Real Madrid Versus Inter Milan, Duel Mengejar ”Tangga Darurat”
Babak penyisihan di Grup B Liga Champions musim ini menciptakan anomali. Dua tim unggulan, Real Madrid dan Inter Milan, terpuruk di dua posisi terbawah grup itu. Mereka kini saling bertemu, mengejar kemenangan pertama.
MADRID, SENIN — Salah satu kejutan besar di Liga Champions Eropa musim ini tersimpan di dasar Grup B ketika dua tim besar seperti Real Madrid dan Inter Milan belum meraih kemenangan. Mereka akan bertemu dan berebut menaiki ”tangga darurat” di Stadion Alfredo Di Stefano, Madrid, Rabu (4/11/2020) pukul 03.00 WIB.
Real, juara Liga Champions beruntun pada 2016 hingga 2018, bahkan baru mengantongi satu poin dan berada di dasar klasemen Grup B musim ini. Mereka dikalahkan Shakhtar Donetsk, 2-3, dan mendapat satu poin dari hasil imbang, 2-2, melawan Borussia Moenchengladbach.
Langkah Inter sedikit lebih mulus karena telah mendapatkan dua poin dari hasil imbang saat bertemu Shakhtar dan Moenchengladbach. Finalis Liga Europa musim lalu ini sampai disebut sebagai spesialis hasil imbang. Dalam empat laga terakhirnya di semua kompetisi, mereka bermain imbang tiga kali. Pada laga terakhir di ajang Liga Italia, Inter ditahan imbang Parma, 2-2.
Baca juga : Tes Negatif Ronaldo Berbuah Tren Positif Juventus
Kedua kesebelasan itu kini sedang limbung dan bekerja keras agar bisa tampil konsisten. Jika melihat hasil yang mereka dapatkan musim lalu, situasi di Grup B ini menjadi sebuah kemunduran. Inter, sang finalis Liga Europa, dan Real yang menjuarai Liga Spanyol berusaha mencari pijakan baru yang hilang.
Real masih kesulitan membawa performa bagus mereka di Liga Spanyol ke level Eropa. Di Liga Spanyol musim ini, Real bisa menampakkan kualitasnya sebagai juara bertahan sekaligus tim unggulan dengan mengantongi 16 poin dari tujuh laga. Mereka kini berada di peringkat kedua klasemen sementara liga itu, terpaut hanya satu poin dari Real Sociedad yang telah menjalani delapan laga.
Setelah menelan kekalahan memalukan 0-1 dari Cadiz, tim promosi Liga Sapnyol musim ini, Real bisa bangkit. Mereka menaklukkan Barcelona 3-1 di duel el clasico. Pada laga berikutnya, mereka ditahan imbang Moenchengladbach dan menang 4-1 atas Huesca di Liga Spanyol.
Pentingnya konsistensi
Maka, berkaca dari laga el clasico itu, kemenangan atas Huesca tidak bisa menjamin Real bisa tampil sama ganasnya saat bertemu Inter, dini hari nanti.
”Inter tim yang tangguh, sangat mengandalkan fisik, dan mereka bermain dengan sangat bagus. Ini akan menjadi laga sulit berikutnya bagi kami. Ini adalah laga final,” kata Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane, dikutip UEFA.
Baca juga : Kalahkan Barca, Pijakan Besar Real Madrid
Sudah lama, Zidane selalu menggaungkan slogan ”setiap laga adalah final” agar timnya bisa selalu tampil habis-habisan pada setiap laga. Tidak ada alasan untuk meremehkan lawan.
Slogan tersebut terasa semakin relevan saat ini, yaitu saat semua klub mendapat pukulan yang sama akibat pandemi Covid-19. Sulit bagi setiap tim untuk bisa terus memiliki skuad yang utuh karena tim bisa kehilangan pemain karena cedera fisik ataupun positif Covid-19. Dua hal itu tidak bisa dihindari dan membuat setiap pelatih bekerja ekstra keras menyusun pemainnya.
Benar saja, Zidane kehilangan bek Eder Militao yang dinyatakan positif Covid-19 dalam tes yang dilakukan pada Minggu (1/11/2020) pagi. Real pun mengumumkan, semua pemain dan staf telah menjalani tes lanjutan, Senin (2/11/2020), dan tidak ada lagi yang positif.
”Sepak bola kini semakin berimbang, tidak ada lagi tim kecil. Sepak bola menjadi lebih sulit dan lebih cantik. Sekarang, siapa pun bisa menang. Itulah mengapa kami senang setiap kali kami menang,” kata Zidane yang mencoba mencari alibi di balik situasi timnya yang kini menghuni posisi terbuncit di Grup B.
Tanpa Lukaku
Pelatih Inter Milan Antonio Conte juga merasakan hal yang sama karena ia masih kehilangan penyerang kuncinya, Romelu Lukaku. Penyerang asal Belgia itu tidak akan ikut ke Madrid karena mengalami cedera otot paha pada saat melawan Shakhtar.
