Kisah untuk Cucu Hamilton
Balapan seri ke-13 di Sirkuit Imola yang cenderung membosankan karena minim manuver saling mendahului, disegarkan oleh eksekusi strategi Lewis Hamilton. Kemenangan ini akan menjadi kisah untuk cucu Hamilton kelak.
BOLOGNA, MINGGU — Lewis Hamilton memanfaatkan peluang tipis menyusul pit stop yang dilakukan Max Verstappen dan Valtteri Bottas untuk mengeksekusi strategi memenangi balapan. Kemenangan Hamilton di Imola, Minggu (1/11/2020), itu memastikan Mercedes meraih gelar juara konstruktor tujuh kali beruntun serta menempatkan dirinya selangkah dari gelar ketujuh juara Formula 1.
”Saya sangat bangga kepada semua orang, sangat bersyukur menjadi bagian dari ini,” teriak Hamilton melalui radio tim seusai finis terdepan. Dia mengungguli rekan setimnya, Valtteri Bottas, di posisi kedua, dan pebalap Renault Daniel Ricciardo ketiga.
”Saya tidak terlalu memikirkan jumlah gelar, tetapi ini sesuatu yang patut dibanggakan. Sepanjang kami tetap termotivasi dan bersemangat, saya pikir kami bisa meraih lebih lagi. Akan ada persaingan lebih ketat tahun depan, tidak diragukan lagi, tetapi kami menantikan tantangan itu,” kata Kepala Tim Mercedes Toto Wolff kepada Formula 1.
Mercedes menancapkan tonggak sejarah baru sebagai tim pertama yang menjadi juara konstruktor tujuh kali beruntun pada 2014-2020. Tujuh gelar juara konstruktor menyejajarkan Mercedes dengan Lotus, serta hanya selisih satu di bawah McLaren dan dua di bawah Williams. Ferrari masih memimpin dengan 16 gelar juara konstruktor.
Kemenangan kesembilan Hamilton musim ini tersebut juga menempatkan dirinya selangkah dari gelar ketujuh juara Formula 1, sama dengan rekor terbanyak milik Michael Schumacher. Hamilton kini mengumpulkan 282 poin dengan tambahan 26 poin dari finis terdepan dan pebalap dengan lap tercepat. Dia unggul 85 poin dari Bottas di posisi kedua. Dengan empat balapan tersisa, serta 100 poin maksimal. Hamilton akan menjadi juara dunia dengan finis kedua pada balapan di Turki pada 15 November di Istanbul Park.
”Ini balapan yang melelahkan, kecepatan yang kami lakukan setelah start yang buruk,” ujar Hamilton yang sempat berada di posisi ketiga hingga lap 20.
”Saat ini sungguh luar biasa. Saya memandang ke kru saya dan saya tahu semua pria dan wanita di sini dan yang di pabrik, mereka adalah para pahlawan tanpa tanda jasa. Merekalah yang terus melakukan pengembangan, tidak pernah menyerah. Orang yang melihat kami berpikir kami terbiasa dengan ini, tetapi ini selalu terasa seperti yang pertama karena spirit dari tim ini,” kata Hamilton.
”Kami memiliki pemimpin yang hebat di dalam tim kami yang besar, terima kasih banyak kepada Mercedes,” kata Hamilton.
”Tujuh (juara konstruktor) sungguh luar biasa. Meskipun kami memiliki performa yang sangat bagus, ini tidak mudah untuk terus mempersembahkan itu setiap pekan. Kawan-kawan sangat jitu dalam membongkar dan merangkai kembali mobil di setiap pekan,” ujar pebalap asal Inggris itu.
Tujuh kali juara, sesuatu untuk dikisahkan pada cucu saya.
”Tujuh kali juara, sesuatu untuk dikisahkan kepada cucu saya,” pungkas pebalap berusia 35 tahun itu.
