Kendati tak muda lagi, penyerang AC Milan Zlatan Ibrahimovic dan penyerang Juventus Cristiano Ronaldo justru seolah terlahir muda kembali. Performa mereka seolah tak menurun dan terus berusaha mencapai target tertinggi.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
Usia seolah hanya angka bagi penyerang AC Milan Zlatan Ibrahimovic dan penyerang Juventus Cristiano Ronaldo. Di usia yang tak lagi muda, Ibrahimovic berusia 39 tahun dan Ronaldo 35 tahun, keduanya kembali menggila. Mereka masih menjadi aktor penting kesuksesan tim masing-masing.
Psikolog Amerika Serikat Walter B Pitkin (1878-1953) pada 1932 pernah menulis, kehidupan dimulai di usia 40 tahun. Walau bukan penggagas pertama ide itu, pernyataan Pitkin dalam bukunya, Life Begins at Forty itu terus populer hingga kini.
Kebangkitan ini tengah dialami Ibrahimovic maupun Ronaldo, setelah dinyatakan pulih dari infeksi Covid-19. Performa mereka tidak menurun walau memasuki usia pengujung karier pesepak bola pada umumnya.
Bahkan, Ibrahimovic memimpin daftar pencetak gol terbanyak Serie A musim ini dengan tujuh gol. Gol penyerang setinggi 195 sentimeter itu membuat AC Milan belum terkalahkan dan memuncaki klasemen dengan 16 poin dari enam laga. Kehadiran Ibra Kadabra, julukannya, menjadikan AC Milan calon scudetto Serie A musim ini.
Pemain kelahiran Malmo, Swedia, 3 Oktober 1981 itu mengakui, dirinya merasa kembali muda dengan bermain di skuad AC Milan yang sebagian besar berisi pemain muda. Sementara rata-rata usia pemain AC Milan saat ini 24,5 tahun, salah satu yang termuda dari lima liga terbesar Eropa.
”Meski usia saya sedikit meningkatkan rata-rata, kami adalah salah satu skuad termuda di Eropa. Pemain muda sangat lapar, bersemangat, tidak pernah puas saat bertanding atau berlatih. Saya sebagai pemain senior akan menanggung tekanan dan tanggung jawab, mereka tak perlu merasakannya. Saya yang mengurusnya, mereka hanya perlu bekerja, percaya, dan mengikuti jalan ini,” ujarnya pada Football-Italia, Minggu (1/11/2020).
Setali tiga uang, Ronaldo tidak sedikit pun mengendurkan agresivitas bermainnya. Terbukti, penyerang bertinggi 187 cm itu langsung mencetak dua gol bagi Juventus yang mengalahkan Spezia, 4-1, saat kembali bermain setelah absen hampir tiga pekan menyusul hasil positif Covid-19.
Penampilan apik pemain kelahiran Funchal, Portugal, 5 Februari 1985 itu turut menjaga peluang Juventus bersaing dalam perebutan scudetto. ”Si Nyonya Besar” menempati posisi ketiga dengan 12 poin dari enam laga. ”Saya melakukan apa yang saya suka, bermain sepak bola,” katanya kepada Corriere dello Sport, Senin.
Profesional
Performa apik Ibrahimovic dan Ronaldo tak lepas dari profesionalitas mereka menjaga kondisi fisik. Karier Ibrahimovic pernah dianggap habis saat mengalami cedera lutut kanan ketika membela Manchester United, empat tahun lalu.
Akan tetapi, Ibrahimovic tidak mau menyerah dengan keadaan. Dengan kesadaran tinggi, dia berusaha memulihkan fisiknya. Selain latihan fisik rutin, dia menambah latihan kelincahan gerak untuk kembali menguatkan otot ACL yang pernah putus.
Sehari-hari, Ibrahimovic menghabiskan sedikitnya 90 menit di ruang kebugaran untuk menjaga massa otot, kekuatan tubuh, dan fleksibilitas gerak. Bahkan, pada awal 2020, kecepatan puncak larinya mencapai 32,45 kilometer per jam, tercepat kedua setelah bek muda Davide Calabria (32,6 km per jam).
”Saya selalu memiliki target tinggi setiap musim. Untuk mencapai tujuan, saya harus berlatih keras dan banyak berkorban. Saya berasal dari era lama ketika hasil harus diraih dengan kerja keras. Saya bukan generasi kekinian yang meraih sesuatunya dengan cara mudah,” tuturnya pada CNN tahun 2017.
Bahkan, ketika dinyatakan positif Covid-19 bulan lalu, pemain yang kembali ke AC Milan akhir tahun 2019 itu tidak menurunkan intensitas latihannya. Setelah dinyatakan negatif, dia berseloroh bahwa virus tersebut tidak bisa menantangnya.
”Virus itu telah menantang saya dan saya mengalahkan mereka. Namun, kalian bukanlah Zlatan, jangan sekali-kali menantang virus,” ujar Ibrahimovic dalam kampanye Covid-19 di akun Twitter Rassegnagram, Kamis (29/10/2020).
Seperti Ibrahimovic, rahasia kekuatan fisik Ronaldo berasal dari latihan fisik rutin. Pemain berjuluk CR7 itu sedikitnya melakukan 4-5 sesi sit-up tiap hari, dengan 200-300 kali per sesi. Dilansir Talk Sport pada 2018, berkat latihan fisik itu, kondisi tubuhnya selevel atlet berusia 20 tahun. Dia hanya memiliki kadar lemak tubuh 7 persen, 3 persen lebih rendah dari rata-rata pesepak bola profesional.
Dengan fisik itu pula, Ronaldo dengan cepat pulih dari Covid-19 dan bermain lagi dengan optimal. ”Cristiano telah kembali, ini penting,” katanya kepada Corriere dello Sport seusai laga.
Pola hidup
Selain latihan fisik, rahasia ketangguhan fisik Ibrahimovic dan Ronaldo karena pola hidup sehat. Mereka sadar betul untuk menjaga waktu istirahat yang cukup dan konsumsi makanan seimbang sesuai kebutuhan.
Pengamat sepak bola Spanyol Santiago Segurola dikutip Bleacher Report pada 2018 mengungkapkan, Ronaldo merupakan pesepak bola yang tidak pernah keluar malam, makan malam, dan minum minuman beralkohol. Dia selalu berlatih dengan tim ataupun di rumahnya. ”Ronaldo sangat terobsesi merawat tubuhnya. Dia merawat tubuhnya seolah-olah merawat Ferrari,” terangnya.
Maka itu, kehadiran pemain seperti Ibrahimovic ataupun Ronaldo sangat disyukuri oleh rekan setim mereka. Gelandang AC Milan Franck Kassie dilansir Football-Italia, Minggu, mengungkapkan, Ibrahimovic menjadi teladan pemain muda dan memberikan kepercayaan diri tim yang sempat hancur di awal musim 2019/2020.
”Saya sangat senang bermain di samping juara seperti Zlatan. Dia menunjukkan kualitasnya. Kami harus mengikuti pemain juara seperti ini jika kami ingin membidik target setinggi mungkin. Dia melakukan segalanya untuk membantu tim,” tutur pemain asal Pantai Gading tersebut.