Padahal, Lukaku merupakan mesin gol utama Inter saat ini. Ia telah mengoleksi tujuh gol musim ini. Sebanyak lima gol dicetak di Liga Italia dan dua gol di Liga Champions. Ketajaman Lukaku di Inter kian sempurna dengan kehadiran Lautaro Martinez.
Baca juga : Inter Milan Berdamai dengan Antonio Conte
Tanpa Lukaku, Conte menghadapi masalah besar, yaitu penyelesaian akhir yang buruk. Hal itu sudah terjadi pada laga kontra Parma ketika Inter sudah berupaya melepaskan 22 tembakan, tetapi hanya menghasilkan dua gol.
”Ini bukan pertama kali kami mendominasi permainan, tetapi nyaris kalah. Jika tidak bisa mencetak gol di sepak bola, Anda tidak akan pernah menang,” kata Conte, dikutip Football-Italia.
Situasi bisa bertambah sulit karena pertahanan Inter juga masih buruk. Parma bahkan hanya butuh lima tembakan untuk menghasilkan dua gol ke gawang Inter. Inter praktis berada dalam situasi yang tidak ideal untuk menghadapi laga krusial melawan Real.
Trio ”HBA”
Jika Inter kehilangan ketajamannya, Real sedang merajut kisah baru di lini depan dengan lahirnya trio Eden Hazard, Karim Benzema, dan Marco Asensio, yang sudah beraksi saat melawan Huesca. Mereka mendapat julukan ”HBA”, yang merupakan singkatan dari nama ketiganya.
Namun, pertanyaannya kemudian, apakah mereka bisa menyamai kehebatan trio BBC, trio maut yang pernah dimiliki Real, yaitu Gareth Bale, Karim Benzema, dan Cristiano Ronaldo?
”Setiap pemain di klub ini selalu ingin membuat sejarah baru. Saya yakin Hazard, Benzema, dan Asensio akan menjalankan peran penting di tim,” ujar Zidane.
Saat melawan Huesca, trio penyerang itu sudah menunjukkan efektivitasnya. Benzema menyumbang dua gol dan Hazard satu gol. Kini, mereka berpeluang kembali unjuk gigi di hadapan Inter.
Baca juga : Hazard Pertajam Serangan ”El Real”
Munculnya trio HBA menjadi keuntungan bagi Real yang wajib mengalahkan Inter untuk meraih tiga poin dan menjaga peluang lolos ke babak 16 besar. Jika kembali kalah, koleksi poin Inter akan bertambah menjadi lima poin. Sebaliknya, Real akan terjebak di dasar klasemen dengan satu poin dan kian sulit untuk lolos ke fase gugur musim ini.
Real akan semakin kesulitan apabila Inter menang dan Moenchengladbach juga mengalahkan Shakhtar pada laga lainnya di Stadion NSK Olimpiyskiy, Kiev, Rabu pukul 00.55 WIB. Skenario itu membuat Real berpotensi tertinggal tiga poin dari tim di atasnya. Adapun Shakhtar kini memiliki empat poin dan berada di puncak Grup B.
Setiap pemain di klub ini selalu ingin membuat sejarah baru. Saya yakin Hazard, Benzema, dan Asensio akan menjalankan peran penting di tim.
Reuni Zidane dan Conte
Di balik duel perebutan poin itu, laga Real melawan Inter pada akhirnya menyajikan daya tarik lainnya, yaitu reuni antara Zidane dan Conte. Keduanya pernah menjadi partner ketika masih menjadi pemain tengah Juventus. Kini, mereka telah menjelma menjadi pelatih elite Eropa dan akan berhadapan dalam situasi sulit.
Conte bahkan hampir menjadi pelatih Real pada 2018 ketika Real tengah mengalami krisis di tangan pelatih Julen Lopetegui. Nama Conte sudah nyaring disebut sebagai kandidat kuat. Akan tetapi, bek Real, Sergio Ramos, tidak setuju. ”Rasa hormat itu diperoleh, bukan dipaksakan,” kata Ramos saat itu menanggapi rumor penunjukkan Conte sebagai pelatih baru Real.
Ucapan Ramos itu seketika melenyapkan kans Conte hijrah ke Madrid. Real lalu menunjuk Santiago Solari sebagai pelatih baru. Dua tahun kemudian, Rabu nanti, Conte datang ke kandang Real bersama Inter.
Pelatih yang dikenal sangat temperamental dan ditakuti para pemainnya itu berkesempatan membuktikan bahwa sikap Ramos pada saat itu keliru. Conte berpeluang menunjukkan dirinya juga pelatih hebat yang bisa memberikan Inter ”tangga darurat” untuk naik ke peringkat atas Grup B. (AFP/REUTERS)