Departemen Teknik FIM menemukan ketidakpatuhan Yamaha pada protokol untuk perubahan teknik yang terjadi pada mesin YZR-M1. FIM menjatuhkan sanksi pengurangan poin konstruktor dan tim, tetapi tidak mengusik poin pebalap.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
VALENCIA, KAMIS — Yamaha dinilai FIM tidak mematuhi protokol untuk mendapat persetujuan bulat dari Asosiasi Pabrikan Motor Sport atau MSMA agar bisa melakukan perubahan teknik pada motor MotoGP. FIM tidak menyebutkan detail pelanggaran yang dilakukan Yamaha, tetapi itu diyakini terkait dengan mesin-mesin yang dipakai para pemacu YZR-M1 pada seri pembuka MotoGP di Jerez, Spanyol, 19 Juli lalu
Para pebalap Yamaha mengawali musim ini dengan hasil manis, yaitu finis pertama dan kedua, pada seri pembuka di Jerez. Bahkan, pada balapan kedua, juga di Jerez, podium dikuasai oleh para pemacu YZR-M1. Hasil manis itu sempat menyamarkan masalah kerusakan mesin yang dialami Yamaha, sehingga performa motor mereka menurun pada seri-seri berikutnya.
Yamaha sempat mengajukan permohonan untuk membongkar mesin-mesin yang rusak untuk mengganti klep yang bermasalah. Tetapi, permohonan itu akhirnya dicabut karena Yamaha tidak bisa memberikan data rinci terkait klep yang rusak kepada MSMA.
Masalah itu menimbulkan kecurigaan Yamaha menggunakan klep yang berbeda dari contoh mesin maupun spesifikasi yang diajukan saat homologasi menjelang seri pertama MotoGP. Hal itu diyakini menjadi fokus penyelidikan Departemen Teknik FIM yang berujung sanksi pengurangan poin konstruktor dan tim.
“Berdasarkan pengawasan internal, Yamaha Motor Company gagal mematuhi protokol yang mengharuskan mereka memperoleh persetujuan dengan suara bulat dari MSMA untuk perubahan teknis,” bunyi pernyataan resmi Stewards FIM MotoGP, Kamis (5/11/2020).
“Untuk alasan ini, Yamaha Motor Company dikurangi 50 poin konstruktor kejuaraan dunia. Ini dua kali lipat dari poin yang diperoleh karena tidak menghormati protokol yang diperlukan untuk perubahan teknis,” lanjut pernyatan itu.
Adapun poin tim Monster Energy Yamaha MotoGP dipangkas 20 poin dan tim Petronas Yamaha SRT dikurangi 37 poin. "Ini juga merupakan poin yang diperoleh tanpa menghormati protokol,” bunyi lanjutan pernyataan itu.
Meskipun FIM tidak menyebutkan secara spesifik pengawasan internal terkait dengan balapan yang mana, tetapi pengurangan poin konstruktor dan tim itu identik dengan poin yang diraih pada seri pertama di Jerez. Perbedaan ada pada pengurangan poin tim Petronas SRT dari hasil Fabio Quartararo finis tedepan dan Franco Morbidelli finis kelima pada seri pembuka itu.
Pengurangan 37 poin itu lebih satu poin dari poin tim yang diraih Petronas SRT pada seri pertama. Ini memunculkan dugaan Morbidelli juga kehilangan satu poin yang dia cetak pada seri Austria. Morbidelli mengunakan mesin dari Jerez 1 dalam latihan dan kualifikasi, tetapi tidak dipakai saat balapan pertama di Red Bull Ring.
Sanksi pengurangan poin itu menyebabkan Yamaha kini tertinggal 13 poin dari Ducati dalam klasemen konstruktor. Sedangkan Petronas tujuh poin di bawah Suzuki Ecstar dalam klasemen tim. Dua kejuaraan itu tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan perebutan gelar juara pebalap.
Pebalap bebas sanksi
FIM tidak menjatuhkan sanksi kepada para pebalap, sehingga tidak mengubah peta persaingan juara MotoGP yang kini memasuki tiga balapan terakhir. Ini kabar baik bagi para pebalap Yamaha yang kini berada di urutan kedua hingga keempat klasemen.
Quartararo tetap di posisi kedua terpaut 14 poin dari pemuncak klasemen Joan Mir (Suzuki Ecstar) dan Morbidelli di posisi keempat (tertinggal 25 poin dari Mir). Sedangkan pebalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, berada di posisi ketiga klasemen, terpaut 19 poin dari pemuncak klasemen.
