Barcelona masih berupaya keluar dari tren inkonsistensi di awal musim ini. Pelatih Barcelona Ronald Koeman berambisi mengalahkan Juventus demi membuktikan dirinya pantas memimpin "El Barca".
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BARCELONA, SELASA – Penampilan Barcelona di awal era Ronald Koeman ternyata masih jauh dari harapan para pendukung. Meskipun telah memiliki pengalaman sebagai pelatih selama dua dekade, Koeman belum mampu menemukan penawar enigma "El Barca" yang bermain inkonsisten dan gagal meraih trofi mayor di akhir musim 2019-2020.
Jelang laga kedua Liga Champions musim 2020-2021 menghadapi Juventus di Stadion Allianz Arena, Kamis (29/10/2020), pukul 03.00 WIB, Koeman dituntut untuk segera bisa mengeluarkan performa terbaik Barcelona. Setelah kalah dua laga beruntun di Liga Spanyol, termasuk tumbang dari Real Madrid pada duel el clasico, Sabtu (24/10) lalu, membuat situasi Koeman semakin sulit.
Dari lima pertandingan yang telah dijalani di Liga Spanyol musim 2020-2021, Barcelona terdampar di posisi ke-12 dengan perolehan tujuh poin. Itu menjadi posisi terendah Barcelona ketika Liga Spanyol menggunakan format tiga poin sejak musim 1995-1996.
Meski begitu, Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu meminta para pendukung bersabar untuk menanti konsistensi hasil kemenangan di masa kepemimpinan Koeman.
“Kepribadian dan keputusannya telah memberikan kesan yang baik. Untuk mencapai kesuksesan di Barcelona, Koeman perlu bantuan dari seluruh pihak di Barcelona, sehingga saya berharap seluruh individu di klub ini mendukung dan menghargai dirinya,” ujar Bartomeu kepada Mundo Deportivo, Selasa (27/10/2020).
Di sisi lain, Koeman akan memimpin anak asuhannya ke Turin dengan kondisi yang kurang baik. Lini belakang harus kehilangan dua pilar utama, yaitu kiper, Marc-Andre ter Stegen, yang masih menderita cedera, serta bek, Gerard Pique, yang menjalani hukuman kartu merah di laga perdana Liga Champions kontra Ferencvaros, pekan lalu.
Tak hanya kehilangan dua pemain itu, Koeman juga belum mampu mengeluarkan kemampuan terbaik sang kapten, Lionel Messi. Di awal musim ini, Messi baru mencetak dua gol. Catatan itu merupakan raihan gol terburuk bagi pemain bernomor punggung 10 itu sejak menjadi sumber gol utama tim pada musim 2009-2010.
Sebagai gantinya, Koeman berharap kepada pemain muda, Ansu Fati, untuk menjadi pencetak gol Barcelona ke gawang Juventus. Fati, yang baru berusia 17 tahun, telah menciptakan lima gol di musim ini. Untuk mengganti Pique, Koeman akan memberikan tanggung jawab kepada bek muda, Ronald Araujo, untuk menemani Clement Lenglet.
Barcelona dan Juventus adalah tim terkuat di grup G. Tetapi, siapa yang paling unggul di antara kedua tim harus dibuktikan dalam duel di atas lapangan.
Koeman menilai, laga melawan Juventus adalah salah satu laga terpenting bagi timnya di awal musim ini, terutama untuk menentukan langkah Barcelona di Liga Champions. “Barcelona dan Juventus adalah tim terkuat di grup G. Tetapi, siapa yang paling unggul di antara kedua tim harus dibuktikan dalam duel di atas lapangan,” kata Koeman.
Adapun Barcelona dan Juventus memulai kampanye Liga Champions musim ini dengan kemenangan. Barcelona menumbangkan wakil Hungaria, Ferencvaros, 5-1, sedangkan Juventus mengalahkan tuan rumah, Dynamo Kyiv, 2-0, di Ukraina.
