Keraguan mulai merongrong Andrea Pirlo terkait kepantasannya melatih Juventus. Hal itu tidak lepas dari kekalahan 0-2 oleh Barcelona di Liga Champions. Juve butuh pemain panutannya, Cristiano Ronaldo, segera kembali.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
TURIN, KAMIS - Pelatih Andrea Pirlo mulai menemui jalan terjal di masa awal memimpin ruang ganti Juventus. Jadwal padat serta absennya sejumlah pemain bintang membelenggu Pirlo. Alhasil, ”Si Nyonya Besar” belum tampil meyakinkan dan konsisten di tujuh laga yang telah dijalaninya musim ini.
Berstatus sebagai penguasa Italia dalam sembilan musim terakhir tidak lantas membuat Juventus mampu mengimbangi Barcelona di pekan kedua penyisihan Grup G Liga Champions Eropa di Stadion Allianz, Turin, Kamis (29/10/2020) dini hari WIB. Juve kalah 0-2.
Laga itu menjadi kekalahan perdana Pirlo sebagai pelatih. Sejak memulai debutnya sebagai pelatih, yaitu di Juve mulai 21 September lalu, Pirlo telah menjalani tujuh laga. Hasilnya berupa tiga kemenangan, tiga imbang, dan sekali kalah.
Sebelum menghadapi Barca, Juve juga gagal menang, yaitu ditahan Crotone dan Hellas Verona di Liga Italia. Dalam laga melawan Barcelona, tiga gol Juventus yang dicetak Alvaro Morata dianulir wasit setelah berkonsultasi dengan VAR (asisten wasit peninjau video). Dua gol Morata ke gawang Crotone dan Verona juga tidak disahkan wasit menyusul intervensi VAR.
Terlepas dari hal itu, secara umum, Juventus inferior di hadapan ”El Barca”. Tim asuhan Pirlo itu gagal menciptakan satu pun tembakan tepat ke arah gawang Barcelona yang dijaga mantan kiper Juve, Neto. Selain itu, Barca unggul jauh penguasaan bola, yaitu 60 persen.
Mental pemain muda
Permainan buruk Juve itu tidak lepas dari absennya sosok pemimpin di atas lapangan. Bek Giorgio Chiellini masih dibekap cedera, adapun penyerang Cristiano Ronaldo masih positif Covid-19. Bek Leonardo Bonucci, pemain paling senior yang dipercaya memegang ban kapten, tidak cukup mengangkat mental sejumlah pemain muda Juve.
Menghadapi Barca, Pirlo menurunkan banyak pemain muda, seperti Merih Demiral, Rodrigo Bentancur, Federico Chiesa, dan Dejan Kulusevski.
Hasil (kekalahan) itu adalah hal yang alami ketika kami bermain dengan para pemain muda yang masih memiliki sedikit pengalaman di kompetisi Eropa.(Leonardo Bonucci)
Menurut Pirlo, para pemain mudanya itu masih memerlukan waktu beradaptasi dengan sistem baru. Oleh karena itu, Pirlo awalnya berencana membimbing mereka dengan kehadiran pemain utama seperti Ronaldo dan Chiellini yang jadi panutan di Juventus.
”Tim ini masih dalam periode pembentukan, sehingga kami perlu pemain berpengalaman untuk membantu perkembangan sebagian pemain muda yang baru bergabung dan belum lama bermain bersama,” kata Pirlo dilansir Tuttosport.
Adapun Bonucci menilai, permainan timnya jauh di bawah level sesungguhnya. Namun, ia meminta rekan-rekannya tidak patah semangat setelah tumbang dari Barcelona.
”Hasil (kekalahan) itu adalah hal yang alami ketika kami bermain dengan para pemain muda yang masih memiliki sedikit pengalaman di kompetisi Eropa. Sulit untuk tampil maksimal saat kami kehilangan beberapa pemain utama dan mulai merasakan kelelahan setelah selalu bermain setiap tiga hari,” ucap bek berusia 33 tahun itu.
Menurut jurnalis La Gazzetta dello Sport, Sebastiano Vernazza, permainan Juventus mengalami kemunduran pada awal musim ini sehingga tidak mampu mengimbangi Barcelona, tim yang sebetulnya juga tampil di bawah performa optimalnya.
”Sebagai pelatih baru yang masih hijau pengalaman melatih, Pirlo memerlukan penyesuaian dan adaptasi untuk menampilkan ide permainannya. Tetapi, Pirlo melatih Juventus, tim yang tidak terbiasa memberikan waktu lama kepada pelatih untuk menyesuaikan diri dengan tekanan dan ekspektasi tinggi,” ungkap Vernazza.
Persoalan lain yang terlihat di tubuh Juve musim ini adalah masalah kedisiplinan. Mereka menerima tiga kartu merah dari tujuh laga musim ini. Pada laga versus Barca, pemain yang dikartu-merah adalah Demiral. Juve juga mendapat kartu merah saat menghadapi AS Roma dan Crotone. Kedua laga itu berakhir imbang.
Padahal, sepanjang musim lalu, Juve hanya menerima empat kartu merah dari total 52 laga yang dijalaninya. ”Selalu mengecewakan ketika kami hanya bermain dengan 10 pemain sebelum laga berakhir. Situasi itu membuat kami kesulitan menerapkan rencana permainan,” kata Pirlo yang telah menjalani 119 laga sebagai pemain Juve pada periode 2011-2015.
Titik balik Barca
Adapun bagi Barcelona, kemenangan di Turin itu menjadi titik balik penampilan mereka pada awal musim 2020-2021 ini. Pelatih Barcelona Ronald Koeman menilai, skuadnya kini mendapatkan suntikan kepercayaan diri. Sebelumnya, mereka gagal menang di tiga laga terakhirnya di Liga Spanyol.
”Menang melawan salah satu tim terbaik di Eropa tentunya membantu kami untuk bangkit di laga selanjutnya. Kami telah menampilkan permainan terbaik pada musim ini untuk mengalahkan Juventus,” ujar Koeman, pelatih asal Belanda.
Kemenangan di Turin itu pun sangat spesial bagi Barca, khususnya Koeman. Ia mengukir sejarah, yaitu menjadi pelatih pertama Barcelona yang mampu mengalahkan Juventus di Turin. Dalam enam lawatan sebelumnya ke kandang Juventus, ”El Barca” selalu gagal menang. Hanya tiga hasil seri yang maksimal dibawa pulang mereka.
Selain itu, Barca kini kokoh di puncak Grup G dengan koleksi enam poin dari dua laga. Mereka sejajar dengan Bayern Muenchen, Manchester City, Liverpool, dan Manchester United, yang juga meraih poin sempurna sejauh ini.(REUTERS)