Setelah menuai dua kekalahan beruntun, Atalanta kembali ke jalur kemenangan seusai menaklukkan tuan rumah Crotone 2-1 dalam pekan keenam Serie A, Sabtu malam. Mereka pun kembali meramaikan persaingan papan atas klasemen.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
CROTONE, MINGGU — Setelah dua kali kalah beruntun di Liga Italia Serie A, Atalanta kembali ke jalur kemenangan seusai menaklukkan tuan rumah Crotone, 2-1, dalam pekan keenam Serie A, Sabtu (31/10/2020) malam. Hasil ini membuat klub asal kota Bergamo, Italia, itu kembali meramaikan persaingan papan atas klasemen sementara.
”Kami memainkan permainan yang kami perlukan dalam laga ini. Namun, ada beberapa penyesalan karena kami menyia-nyiakan sejumlah kesempatan,” ujar Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini, seperti dikutip Football-Italia.
Walau sebagai tamu, Atalanta mengambil inisiatif menggempur pertahanan Crotone, tim juru kunci klasemen, sejak awal babak pertama. Setelah beberapa percobaan, ”Sang Dewi” melesatkan dua gol melalui penyerang Luis Muriel di menit ke-26 dan ke-38. Namun, karena kesalahan koordinasi lini belakang, Atalanta sempat kecolongan gol penyerang Crotone, Simoen Tochukwu Nwankwo, di menit ke-40.
Memasuki babak kedua, Atalanta sedikit mengendurkan serangan. Sebaliknya, Crotone kurang berani memanfaatkan momentum itu untuk menyamakan kedudukan. Untuk itu, kedudukan 2-1 tidak berubah hingga laga usai. ”Kami lebih dominan dalam laga ini. Kami tidak memberikan sedikit pun kesempatan untuk lawan mencuri gol kecuali insiden gol di babak pertama yang membuat laga tampak seimbang,” kata Gasperini.
Kemenangan ini menjadi angin segar untuk Atalanta di pentas Serie A. Raihan tiga poin itu membuat klub berjersei biru-hitam ini bisa kembali bersaing di empat besar klasemen. Hasil itu turut menjawab inkonsistensi penampilan Atalanta dua pekan terakhir. Performa Papu Gomez dan kawan-kawan sempat turun drastis saat menelan dua kekalahan beruntun, yakni 1-4 dari Napoli dan 1-3 dari Sampdoria pada pekan keempat dan kelima.
Hasil itu membuat Atalanta sempat melorot ke posisi keenam, setelah pada tiga pekan pertama bertengger di posisi teratas bermodal tiga kemenangan beruntun. ”Kami masih memiliki banyak waktu untuk menebus beberapa kesalahan di awal musim ini,” ucap Gasperini.
Atalanta menjelma menjadi klub yang disegani di Serie A beberapa musim terakhir. Mereka mengakhiri musim lalu pada peringkat ketiga sehingga musim ini kembali diperhitungkan untuk mengisi papan atas.
Kemenangan mahal
Namun, kemenangan Atalanta kali ini harus dibayar mahal. Tiga pemain utamanya cedera, yakni bek Rafael Toloi, bek Cristian Romero, dan gelandang Hans Hateboer. Cedera ketiga pemain itu menambah daftar panjang pemain cedera menjadi tujuh orang. Empat pemain Atalanta yang belum juga pulih adalah penjaga gawang Pierluigi Gollini, bek Mattia Caldara, gelandang Marten de Roon, dan gelandang Robin Gosens.
Rentetan cedera itu merugikan karena Atalanta akan menjamu Liverpool dalam pekan ketiga Grup D Liga Champions, Rabu, 4 November. ”Kami masih memiliki waktu tiga hari sebelum menghadapi Liverpool. Saya berharap salah satu dari mereka bisa pulih dan bermain,” ujar Gasperini, seperti dikutip Corriere dello Sport, Minggu.
Bagi Gasperini, Serie A dan Liga Champions sama penting. Akan tetapi, kesempatan berlaga di Liga Champions menjadi spesial. Sejak berdiri 17 Oktober 1907, Atalanta baru dua kali berpartisipasi pada kejuaraan antarklub tertinggi Eropa itu, pada dua musim terakhir.
Kami masih memiliki banyak waktu untuk menebus beberapa kesalahan di awal musim ini.
Musim lalu, Atalanta menembus perempat final sebelum takluk, 1-2, kepada Paris Saint-Germain. Musim ini, mereka tergabung dalam Grup D bersama Liverpool, Ajax, dan Midtjylland. Dari dua laga, mereka menempati peringkat kedua dengan koleksi 4 poin (imbang 2-2 dengan Ajax dan menang 4-0 atas Midtjylland).
”Serie A dan Liga Champions adalah dua kejuaraan yang sangat berbeda dan saya tidak ingin memilih di antara keduanya. Namun, saat ini, saya memilih fokus menghadapi Liverpool karena itu yang terdekat. Laga ini merupakan pertandingan besar yang akan menentukan posisi kami di grup,” tutur Gasperini.
Conte murka
Sementara itu, Pelatih Inter Milan Antonio Conte murka dengan hasil imbang 2-2 laga Inter Milan dan Parma, Minggu dini hari. ”Ini bukan pertandingan pertama kami mendominasi dan hampir kalah. Jika Anda tidak mencetak gol dalam sepak bola, Anda tidak menang,” kata Conte, dikutip Football-Italia, seusai laga.
Tak berlebihan, Conte kesal dengan hasil tersebut. Sepanjang laga, Inter Milan mendominasi permainan dengan penguasaan bola 69 persen. Mereka juga lebih banyak membuat peluang ke gawang lawan, yakni 25 tendangan berbanding 5 tendangan.
Walakin, ”Ular Besar” justru tertinggal lebih dahulu, 0-2, oleh tamunya, yakni melalui gol Gervinho di menit ke-46 dan ke-62. Mereka baru bisa menyamakan kedudukan mendekati akhir laga lewat gol Marcelo Brozovic di menit ke-64 dan Ivan Perisic selepas menit ke-90.
Hasil itu membuat Inter Milan masih kepayahan untuk menembus papan atas klasemen. ”Kami perlu melihat diri kami sendiri dan meningkatkan tekad untuk memanfaatkan peluang sebaik-baiknya. Jika tidak, kami akan membayar harganya dan hari ini kami telah menerima konsekuensi dari kesalahan tersebut,” ujar Conte.