Permulaan terburuk
Setelah tumbang dalam el clasico perdananya sebagai pelatih Barcelona, Koeman menyamai rekor terburuk Barcelona dalam lima laga awal musim karena baru mengemas dua kemenangan. Terakhir kali, “El Barca” baru mengumpulkan dua hasil positif di lima laga awal Liga Spanyol terjadi pada musim 1991-1992. Kala itu, Barcelona yang dilatih Johan Cruyff menduduki peringkat ke-10 setelah hanya meraih dua kemenangan dan tiga kekalahan.
Di musim 1991-1992, Koeman menjadi bagian dari skuad Barcelona. Meskipun memulai musim dengan buruk, Cruyff berhasil mempersembahkan gelar Liga Spanyol dan Liga Champions perdana untuk Barcelona.
Namun, kondisi Cruyff amat berbeda dengan yang dialami Koeman saat ini. Cruyff menjalani awal yang buruk itu di musim keempatnya memimpin di Stadion Camp Nou, sedangkan Koeman baru menjalani musim pertama melatih Barcelona. Selain itu, mantan pemain Barcelona periode 1989-1995 itu dipusingkan dengan intrik di tubuh internal klub yang melibatkan Bartomeu dengan sejumlah pemain senior, seperti Messi dan Pique.
Walakin, Bartomeu tetap yakin Koeman mampu membalikkan kondisi buruk saat ini di akhir musim nanti. “Di tengah situasi yang sulit di internal klub dan keadaan rumit secara ekonomi, Koeman tetap mampu menghadirkan ide sepak bola yang sesuai dengan identitas Barcelona,” kata Bartomeu.
Krisis pertahanan
Sementara itu, Juventus akan menjamu Barcelona juga dalam kondisi yang tidak sempurna. “Si Nyonya Besar” hanya meraih dua hasil imbang dalam dua laga terakhir di Liga Italia. Hal itu membuat Juventus tertahan di posisi kelima dengan raihan sembilan poin, sehingga tertinggal empat poin dari pemuncak klasemen sementara, AC Milan.
Juventus juga tengah dihantui krisis lini pertahanan. Dari empat bek tengah hanya Merih Demiral yang dipastikan bisa bermain sejak menit awal dalam laga kontra “El Barca”. Sementara itu, Matthijs De Ligt dan sang kapten, Giorgio Chiellini, masih menjalani pemulihan cedera. Adapun Leonardo Bonucci, yang sempat mengalami masalah di paha kanan ketika menghadapi Hellas Verona, akhir pekan lalu, hanya melakukan latihan individu di sesi latihan terakhir tim jelang melawan Barcelona, Selasa kemarin.
Situasi itu membuat Pelatih Juventus Andrea Pirlo perlu menunggu hasil analisis tim medis terkait kondisi Bonucci dan De Ligt untuk bisa dimainkan sebagai 11 pemain mula. Atas dasar itu, Pirlo juga tengah mempertimbangkan sejumlah nama untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Bonucci dalam skema tiga bek yang digunakan Juventus. Weston McKennie, Juan Cuadrado, dan Gianluca Frabotta diproyeksikan akan melengkapi trio bek Juventus yang akan diisi Demiral dan Danilo.
Di sisi lain, Pirlo juga belum bisa memainkan Cristiano Ronaldo yang masih menjalani tahap pemulihan Covid-19. Meskipun tidak mengalami gejala Covid-19, Ronaldo telah absen dalam sesi latihan tim selama dua pekan.
Meski begitu, Pirlo tetap tenang untuk menghadapi laga besar perdananya di Liga Champions. “Saya tidak khawatir dengan kondisi tim ini jelang melawan Barcelona. Kami akan memainkan laga di Liga Champions dengan sangat berbeda dibandingkan ketika kami menghadapi Crotone dan Verona di liga yang hanya meraih hasil seri,” ucap Pirlo.
Cuadrado sepakat dengan sang pelatih. Menurut dia, pertandingan melawan Barcelona membutuhkan pendekatan permainan yang berbeda dan skuad Juventus memiliki motivasi ekstra di Liga Champions.
“Menghadapi Barcelona akan menjadi pertandingan yang indah. Kami harus menunjukkan kekuatan Juventus dan tidak melakukan kesalahan sekecil apapun,” kata pemain berkebangsaan Kolombia itu kepada Tuttosport. (AFP)