Situasi sulit dan penuh duka, yaitu kehilangan nenek yang mengasuhnya, tidak menghalangi Andrey Rublev untuk kembali berprestasi tahun ini. Ia merebut gelar juara ATP Vienna, prestasi kelimanya sepanjang tahun ini.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Dalam sebuah wawancara pada 2019, Roger Federer langsung menyebut nama Andrey Rublev ketika ditanya siapa petenis yang akan bersinar pada 2020. Prediksi sang maestro itu benar adanya. Menjelang akhir musim ini, Rublev meraih kemenangan dan gelar terbanyak dibandingkan petenis lain.
Pandemi Covid-19, yang menghentikan turnamen tenis pada Maret-Agustus, bahkan tak menghentikan petenis Rusia berusia 23 tahun itu untuk meraih 39 kemenangan. Capaian kemenangan itu sama seperti yang diraih petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic. Sebanyak lima gelar juara, yang didapat dari 12 turnamen, menempatkannya sebagai petenis dengan gelar terbanyak tahun ini.
Pada tahun ini pula, Rublev mencapai posisi tertinggi dalam daftar peringkat dunia sejak memasuki arena tenis profesional pada 2014, yaitu di urutan kedelapan. Posisinya naik dari peringkat ke-23 pada awal musim.
Gelar dari turnamen ATP 500 Vienna, Austria, Minggu (1/11/2020) waktu setempat, meloloskannya ke turnamen Final ATP untuk pertama kalinya. Rublev merebut tiket ketujuh dari delapan tempat yang disediakan untuk petenis dengan penampilan terbaik sepanjang 2020.
Adapun enam tempat lain untuk turnamen yang akan digelar di London, Inggris, 15-22 November, itu didapat Novak Djokovic, Rafael Nadal, Dominic Thiem, Stefanos Tsitsipas, Daniil Medvedev, dan Alexander Zverev.
Lolos ke Final ATP
Lolosnya Rublev ke London membuatnya selangkah lebih maju dibandingkan ketika dia menjadi bagian Final ATP Next Gen 2018 dan 2019. Ini adalah turnamen serupa Final ATP yang diselenggarakan untuk petenis berusia 21 tahun ke bawah. Pada 2018, Rublev mencapai final dan menempati peringkat ketiga pada tahun berikutnya.
”Saya senang bisa menang di sini dan akan bertanding di London untuk pertama kalinya. Itu akan menjadi pengalaman berharga untuk melihat apa yang harus saya tingkatkan untuk bersaing dengan petenis terbaik lainnya. Saya sangat menantikan momen tersebut,” tutur Rublev dalam laman resmi ATP.
Trofi juara di Vienna didapat setelah Rublev mengalahkan Lorenzo Sonego (Italia) dalam final yang berlangsung, kemarin. Rublev menang, 6-4, 6-4.
Dia harus mengatasi rasa sedihnya setelah kehilangan nenek, sosok yang mengasuhnya, pada Oktober lalu. Kebetulan, sang nenek adalah orang Austria.
Konsistensi penampilan Rublev pada tahun ini diakui Sonego yang tampil dalam babak utama sebagai petenis lucky loser. ”Saya pikir, mental bertandingnya sangat impresif. Sangat sulit untuk mengalahkannya dengan mental seperti itu. Dia sangat percaya diri. Luar biasa, dia bisa tampil dalam lima final dan memenanginya,” ujar Sonego.
Dengan lima trofi juaranya, Rublev mengikuti jejak seniornya, Nikolay Davydenko, dengan prestasi yang sama pada 2009. Davydenko bermain dalam 23 turnamen pada tahun tersebut dan mengakhirinya dengan menjuarai Final ATP.
Dalam perjalanan menuju gelar juara, Davydenko, yang aktif bermain pada 1999-2014, mengalahkan Federer dan Nadal sebagai unggulan teratas. Mengalahkan keduanya dalam satu turnamen adalah momen langka yang bisa dilakukan seorang petenis.
Selain bisa mengatasi semua kesulitan akibat pandemi Covid-19, Rublev juga mengatasi kesulitan lain ketika tampil di Vienna. Dia harus mengatasi rasa sedihnya setelah kehilangan nenek, sosok yang mengasuhnya, pada Oktober lalu. Kebetulan, sang nenek adalah orang Austria.
”Turnamen ini sangat spesial karena nenek saya orang Austria. Jadi, saya memiliki darah Austria,” katanya.
Meski lahir di Moskwa, Rusia, Rublev melalui banyak waktu ketika tumbuh bersama nenek dan kakeknya di Vienna. Neneknya juga lahir di Rusia, tetapi pindah ke Austria ketika muda.
Tinggal di rumah yang tak jauh dari sekolah, kakeknya selalu mengantarkan Rublev ke sekolah, juga untuk berlatih tenis. ”Sementara, nenek selalu menyediakan makanan dan membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah. Dia adalah salah satu orang terpenting dalam hidup saya.
Keberadaan keluarga dan tim pelatih di sekelilingnya itulah yang dikatakan Rublev membuatnya bisa meraih prestasi seperti saat ini. ”Tentu saja, saya tak menduga ini akan terjadi ketika musim 2020 baru berjalan. Saya bersyukur memiliki tim, teman-teman, dan keluarga yang berada di sekitar saya dan selalu mendukung. Tanpa mereka, saya tak bisa melakukan seperti yang saat ini dilakukan,” katanya. (AP)