Liverpool mampu tampil sempurna di tiga laga Grup D Liga Champions. Diogo Jota menjadi alternatif baru bagi sumber gol "Si Merah".
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BERGAMO, RABU — Ketika tiba di Stadion Anfield, 19 September lalu, sebagai rekrutan baru Liverpool pada awal musim ini banyak pihak menganggap Diogo Jota hanya akan menjadi pelapis trio Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Mohamed Salah. Tetapi, tiga gol ke gawang Atalanta dalam laga ketiga Grup D Liga Champions edisi 2020-2021, Rabu (4/11/2020) dini hari WIB, menunjukkan peran sentral Jota bagi lini serang ”Si Merah”.
Di musim perdananya mengenakan seragam merah kebesaran Liverpool, Jota tidak langsung diberikan garansi sebagai pemain utama oleh Manajer Liverpool Juergen Klopp. Dari 13 pertandingan yang telah dimainkan ”Si Merah” di awal musim ini, Jota baru enam kali diturunkan sebagai 11 pemain mula, termasuk dalam laga tandang ke Stadion Gewiss, markas Atalanta.
Meskipun dari menit bermain Jota masih kalah dibandingkan dengan Mane, Firmino, dan Salah, pemain berkebangsaan Portugal itu mampu menunjukkan kepantasannya dibeli Liverpool dengan banderol 45 juta euro (Rp 763,02 miliar) dari Wolverhampton Wanderers.
Dalam tiga musim terakhir, Salah dan Mane menjadi sumber utama gol Liverpool, sedangkan Firmino, yang berposisi sebagai penyerang tengah, justru lebih berperan sebagai pembuka ruang dan penyalur bola bagi Salah dan Mane. Hal itu terlihat dari peran ketiganya ketika Liverpool meraih gelar Liga Inggris perdana dalam tiga dekade pada musim lalu. Salah dan Mane mencetak masing-masing 23 dan 22 gol. Adapun Firmino hanya mencetak 12 gol.
Selama musim lalu, ketiga pemain depan andalan Klopp itu mampu mencetak jumlah asis yang setara. Salah dan Firmino membukukan 13 asis, sedangkan Mane menciotakan 12 asis bagi gol rekan setimnya.
Akan tetapi, pada awal musim ini ketajaman Firmino menurun. Pemain tim nasional Brasil itu baru mencetak satu gol dan dua asis dari 11 laga yang dimainkan. Jumlah itu jauh tertinggal dari Salah yang mencetak 12 gol dan 9 asis, lalu Mane dengan 5 gol dan 3 asis. Kurang tajamnya Firmino dimanfaatkan dengan baik oleh Jota untuk mencuri perhatian Klopp.
Jota telah mencetak tujuh gol bagi Liverpool. Sebanyak tiga gol diciptakan di Liga Inggris, lalu empat gol telah dikreasikan di Liga Champions. Alhasil, Jota hanya kalah dari Salah soal produktivitas di depan gawang lawan.
Tiga gol ke gawang Atalanta menunjukkan pemain berusia 23 tahun itu memiliki kemampuan lengkap untuk menjadi pemain depan bertipe advance forward yang disukai Klopp. Jota menghancurkan tim berjuluk ”Si Dewi” melalui kecepatan, penempatan posisi, kekuatan fisik, serta akurasi tembakan. Terkait akurasi itu, Jota hanya membutuhkan empat tembakan untuk mencetak hattrick di Bergamo.
Dalam laga melawan Atalanta, Klopp menempatkan Jota untuk menggantikan tempat Firmino sebagai penyerang tengah. Menurut Klopp, Jota memiliki kemampuan olah bola dan kecepatan untuk unggul duel satu lawan satu dengan bek Atalanta.
”Dengan cara bermain dan bertahan Atalanta, kemampuan Diogo (Jota) terbukti membantu kami membawa pulang tiga poin. Saya berpikir tidak akan ada tim yang mampu menahan kolaborasi Sadio (Mane), Mo (Salah), dan Diogo,” ujar Klopp kepada BT Sport.
