Para pemain baru Chelsea semakin nyaman dan mampu menunjukkan penampilan terbaiknya. Pemain lama seperti Jorginho memberikan kesempatan kepada para pemain baru itu untuk bersinar.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LONDON, KAMIS - Jorginho membawa bola dan meletakkannya ke tangan Timo Werner. Ia lantas mengatakan sesuatu, menepuk punggung Werner, dan membiarkannya berkonsentrasi sebelum menendang penalti ke gawang Rennes. Jorginho malam itu tidak lagi menjadi penendang penalti utama Chelsea.
Proses “serah terima” itu terjadi saat Chelsea mengalahkan Rennes, 3-0, pada laga ketiga Grup E Liga Champions, Kamis (5/11/2020) dini hari WIB. Werner bahkan sampai dua kali mengambil tendangan penalti dan sukses. Satu lagi gol Chelsea pada laga itu dicetak Tammy Abraham.
Jorginho selama ini menjadi andalan Chelsea sebagai penembak dari titik putih. Pemain yang bergabung sejak 2018 ini punya ciri khas saat menendang, yaitu melompat sebelum kaki menyentuh bola. Teknik yang juga dilakukan gelandang Manchester United, Bruno Fernandes, ini mampu membuat kiper lawan bingung menentukan arah tembakan.
Namun, teknik tersebut tidak selamanya ampuh bagi Jorginho yang gagal menendang penalti dalam dua kesempatan secara beruntun saat melawan Liverpool di Liga Inggris dan Kranodar di Liga Champions. Pemain tim nasional Italia itu kemudian merasa harus memberi kesempatan pada pemain lain untuk melakukan tugas yang mendebarkan itu.
Ia melihat Werner mampu melakukan itu karena sudah membuktikannya pada saat melawan Krasnodar. Dalam kemenangan 4-0 atas Krasnodar itu, Werner menyumbang satu gol dari titik penalti. Pada laga itu pula manajer Chelsea Frank Lampard mulai merasa perlunya pergantian pengambil tendangan penalti utama.
Pergantian itu berjalan baik karena Jorginho juga legawa dan mendukung perubahan itu. “Saya sudah bicara dengan Jorginho dan jawabannya menunjukkan bahwa ia sangat profesional. Jorginho mengatakan tidak masalah siapa yang mengambil penalti, yang penting tim bisa mencetak gol,” kata Lampard usai laga Rennes.
Kian matang
Kedewasaan dan profesionalisme Jorginho itu turut mempercantik transformasi yang sedang berjalan di skuad Chelsea. Skuad baru “Si Biru” yang diisi sejumlah pemain baru pada musim ini kian matang. Jorginho mewakili pemain lama yang memberikan kesempatan kepada pemain baru untuk membuat Chelsea lebih baik.
Pada laga kontra Rennes itu, Lampard memainkan lima pemain baru pada musim ini, termasuk Werner. Setelah menjalani beberapa laga, para pemain baru mulai bisa menyesuaikan diri dan membuat penampilan Chelsea stabil.
Chelsea belum menelan kekalahan lagi setelah disingkirkan Tottenham Hotspur pada babak 16 besar Piala Liga Inggris pada akhir September. Mereka kemudian tampil tak terkalahkan dalam tujuh laga berikutnya di semua kompetisi.
Bahkan ada perkembangan signifikan dari lini pertahanan mereka sejak kehadiran kiper baru Edouard Mendy. Kiper yang dibeli dari Rennes itu tidak kebobolan dalam enam laga terakhir di semua kompetisi. Penampilan yang solid kembali ia tunjukkan ketika menghadapi bekas klubnya pada laga kemarin.
Saya sudah bicara dengan Jorginho dan jawabannya menunjukkan bahwa ia sangat profesional.
“Terima kasih Rennes karena telah menjual Mendy kepada kami. Dia telah membuat perubahan dan tentunya ia adalah pembelian terpenting Chelsea musim ini,” kata bekas pemain Chelsea, Frank Leboeuf, dikutip laman Chelsea. Mendy dibeli Chelsea dari Rennes dengan harga 24 juta euro atau Rp 407 miliar.
Harga Mendy jauh dibawah harga kiper utama Chelsea yang tengah cedera, Kepa Arrizabalaga, yang mencapai 80 juta euro atau Rp 1,3 triliun. Meski berharga mahal, Kepa sudah kerap dihujani kritik karena kecerobohan yang ia lakukan dan Mendy bisa terus mengancam posisinya.
Tugas Mendy menjadi lebih ringan karena di depannya ada pemain baru lainnya, Thiago Silva yang kini membangun benteng yang solid bersama Kurt Zouma. Silva yang datang dari Paris Saint-Germain, mencatat tingkat keberhasilan operan hingga 93 persen dan tangguh dalam duel udara.
Di lini serang, ada Hakim Ziyech yang datang dari Ajax dan kini menjadi “penjelajah” di skuad racikan Lampard. Ziyech menjejalahi setiap ruang yang ada dan membuat serangan Chelsea menjadi dinamis.
Lampard masih memiliki pemain baru seperti Kai Havertz yang turut memperkuat lini serang. Namun, Havertz tidak bisa tampil melawan Rennes karena dinyatakan positif Covid-19. Namun, ini bisa menjadi gambaran ancaman baru Chelsea. Tanpa ada Havertz dan juga Christian Pulisic yang cedera, Chelsea sudah sangat tajam.
Masa depan yang cerah pun terbentang di hadapan Chelsea. “Ini adalah awal yang bagus bagi kami karena kompetisi ini (Liga Champions) selalu sulit dijalani. Banyak kejutan seperti MU kalah dan PSG juga kalah, jadi kami harus tetap berusaha keras,” kata Silva. (AFP/REUTERS)