Awalnya, para pebalap Yamaha itu berpeluang kehilangan poin dari balapan pertama di Jerez, di mana Quartararo finis terdepan disusul oleh Vinales di posisi kedua. Sedangkan Morbidelli finis di posisi lima. Rekan setim Vinales, Valentino Rossi, tidak meraih poin karena gagal finis menyusul kerusakan mesin.
FIM tidak menjatuhkan sanksi kepada para pebalap, sehingga tidak mengubah peta persaingan juara MotoGP yang kini memasuki tiga balapan terakhir.
Sebelum Yamaha dijatuhi sanksi, media Italia La Gazetta dello Sport mengabarkan ada investigasi Departemen Teknik FIM yang diyakini terkait pelanggaran mesin-mesin Yamaha pada seri pertama. Yamaha sempat dicurigai melanggar aturan homologasi mesin pada balapan pertama di Jerez, yaitu penggunaan klep mesin yang tidak sesuai dengan contoh mesin atau spesifikasi yang dilaporkan sebelum seri pertama bergulir.
Sesuai dengan aturan FIM, tim-tim MotoGP--yang tidak mendapat hak konsesi--tidak boleh membuka mesin setelah proses homologasi atau pengesahan teknik. Musim ini, homologasi mesin dilakukan pada 25 Maret karena pandemi Covid-19. Mesin hanya bisa dibongkar dengan alasan keselamatan dan atas persetujuan bulat anggota MSMA.
Seusai dua balapan di Jerez, Yamaha sempat mengajukan permohonan untuk membongkar mesin dengan alasan keselamatan terkait kerusakan klep yang disediakan oleh rekanan. Namun, saat tim-tim lain di MSMA meminta informasi yang lebih rinci, Yamaha dan rekanan pemasok klep tidak bersedia memberikan data dan akhirnya mencabut permohonan itu. Pencabutan permohonan itulah yang menimbulkan kecurigaan ada pelanggaran yang dilakukan oleh Yamaha.
Permohonan mengganti klep mesin itu diajukan menyusul kerusakan mesin-mesin dalam dua seri di Jerez. Pada balapan pertama, Vinales mengalami kerusakan mesin pada sesi latihan. Kemudian, Rossi gagal finis pada balapan pembuka, juga akibat masalah yang sama.
Kedua mesin itu kemudian ditarik dan tidak digunakan lagi. Pada balapan kedua di Jerez, Morbidelli--yang menggunakan M1 spesifikasi A--mengalami kerusakan mesin dan gagal finis. Mesin itu juga ditarik dari penggunaan di sisa balapan musim ini.
“Kami mengajukan permohonan untuk mengganti sejumlah klep di dalam mesin-mesin yang tidak kami gunakan lagi sejak dua kerusakan yang kami alami dalam Grand Prix 1. (Tetapi) kami tidak bisa menyediakan dokumen yang dipersyaratkan dan diminta. Pada saat yang sama, kami menemukan lebih hanyak terkait masalah klep yang kami alami. Jadi, akhirnya kami mencabut (permohonan itu),” jelas Managing Direktur Yamaha Lin Jarvis pada Agustus lalu kepada MotoGP.
Yamaha memang tidak mengalami kerusakan mesin lagi sejak dua balapan di Jerez. Tetapi, Yamaha diyakini menurunkan putaran mesin untuk menghindari kerusakan, sehingga performa M1 sedikit menurun. Yamaha juga tidak pernah menggunakan lagi mesin-mesin yang dipakai pada balapan pertama di Jerez pada balapan-balapan berikutnya.
Vinales dan Morbidelli sempat menggunakan mesin yang dipakai pada Jerez 1 saat latihan dan kualifiaksi di Austria dan Styria. Kondisi itu menyebabkan mesin-mesin Yamaha yang dipakai saat ini mengalami jam operasional sangat tinggi. Hal Itu diakui Vinales pada sesi konferensi pers menjelang seri Eropa di Valencia, Kamis (5/11/2020) waktu setempat.
Vinales mengungkapkan, dia harus menjalani lebih sedikit putaran saat sesi latihan dengan menggunakan dua dari lima mesin yang dijatah untuk dirinya. Adapun ketiga mesin lainnya telah digunakan pada seri pertama di Jerez. Pada seri lain setelah balapan pertama di Jerez, kecuali seri Styria, Vinales selalu menggunakan sepasang mesin yang sama.
“Saya berada dalam pilihan yang sangat tipis! Saya kehabisan mesin saat ini. Di Aragon, saya tidak bisa melakukan banyak putaran. Kami pun menerima akibatnya. Kami menjalani balapan yang buruk,” ujar Vinales dikutip Crash.
Putaran yang pendek agaknya akan kembali dilakukan di Valencia, 8 dan 15 November mendatang. “Jadi, saya akan menghabiskan banyak waktu di garasi, seperti di Aragon,” pungkas Vinales.