Sassuolo bersiap memperpanjang kejutan di Liga Italia musim ini. Jika menang atas Udinese pada pekan ketujuh, Sabtu (7/11/2020), "Si Bunga dari Modena" itu akan mengudeta AC Milan dari puncak klasemen sementara.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
SASSUOLO, KAMIS – Klub asal utara Italia, Sassuolo bersiap memperpanjang kejutan di Liga Italia, Serie A musim ini. Jika memenangi laga melawan tamunya, Udinese pada pekan ketujuh, Sabtu (7/11/2020) dini hari, "Si Bunga dari Modena" itu akan mengkudeta AC Milan dari puncak klasemen sementara, atau capaian terbaik mereka setelah selalu berada di empat besar sejak pekan kedua.
”Skuad kami cukup kuat. Ada beberapa anak muda di skuad ini. Mereka belum punya kepercayaan diri atau pengalaman tapi mereka punya kualitas sangat tinggi. Tiga poin atas Napoli memberikan kesadaran untuk tim ini bahwa kami bisa bermain dengan baik di mana saja,” tegas pelatih Sassuolo Roberto De Zebri dikutip Corriere dello Sport seusai bertandang ke Napoli.
Kalau musim lalu ada Atalanta yang menjadi tim kejutan di papan atas klasemen, musim ini Sassuolo menjelma pula sebagai tim kejutan di papan atas. Paling tidak, sejak pekan kedua, klub berjersey hijau-hitam itu selalu berada di empat besar. Puncaknya, pada pekan keempat, mereka mencapai peringkat kedua.
Sassuolo sempat turun ke tempat ketiga pada pekan kelima. Namun, Francesco Magnanelli dan kawan-kawan kembali merebut posisi kedua pada pekan keenam setelah secara sensasional menundukkan tuan rumah Napoli 2-0, Senin (2/11/2020).
Raihan poin penuh itu membuat Sassuolo menempel ketat AC Milan di urutan pertama. Kedua tim hanya berjarak dua poin, yakni Sassuolo dengan 14 poin dari enam laga sedangkan AC Milan dengan 16 poin enam poin. Artinya, kalau bisa meraih tiga poin atas Udinese, Sassuolo akan merebut peringkat pertama dari AC Milan yang baru melangsungkan laga menghadapi Hellas Verona, Senin (9/11/2020).
Bermain cepat
Dengan sebagian besar pemain muda, Sassuolo memiliki senjata andalan melakukan serangan cepat. Selain itu, klub yang berdiri 17 Juli 1920 ini memiliki efektivitas serangan menjanjikan. Hal itu mereka buktikan ketika menaklukan salah satu klub besar Italia, Napoli di laga terakhir.
Menghadapi "Keledai Biru" kemarin, Sassuolo hanya melakukan delapan kali tembakan dengan empat tembakan tepat sasaran ke gawang. Namun, mereka mampu membuahkan dua gol. Adapun Napoli yang membuat 22 kali tembakan dengan enam tembakan akurat ke gawang justru gagal melahirkan gol.
Saat ini, ujian sesungguhnya untuk tim ini adalah menghadapi lawan yang tidak begitu bersedia bermain terbuka. Sebab, tim yang pragmatis lebih sulit dihadapi.
”Saat ini, ujian sesungguhnya untuk tim ini adalah menghadapi lawan yang tidak begitu bersedia bermain terbuka. Sebab, tim yang pragmatis lebih sulit dihadapi,” terang De Zebri dikutip Football-Italia usai menundukkan Napoli.
Permainan cepat ala Sassuolo diakui oleh pelatih Napoli Gennaro Gattuso. Timnya kewalahan menghadapi pemain Sassuolo yang terus berlari kencang sepanjang laga. Bahkan, karena itu, pertahanan Napoli terpaksa melakukan pelanggaran dalam kotak penalti yang membuat Sassuolo mendapatkan hadiah tendangan 12 pas.
”Sassuolo adalah tim yang membuat Anda berlari kencang dan kami terlalu panik menghadapinya. Jika Anda tidak menekan Sassuolo dengan baik, maka penyerang mereka akan menyebabkan masalah yang nyata. Tapi, tempo kami terlalu lambat saat Sassuolo menguasai bola,” kata Gattuso dikutip Football-Italia.
Mencari keseimbangan
Jelang menghadapi Sassuolo, kubu Udinese berusaha mencari keseimbangan bermain. Kevin Lasagna dan kawan-kawan mempunya kemampuan menyerang cukup baik tetapi belum diimbangi dengan pertahanan yang kuat. Kelemahan ini membuat klub berjersey putih-hitam itu mengalami lima kekalahan dan baru sekali menang. Akibatnya, mereka terpuruk di urutan ke-19 dengan 3 poin dari enam laga.
Ketika kalah 1-2 dari AC Milan pada pekan keenam, Udinese mampu membuat sejumlah tekanan untuk tamunya tersebut. Terbukti, mereka sempat menyamakan kedudukan 1-1. Namun, karena pertahanan yang sering lengah, mereka akhirnya takluk oleh gol penyerang "Setan Merah" Milan, Zlatan Ibrahimovic tujuh menit sebelum laga usai.
Jika belum bisa membuat keseimbangan antara menyerang dan bertahan, Udinese bisa dihancurkan Sassuolo dalam laga nanti. ”Kami perlu menemukan keseimbangan di lapangan yang memungkinkan kami melakukan dua fase dengan lebih berkualitas dan presisi. Kami haru bekerja dan berkembang, ide sedang dibangun,” tutur pelatih Udinese Luca Gotti dikutip Corriere dello Sport usai menghadapi AC Milan.
Setidaknya, Udinese memiliki angin segar jelang menghadapi Sassuolo. Sebab, gelandang andalan Sassuolo Flip Djuricic bakal absen karena positif Covid-19. Bahkan, ada tiga pemain lain yang kemungkinan belum bisa main, yakni gelandang Lukas Haraslin dan penyerang Federico Ricci yang belum pulih dari Covid-19 serta bek Jeremy Toljan yang baru pulih sehingga masih butuh waktu untuk siap bermain kembali.
”Djuricic memiliki masalah dengan virus corona baru. Informasi yang saya miliki adalah dia dinyatakan positif. Saya berharap dia akan segera pulih dan bisa bermain bersama kami pada 9 November nanti,” ungkap pelatih timnas Serbia Ljubija Tumbakovic dikutip Sport Face, Selasa (3/11/2020).