Paris Saint-Germain tidak membawa kekuatan penuh saat berkunjung ke kandang RB Leipzig untuk menjalani laga ketiga di Grup H Liga Champions. Neymar maupun Kylian Mbappe tidak ikut serta.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LEIPZIG, SELASA - Paris Saint-Germain datang ke kandang RB Leipzig untuk menjalani laga penyisihan Grup H Liga Champions dalam wujud yang lebih sederhana, Kamis (5/11/2020) pukul 03.00 WIB. Mereka datang tanpa membawa empat dari lima pemain termahalnya yang sedang cedera, termasuk Kylian Mbappe dan Neymar.
PSG justru pincang saat menghadapi tim yang merupakan lawan mereka pada semifinal musim lalu. Pada laga itu, PSG bisa menang 3-0 dengan kekuatan penuh dalam laga yang digelar Lisabon, Portugal. Namun, kali ini keuntungan ada di pihak Leipzig.
Dari data Transfermarkt, lima pemain PSG dengan nilai pasar tertinggi adalah Mbappe (Rp 3 triliun), Neymar (Rp 2,1 triliun), Marquinhos (Rp 1,1 triliun), Marco Verratti (Rp 1,02 triliun), dan Mauro Icardi (Rp 936 miliar). Dari kelima pemain itu, hanya Marquinhos yang ikut terbang ke Jerman.
Kabar mengenai absennya Mbappe baru diumumkan PSG, Selasa (3/11/2020) sore WIB. ”Setelah digantikan pada saat laga kontra Nantes karena mengalami cedera hamstring, Mbappe tidak bisa ikut ke Jerman dan kondisinya akan dinilai lagi dalam waktu 48 jam,” demikian pernyataan PSG.
Mbappe menjadi inspirator kemenangan PSG atas Nantes, 3-0, pada akhir pekan lalu dengan menyumbang satu gol dan satu assist. Namun, ia mengalami cedera dan terpaksa diganti ketika laga berjalan sekitar 70 menit. ”Dia hanya kelelahan, bukan cedera,” kata pelatih PSG Thomas Tuchel usai laga tersebut.
Kini Tuchel pusing karena PSG praktis kehilangan kekuatan utama di lini serang dengan absennya Mbappe, Neymar, dan Mauro Icardi. Neymar dan Mbappe adalah dua pemain yang sengaja dibeli dengan harga fantastis agar PSG bisa menaklukkan Eropa dengan menjuarai Liga Champions.
Setelah digantikan pada saat laga kontra Nantes karena mengalami cedera hamstring, Mbappe tidak bisa ikut ke Jerman dan kondisinya akan dinilai lagi dalam waktu 48 jam.
Tiga tahun berlalu dan ambisi itu belum juga terwujud. Musim lalu mereka menembus final dan hampir mewujudkan ambisi itu. Namun, Bayern Muenchen jauh lebih matang dan tangguh sehingga lebih berhak membawa pulang trofi ”Si Kuping Lebar”.
Dalam keadaan pincang, PSG kini akan melawan tim yang sedang marah. Leipzig baru saja menelan dua kekalahan beruntun pada laga terakhirnya. Usai digilas Manchester United, 0-5, mereka kemudian dikalahkan Borussia Muenchengladbach, 0-1, pada laga Liga Jerman akhir pekan lalu. Kekalahan dari Muenchengladbach itu membuat Leipzig kehilangan posisinya di puncak klasemen sementara Liga Jerman.
Leipzig tidak mau dipermalukan lagi di kandang mereka saat PSG datang. ”Kalah dari Gladbach bukan masalah besar karena mereka memang tim yang bagus. Kami rasa PSG juga bukan tim yang buruk saat datang ke Leipzig,” ujar pelatih RB Leipzig, Julian Nagelsmann dilansir laman klub.
PSG maupun Leipzig menempuh jalan yang sama pada dua laga terakhir di Grup H karena masing-masing baru mengumpulkan tiga poin. Kedua tim juga kehilangan poin saat dikalahkan MU. Jika Leipzig dilibas, 0-5, PSG kalah 1-2. Tiga poin di tangan kedua klub itu diperoleh dari kemenangan atas Istanbul Basaksehir.
Andalkan Kean
Krisis pemain di lini serang membuat PSG kembali mengandalkan striker muda yang dipinjam dari Everton, Moise Kean. Tuchel diprediksi akan memasangkan Kean dengan Angel Di Maria dan Pablo Sarabia.
Kean sudah membuktikan kemampuannya dengan menyumbang dua gol saat PSG mengalahkan Istanbul Basaksehir, 2-0, pada laga sebelumnya. Pada laga Liga Perancis, Kean juga mencetak dua gol saat PSG mengalahkan Dijon, 4-0. Kemampuan dan kecepatan adaptasi penyerang asal Italia ini bisa membuat Tuchel lebih tenang.
Daya gebrak dibutuhkan tim manapun untuk bisa menaklukkan Leipzig yang lini pertahanannya diperkuat bek sekelas Dayot Upamecano. PSG bisa belajar dari MU tentang cara membongkar pertahanan Leipzig.
Hal lainnya yang bisa dipelajari PSG dari MU adalah mentalitas tim ”Setan Merah” pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions musim 2018-2019. MU kalah 0-2 pada laga pertama dan mereka menang 3-1 pada laga kedua di Paris. Padahal, MU juga kehilangan banyak pemain pilar pada laga kedua sehingga menurunkan para pemain muda.
Pada laga Grup H lainnya, Kamis pukul 00.55 WIB, MU bertandang ke kandang Basaksehir. Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer kembali merasakan tekanan setelah MU dikalahkan Arsenal 0-1 pada laga Liga Inggris. Cara terbaik mengurangi tekanan itu adalah mengalahkan Basaksehir dan memperkokoh posisi di puncak klasemen.
”Setiap pemain merasa frustrasi (usai dikalahkan Arsenal). Hal terpenting adalah kami harus bekerja keras dan berusaha tampil lebih baik. Kami ingin konsisten,” kata Solskjaer dikutip UEFA. Musim lalu, MU bisa tampil konsisten untuk mencapai peringkat tiga Liga Primer dan kembali ke ajang Liga Champions. (AP/AFP/REUTERS)