalap dengan lepas. Dia berusaha tetap tenang seperti dalam dua balapan di Aragaon, di mana dirinya fokus menjaga posisi tiga, bukan bernafsu finis terdepan.
“Pada balapan yang terakhir, saya sebenarnya sedikit kecewa dengan posisi tiga, hanya karena saya merasa memiliki potensi untuk lebih. Namun, target saya adalah podium dan saya berhasil meraih itu,” tegas Mir.
“Secara umum, saya merasa bagus saat ini dan saya siap untuk bertarung di Valencia, yang merupakan trek yang menyenangkan dan saya kenal,” tegas Mir.
Pesaing bagi Mir bukan hanya datang dari para pebalap Yamaha, tetapi juga rekan setimnya, Alex Rins yang kini di posisi enam dengan 105 poin. Rins berpotensi menjadi “kuda hitam” berkat penampilannya yang melonjak drastis setelah pulih dari cedera. Rins tiga kali meraih podium dalam empat balapan terakhir. Di Aragon, dia finis pertama dan kedua, hingga selisih poinya dengan Mir menjadi 32 poin. Rins berpotensi mengulang performanya di Valencia.
“Memasuki tiga balapan terakhir saya tidak merasakan tekanan yang besar, hasil balapan saya sangat bagus dan saya berharap melanjutkan itu, tetapi saya hanya ingin tetap bekerja seperti yang selalu saya lakukan,” ujar pebalap asal Spanyol itu.
“Saya memiliki sejumlah hasil bagus di Valencia sebelumnya jadi saya senang kembali ke trek,” pungkas Rins.
Suzuki berkomitmen tidak akan mengeluarkan “team order” kepada Rins maupun Mir. Mereka akan membiarkan pebalap terbaik yang menjadi juara. Suzuki terakhir kali juara kelas elite Grand Prix pada era GP500 bersama Kenny Roberts Junior pada 2000.