Stephen Warnock, analis BBC Football, menuturkan, Jota telah menghadirkan cara bermain baru bagi Liverpool dalam menyerang sekaligus bertahan. ”Kecepatan Jota melengkapi permainan umpan langsung Liverpool yang selama ini hanya mengandalkan Salah dan Mane. Tidak hanya menyerang, kecepatan itu juga sangat membantu pola gegenpressing Liverpool yang terbukti mampu menghancurkan Atalanta,” ucap Warnock.
Tetap penting
Berkat penampilan meyakinkan Jota di awal musim ini, keraguan mulai membayangi Firmino yang berpotensi dikorbankan Klopp demi memberi kesempatan rutin bagi Jota sebagai pemain inti. Akan tetapi, Klopp belum bersedia menepikan Firmino sebagai pemain cadangan. Menurut pelatih berkebangsaan Jerman itu, Firmino tetap bagian penting bagi permainan “Si Merah” di musim ini.
”Penampilan baik yang ditunjukkan seluruh pemain tidak membuat saya sakit kepala. Firmino adalah sosok penting di tim ini, bahkan kami tidak akan berada di Liga Champions tanpa kehadiran dirinya,” kata Klopp.
Adapun Jota menjadi pemain ketiga Liverpool yang mampu mencetak tiga gol di laga tandang Liga Champions setelah Michael Owen dan Mane. Selain itu, Jota merupakan pemain kesepuluh ”Si Merah” yang menciptakan hattrick di kompetisi antarklub Eropa.
Secara keseluruhan, Jota telah mencetak gol secara beruntun di empat laga terakhir Liverpool. Bahkan, dalam dua laga terakhir di Liga Inggris melawan Sheffield United dan West Ham United, Jota selalu mencetak gol kemenangan ”Si Merah” dalam laga yang berakhir dengan skor identik 2-1.
Meski bermain brilian, Jota menganggap permainan apiknya pada awal musim ini merupakan hasil dari kerja sama tim. Ia pun bersyukur memiliki mitra berkualitas di lini depan Liverpool.
Bermain berama Mane dan Salah memundahkan saya untuk melakukan tugas di atas lapangan. Saya tidak menganggap laga melawan Atalanta sebagai penampilan terbaik saya, tetapi saya senang menjadi bagian salah satu tim terbaik di dunia.
”Bermain berama Mane dan Salah memundahkan saya untuk melakukan tugas di atas lapangan. Saya tidak menganggap laga melawan Atalanta sebagai penampilan terbaik saya, tetapi saya senang menjadi bagian salah satu tim terbaik di dunia,” kata Jota.
Sementara itu, Jota merupakan pemain ketiga yang mampu mencetak tiga gol ke gawang Atalanta di era pelatih Gian Piero Gasperini sejak musim 2016-2017. Dua pemain sebelumnya ialah gelandang serang Dinamo Zagreb, Mislav Orsic, serta penyerang Manchester City, Gabriel Jesus. Kedua pemain itu menciptakan hattrick ketika berjumpa Atalanta di fase grup Liga Champions musim lalu.
Kekalahan lima gol tanpa balas dari Liverpool memperburuk catatan negatif lini pertahanan ”Si Dewi” di awal musim ini. Dari sembilan pertandingan, Atalanta rata-rata kebobolan 2,2 gol setiap pertandingan atau telah kemasukan 20 gol.
”Kami kesulitan mempertahankan kecepatan dan intensitas permainan yang selama ini telah kami tampilkan. Oleh karena itu, kami perlu melakukan beberapa modifikasi dan perubahan dalam cara bermain kami,” ujar Gasperini yang musim lalu mampu membawa Atalanta menembus babak perempat final Liga Champions.
Kemenangan atas Atalanta membuat Liverpool semakin kokoh di puncak Grup D dengan sembilan poin dari tiga laga. ”Si Merah” hanya butuh satu kemenangan untuk mengunci satu tiket babak 16 besar. (REUTERS)