Strategi jitu
Hamilton memenangi balapan di Imola ini dengan strategi yang jitu. Dia memanfaatkan peluang sekecil mungkin untuk bisa finis terdepan. Awalnya, Hamilton memprediksi balapan di Imola akan membosankan karena trek yang sempit membuat sulit untuk mendahului pebalap di depan. Atmosfer membosankan itu sempat terasa hingga lap ke-18 dengan Valtteri Bottas memimpin, diikuti Max Verstappen, dan Hamilton.
Namun, situasi berubah menyusul Verstappen melakukan pit stop, mengganti ban medium dengan ban keras pada lap 19. Mercedes merespons dengan menginstruksikan Bottas masuk pit pada lap 20. Hamilton yang mengambil alih posisi terdepan memberitahu timnya untuk tidak disuruh segera masuk mengganti ban. ”Saya berusaha mencetak pace, jangan minta saya untuk berhenti,” tegasnya melalui radio tim Mercedes.
Hamilton memaksimalkan usia ban medium untuk mencetak selisih waktu yang aman dengan Bottas. Pada lap 26 dengan selisih waktu 23 detik, Hamilton diminta timnya untuk terus di lintasan hingga 10 putaran lagi. Namun, Hamilton sudah mulai kehilangan pace karena ban mulai aus. Adapun Bottas dan Verstappen yang ban kerasnya mulai mencapai suhu optimal terus mengejar.
Dalam situasi yang berisiko itu, keberuntungan menyelimuti Hamilton dengan adanya virtual safety car menyusul kerusakan kopling mobil pebalap Renault Esteban Ocon. Dia masuk pit pada lap 30 dan mengganti ban medium dengan kompon keras. Hamilton kembali ke lintasan tetap di posisi terdepan dengan selisih 3,5 detik dari Bottas.
Hamilton juga sangat tenang saat safety car masuk lintasan pada lap 51 menyusul kerusakan mobil Verstappen yang pecah ban belakang kanan di tikungan 5. Situasi ini membuat persaingan podium berubah drastis. Hamilton yang awalnya unggul sekitar 25 detik dari Bottas di posisi ketiga, terpangkas drastis oleh safety car menjadi 2,4 detik.
Bottas memanfaatkan situasi itu untuk mengganti ban keras dengan ban berkompon lunak. Ini strategi untuk mendahului Hamilton yang menggunakan ban keras yang sudah mulai aus, saat safety car selesai. Namun, Hamilton masih bisa memaksimalkan performa ban, bahkan mencetak waktu lap tercepat pada lap 62, satu lap sebelum finis terdepan.
Bottas gagal memanfaatkan kesempatan kedua untuk memenangi balapan yang sempat dia pimpin hingga lap 20. Bottas tidak beruntung di Imola karena ada kerusakan pada lantai mobilnya. Sayap aerodinamika juga rusak ringan dan sudah dirasakan Bottas sejak lap kedua. Bottas semakin melambat dan bisa didahului Verstappen pada lap 46. Balapan seolah sudah selesai karena Verstappen terus menjauh dari Bottas, dan podium kedua di depan mata.
Namun, nasib buruk menimpa pebalap asal Belanda itu pada lap 51. ”Sesuatu rusak di bagian belakang mobil,” teriak Verstappen melalui radio tim Red Bull. Mobilnya melintir dan masuk ke kerikil di tepi lintasan akibat ban belakang kanan pecah. Kepala Tim Red Bull Christian Horner menegaskan, ini sangat disayangkan karena Verstappen membalap dengan sangat baik dan posisi kedua sudah dalam genggaman hingga insiden itu.
Safety car itu juga dimanfaatkan para pebalap lain untuk melakukan penggantian ban dengan kompon lunak untuk melakukan serangan di lap-lap akhir setelah safety car selesai. Pebalap Ferrari Charles Leclerc salah satunya, yang mengincar pebalap Renault Daniel Ricciardo, yang berada di posisi tiga. Peluang meraih podium menjadi sangat ketat mulai lap 57 setelah safety car selesai. Ricciardo mampu bertahan dari tekanan dan finis ketiga, sedangkan Leclerc finis di posisi lima karena didahului pebalap AlphaTauri Daniil Kvyat yang finis keempat.