AS Roma menunjukkan geliatnya di Liga Italia setelah sempat terseok-seok pada musim ini. Mereka meraih kemenangan ketiga dalam empat laga terakhir liga itu seusai membungkam Fiorentina, 2-0.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
ROMA, SENIN — Sempat tertatih-tatih pada awal musim ini, AS Roma mulai merangkak menuju papan atas klasemen sementara Liga Italia musim ini. Mereka kini hanya terpaut satu poin dari peringkat empat besar liga itu menyusul kemenangan 2-0 atas Fiorentina, Senin (2/11/2020) dini hari WIB, di Stadion Olimpico.
”Tim menampilkan performa bagus melawan lawan yang kuat hari ini. Kami solid dalam bertahan dan melakukan serangan balik cepat dengan baik. Kami harus tampil seperti ini dari satu laga ke laga lainnya. Sebab, tujuan kami adalah tampil lebih baik dari musim lalu, yang berarti lolos ke Liga Champions Eropa,” ujar Pelatih AS Roma Paulo Fonseca dikutip Football-Italia seusai laga itu.
Dalam laga ini, tim ”Serigala” Roma tampil konservatif. Mereka berusaha sedisplin mungkin menjaga pertahanan. Bahkan, bek Gianluca Mancini diberi instruksi khusus untuk selalu menempel playmaker Fiorentina, Franck Ribery, sepanjang laga itu. Strategi itu membuat Ribery kesulitan mengkreasikan serangan.
Kendati demikian, AS Roma tetap berusaha sesekali melakukan serangan balik dengan mengandalkan gelandang sayapnya, yakni Leonardo Spinazolla di sisi kiri dan Rick Karsdorp di sisi kanan. Strategi itu pun membuahkan hasil dengan lahirnya gol Spinazzola di menit ke-12, disusul gol penyerang sayap Pedro Rodriguez di menit ke-70.
Secara keseluruhan, walau tidak terlalu menguasai bola atau hanya 41 persen berbanding 59 persen, AS Roma justru sukses membuat peluang mencetak gol lebih banyak. Skuad berjersei merah-oranye itu menciptakan 17 tendangan dengan enam tendangan mengarah ke gawang. Sebaliknya, Fiorentina hanya melahirkan delapan tendangan dengan satu yang mengarah ke gawang.
Menempel Juventus
Raihan tiga poin itu membuat AS Roma naik dua tangga, yaitu dari peringkat kesembilan ke urutan ketujuh klasemen sementara. Mereka mengemas 11 poin dari enam laga. Klub yang berdiri pada 1927 itu hanya tertinggal satu poin dari Atalanta di posisi keempat dan Juventus di tempat ketiga. Namun, mereka masih tertinggal tiga poin dari Sassuolo di peringkat kedua dan lima poin dari AC Milan di puncak klasemen.
”Kami tidak mau bicara soal scudetto (trofi juara Liga Italia Serie A) karena favoritnya tetap Juventus dan ada Inter Milan yang lebih siap kali ini. Lalu, ada Sassuolo yang tampil seperti Leicester City beberapa musim silam. Saat ini, kami hanya ingin bermain dengan fokus dan seimbang di setiap laga,” kata Fonseca dikutip Corriere dello Sport.
Adapun kekalahan itu membuat Fiorentina turun satu tingkat dari urutan ke-10 menjadi posisi ke-11 dengan tujuh poin dari enam laga.
”Kami mencoba menggunakan serangan cepat untuk melukai pertahanan Roma, melelahkan mereka. Setelah jeda, penyerang akan berusaha mencuri gol untuk menang. Sayangnya, kami kebobolan lebih awal dan itu mengubah permainan. Gol kedua kian merusak psikologis,” tutur Pelatih Fiorentina Beppe Iachini.
Kami tidak mau bicara soal scudetto (trofi juara Liga Italia Serie A) karena favoritnya tetap Juventus dan ada Inter Milan yang lebih siap kali ini.
Kembalinya Smalling
Laga AS Roma dan Fiorentina sekaligus menjadi tanda kembalinya bek asal Inggris, Chris Smalling, ke pentas Liga Italia. Karena penampilan apiknya sepanjang musim lalu, Roma berniat mempermanenkan Smalling dari Manchester United di jendela transfer musim panas ini. Akan tetapi, transfer bek berusia 30 tahun itu sedikit terkendala sebelum akhirnya resmi beberapa menit sebelum bursa transfer musim panas lalu berakhir.
Akibat kendala transfer itu, Smalling tidak bisa memperkuat tim sejak awal musim ini. Tadinya, bek bertinggi 194 sentimeter itu diprediksi bisa tampil saat AS Roma bertandang menghadapi AC Milan pada pekan kelima. Walakin, karena cedera, debutnya bersama AS Roma musim ini baru dilakukan ketika tim bermain imbang 0-0 dengan tamunya, CSKA Sofia, di pekan kedua Liga Europa, Jumat (30/10/2020), dan di Liga Italia pada pekan keenam ini.
Kehadiran Smalling memberikan pengaruh signifikan di lini belakang AS Roma. Sebelum dirinya datang, klub yang bermarkas di Stadion Olimpico, Roma, itu hanya mengandalkan tiga bek muda, yakni Mancini, Roger Ibanez, dan Marash Kumbulla.
Walau memiliki teknik individu mumpuni, ketiga bek muda itu belum memiliki pengalaman untuk tampil tenang di lini pertahanan. Tak pelak, pertahanan AS Roma cukup buruk di lima laga awal Liga Italia musim ini.
Selain kalah walked out (WO) 0-3 dari Hellas Verona pada pekan pertama, AS Roma sudah kebobolan tujuh gol, yakni dua dari Juventus di pekan kedua, dua dari Benevento di pekan keempat, dan tiga gol dari AC Milan di pekan kelima. Mereka hanya sekali tidak kebobolan dalam laga, yakni ketika menang 1-0 atas Udinese di pekan ketiga.
Di Liga Europa, pertahanan AS Roma juga kurang solid. Walau bisa meraih tiga poin, mereka sempat kebobolan satu gol oleh Young Boys pada pekan pertama kompetisi kasta kedua antarklub ”Benua Biru” tersebut.
[embed]https://youtu.be/dxEz9tn4n8U[/embed]
Pasca-kehadiran Smalling, lini belakang AS Roma lebih terorganisasi. Paling tidak, Smalling membawa tim tidak kebobolan ketika menghadapi CSKA Sofia dan Fiorentina. ”Saya selalu mengatakan, Smalling penting bagi kami. Kami memiliki tiga bek muda yang butuh punya sosok seperti Smalling untuk memimpin lini belakang,” ujar Fonseca kepada Sky Sport Italia.
Mancini, di laman resmi AS Roma, Senin, menyampaikan, kehadiran Smalling di lapangan membuat pemain lebih tenang. ”Smalling adalah pemain yang sangat penting dengan pengalamannya yang banyak. Bahkan, ketika ia absen karena cedera, auranya masih terasa. Bisa bermain bersamanya di lapangan merupakan hal yang sangat penting,” ungkap bek berusia 24 tahun itu.