Quique Setien, Pelatih Barcelona di musim lalu, akhirnya buka suara terkait hubungannya dengan Lionel Messi. Meski Setien telah pergi, Barcelona nyatanya belum bisa keluar dari performa inkonsisten di awal musim ini.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BARCELONA, MINGGU — Mantan Pelatih Barcelona Quique Setien akhirnya bersedia mengeluarkan pandangannya terkait masa baktinya selama delapan bulan melatih ”El Barca”. Dalam wawancara bersama pelatih legendaris Spanyol, Vicente Del Bosque, Setien mengungkapkan kesulitannya mengendalikan skuad Barcelona, terutama Lionel Messi.
”Leo (Messi) sulit diatur. Siapa saya yang ingin mengubah dirinya? Jika klub telah menerima ia selama bertahun-tahun, mustahil bagi saya untuk mengubahnya demi menjalankan skema permainan yang saya inginkan,” ucap Setien kepada Del Bosque, yang memimpin tim nasional Spanyol untuk meraih Piala Dunia 2010.
Wawancara itu diterbitkan oleh surat kabar asal Catalan, El Pais, edisi Minggu (1/11/2020). Itu adalah wawancara pertama yang dilakukan Setien setelah dipecat Barcelona seusai kekalahan memalukan, 2-8, dari Bayern Muenchen pada babak 16 besar Liga Champions musim 2019-2020, Agustus lalu.
Menurut Setien, Messi adalah pemain terbaik yang pernah ia latih selama hampir dua dekade berkarier sebagai pelatih. Hal itu, lanjutnya, didasari konsistensi yang ditunjukkan pemain berjuluk ”La Pulga” itu karena mampu bermain di level tertinggi selama 15 musim terakhir.
Namun, lanjut Setien, Messi hanya menginginkan permainan yang sesuai dengan keinginannya. Selain itu, Setien menuturkan, siapa pun pelatih Barcelona akan kesulitan mengatur Messi karena pemain bernomor punggung 10 itu telah dianggap lebih penting dibandingkan dengan nama besar dan sejarah panjang ”El Barca”.
”Ia (Messi) sangat pendiam, tetapi bisa membuatmu melakukan apa pun yang diinginkannya. Saya selalu ingin membuat keputusan demi klub, tetapi ada jutaan orang menganggap Leo lebih penting daripada klub dan pelatih. Sebab, Leo, seperti pemain lain di sekitarnya, telah menjalani 14 tahun dengan memenangi segalanya,” tutur pelatih berusia 62 tahun itu.
Del Bosque lalu bertanya, ”Apakah perkataan mantan Pelatih Barcelona Gerardo Martino kepada Messi, ’Saya tahu jika kamu bisa menghubungi presiden klub untuk membuang saya’, sangat cocok dengan kondisi Anda?”
”Ya, saya telah mendengar kalimat itu. Saya tidak butuh cerita dari Martino atau orang lain. Saya telah mengalami sendiri situasi itu sehingga saya bisa memberikan penilaian akurat tentang pemain ini (Messi),” ujar Setien.
Setien serupa dengan Martino. Keduanya adalah pelatih yang gagal mempersembahkan satu gelar pun bagi Barcelona dalam satu dekade terakhir. Martino pada musim 2013-2014, sedangkan Setien gagal membawa ”El Barca” meraih trofi mayor pada musim lalu.
Secara total, Setien memimpin skuad Barcelona di 25 pertandingan. Dari jumlah laga itu, Barcelona meraih 16 kemenangan, 4 hasil imbang, serta 5 kali kekalahan. Di era Setien, Barcelona mencetak 50 gol dan kebobolan 27 gol.
Mengenai kesannya melatih Barcelona, Setien berkata, ”Selama di Barcelona, saya tidak mampu menunjukkan identitas permainan saya yang sesungguhnya. Saya tidak bisa dan tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi. Ketika sepakat menangani Barcelona, saya tahu perjalanan saya tidak akan mudah meskipun memiliki pemain-pemain terbaik di dunia.”
Kembali tertahan
Setelah era Setien berakhir, Barcelona belum mampu keluar dari krisis di awal musim ini. Ronald Koeman yang melanjutkan tongkat estafet pelatih Barcelona masih kesulitan menghadirkan konsistensi.
”El Barca” memang mampu meraih dua kemenangan di dua laga awal Liga Champions, termasuk mengalahkan Juventus, 2-0, tetapi di kancah domestik, Barcelona baru meraih delapan poin dari enam pertandingan. Alhasil, Barcelona tertahan di peringkat ke-12. Barcelona tertinggal delapan poin dari rival abadi, Real Madrid, yang memimpin klasemen Liga Spanyol.
Dalam laga pekan keenam melawan tim semenjana Alaves, Minggu (1/11/2020) dini hari WIB, Barcelona hanya mampu membawa pulang satu poin dari Stadion Mendizorroza. Saat Alaves bermain dengan 10 orang selama 28 menit terakhir laga, Barcelona hanya mampu mencetak satu gol lewat sepakan Antoinne Griezmann.
Gol perdana penyerang asal Perancis di musim 2020-2021 itu menjadi gol penyama skor setelah tuan rumah unggul lebih dulu berkat gol gelandang sayap Luis Rioja di menit ke-31. Hasil itu adalah raihan poin pertama Alaves saat berhadapan melawan Barcelona. Sejak berduel di musim 2016-2017, Alaves selalu kalah dari ”El Barca”.
Hasil imbang itu terasa menyakitkan karena Barcelona amat mendominasi pertandingan. Barcelona melakukan 25 tembakan, memiliki kesempatan tendangan pojok 14 kali, serta menguasai penguasaan bola hingga 80 persen. Adapun Alaves hanya butuh empat tembakan untuk mencetak sebuah gol, lalu hanya mendapatkan dua tendangan pojok, serta fokus bertahan sehingga hanya mengoleksi 20 persen penguasaan bola.
”Hasil ini membuat saya dan seluruh skuad merasa marah. Kami seharusnya bisa membawa pulang tiga poin,” kata Griezmann, dilansir Sport.
Menurut Koeman, hasil imbang itu semakin menunjukkan kelemahan timnya di awal musim ini, yakni efektivitas di kotak penalti. ”Kegagalan kami tidak bisa menang bukan karena lemahnya konsentrasi pemain dalam beberapa momen. Namun, hal itu lebih disebabkan kualitas tembakan dan penyelesaian akhir yang sangat buruk,” ucap pelatih berkebangsaan Belanda itu. (AFP)