Pendekatan taktik baru Arteta telah menyelesaikan sementara krisis kreativitas di Arsenal. Arsenal kini dalam tren tiga kemenangan beruntun setelah menang 4-1 atas Molde di Liga Europa.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, JUMAT — Dua pekan lalu, Arsenal masih bermasalah dengan keringnya kreativitas. Mikel Arteta bagaikan pesulap, menyelesaikan problem tersebut secepat kilat. Dengan skuad yang sama, sang manajer membuat serangan ”Si Meriam” lebih tajam dalam tiga laga teranyar. Semua berkat adaptasi taktik baru yang lebih agresif.
Arsenal kembali melanjutkan tren positifnya dengan menang telak atas tim tamu Molde, 4-1, dalam lanjutan Liga Europa, Jumat (6/11/2020) dini hari WIB, di Stadion Emirates. Dua gol bunuh diri pemain Molde serta masing-masing satu gol dari Nicolas Pepe dan Joe Willock membawa tuan rumah membalikkan keadaan setelah tertinggal lebih dulu.
Anda bisa melihat permainan kami begitu cair. Para pemain juga sangat mengerti satu sama lain. Kami menang dengan cara meyakinkan. Tertinggal dulu, tetapi mampu bereaksi sangat baik. Juga, kami membuat banyak peluang hari ini.
”Anda bisa melihat permainan kami begitu cair. Para pemain juga sangat mengerti satu sama lain. Kami menang dengan cara meyakinkan. Tertinggal dulu, tetapi mampu bereaksi sangat baik. Juga, kami membuat banyak peluang hari ini,” kata Arteta selepas laga.
Arsenal mengepung pertahanan tim tamu sejak menit awal. Meski mengganti nyaris seluruh skuad yang menang atas Manchester United akhir pekan lalu, mereka tetap mendominasi dengan pemain muda, seperti Willock.
Keasyikkan menyerang, tuan rumah justru kecolongan terlebih dulu melalui gol cepat gelandang Molde, Martin Ellingsen. Baru 21 menit laga berjalan, Ellingsen mengejutkan lewat tembakan kaki kiri dari luar kotak penalti. Tendangannya melaju deras ke sudut gawang Arsenal.
Ujian sebenarnya bagi Arsenal terjadi di titik ini. Tertinggal 0-1, mereka harus menghadapi skuad Molde yang mulai fokus menjaga keunggulan. Tim tamu semakin menumpuk pemainnya di lini pertahanan.
”Molde sangat percaya diri sejak awal permainan. Tetapi kami sadar, punya tugas untuk mengembalikan keadaan. Kami tidak frustrasi dan melakukan tugas itu dengan sangat baik,” ucap Willock.
Biasanya Arsenal yang minim pemain kreatif selalu kesulitan menghadapi lawan dengan blok rendah. Mereka sering kebingungan karena menumpuknya pemain lawan di sepertiga akhir lapangan.
Namun, tim asuhan Arteta justru tampil berbeda dari biasanya. Mereka terus menekan dengan kombinasi umpan bertempo tinggi. Jarak antarpemain pun lebih rapat. Duet bek David Luiz dan Skhodran Mustafi merapatkan jarak tersebut. Mereka menaikkan garis pertahanan hingga melewati garis tengah.
Hasilnya begitu efektif. Jelang turun minum, Arsenal menyamakan kedudukan pada injury time. Gol tercipta dari bunuh diri bek Molde Kristoffer Haugen. Dia tidak mampu mengantisipasi umpan silang cepat dari striker muda Eddie Nketiah. Haugen tidak punya pilihan selain menyapu bola yang sudah di depan bibir gawang sebab Willock sudah siap menyambutnya.
Setelah turun minum, permainan tempo tinggi Arsenal lagi-lagi membuahkan hasil. Tim tamu kembali membuat gol bunuh diri. Kali ini giliran pemain pengganti Molde, Sheriff Sinyan, yang tidak mampu mengantisipasi umpan silang Willock.
Unggul 2-1 membuat ”Si Meriam” semakin nyaman menyerang karena Molde lebih bermain terbuka. Situasi itu membuat mereka mendapatkan hujan peluang emas. Hingga akhirnya, tuan rumah menambah dua gol lagi melalui Pepe dan Willock.
Meskipun tidak punya gelandang serang kreatif, Arsenal tetap mampu menghasilkan banyak peluang. Total ada 14 umpan kunci yang dibuat pemain tuan rumah. Nyaris semuanya berujung dengan peluang matang.
Menurut Arteta, dua gol bunuh diri lawan bukanlah keberuntungan. ”Jika mereka tidak bunuh diri, sudah ada pemain kami yang tinggal memasukkan bola. Kami memang ingin menyerang terus sepanjang laga. Tidak ingin membiarkan mereka menyerang balik karena berbahaya,” ucapnya.
Solusi instan
Hasil ini merupakan kemenangan ketiga beruntun skuad asuhan Arteta dalam sepekan terakhir di seluruh kompetisi. Di balik tren positif itu, mereka tampak telah menyelesaikan persoalan miskinnya kreativitas serangan.
Arteta menyadari timnya tidak punya pemain dengan daya kreativitas tinggi. Satu-satunya pemain yang bisa menyelesaikan masalah itu, Mesut Oezil, tidak didaftarkan sang manajer ke dalam skuad Arsenal di seluruh kompetisi.
Karena itu, sang manajer asal Spanyol mengubah sedikit sistem permainannya. Arsenal dalam tiga laga terakhir, termasuk melawan Molde, bermain dengan jarak antarpemain yang lebih rapat. Mereka merapatkan jarak pemain lewat garis pertahanan yang lebih tinggi sampai melewati garis tengah.
Jarak lebih rapat itu mendorong gelandang berada di zona 14 atau tepat depan kotak penalti lawan. Alhasil, para gelandang bisa lebih leluasa menghadirkan peluang. Sebelumnya, formasi Arteta dengan formasi 3-4-3 atau 4-3-3 tanpa gelandang serang murni membuat zona 14 nyaris kosong sepanjang laga.
Selain itu, skuad Arsenal meningkatkan tempo bermain. Kombinasi umpan pendek dan panjang dilakukan dengan kecepatan tinggi yang membuat pertahanan lawan kebingungan. Serangan juga selalu berpindah-pindah dari sayap kiri ke kanan, ataupun sebaliknya.
Semua itu terbukti efektif ketika menghadapi pertahanan lawan dengan blok rendah. ”Si Meriam” meski tanpa pengatur serangan murni tetap bisa mengancam. Sebab, mereka mampu menciptakan lubang dari pergerakan bola maupun tanpa bola yang agresif.
Perubahan instan tersebut sangat menjanjikan bagi masa depan Arsenal. Mengingat, pada awal musim hingga dua pekan lalu, Arteta masih dihadapi dengan permasalahan kreativitas dan lini serang yang kurang mengigit. Setidaknya mereka bisa menunggu sampai bursa transfer berikutnya untuk menambah pemain kreatif. (AP/REUTERS)