Lewis Hamilton belum akan berhenti mencetak rekor-rekor baru di ajang Formula 1. Setelah melampui rekor kemenangan Michael Schumacher, Hamilton masih memiliki waktu melampui rekor tujuh kali juara dunia F1 milik Schumy.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
Lewis Hamilton kini menjadi pebalap Formula 1 dengan kemenangan terbanyak setelah meraih podium tertinggi ke-92 di Portimao, Portugal, Minggu (25/10/2020). Dia masih akan terus menambah jumlah kemenangan itu yang bakal sulit dipecahkan oleh pebalap lain. Rekor kemenangan ini membuat dia merinding, sedikit ngeri, karena tidak pernah terbayangkan.
Rekor itu berdiri di atas fondasi yang dia letakan 13 tahun lalu di Kanada. Hamilton baru berusia 22 tahun saat menjalani musim pertamanya di ajang Formula 1 pada 2007. Namun, juara GP2 pada tahun sebelumnya itu langsung tancap gas dengan lima kali beruntun naik podium sejak awal musim. Pebalap rookie itu bisa bersaing dengan para kawakan, seperti rekan setimnya di McLaren-Mercedes, Fernando Alonso; serta dua pebalap Ferrari, Kimi Raikkonen dan Felipe Massa.
Hamilton kemudian meraih momen istimewa pada seri keenam di Kanada dengan meraih pole position serta kemenangan pertama. Hamilton mendedikasikan kemenangan itu untuk ayahnya yang berkorban banyak untuk dirinya sejak di level gokar. ”Tanpa dia, ini semua tidak mungkin terjadi,” tulis Hamilton dalam buku otobiografi Lewis Hamilton My Story.
Balapan di Sirkuit Gilles Villeneuve itu menjadi pembuktian besar Hamilton pada banyak orang yang meragukan dirinya. Dia sempat dinilai tidak akan bisa mengalahkan Alonso meskipun sempat menyamai catatan waktu pebalap Spanyol itu saat tes pramusim. Dia merasa mendapat suntikan motivasi dan semangat hingga 200 persen di Montreal karena meraih kemenangan pertama juga pole position pertama.
Itu bukanlah momen kebetulan karena pada seri ketujuh di Amerika Serikat dia kembali meraih kemenangan. Dia pun mulai menjadi salah satu kandidat juara F1. Dalam delapan seri berikutnya, Hamilton hanya tiga kali gagal naik podium di Jerman, Turki, dan Belgia. Dalam rentang itu, dia juga meraih dua kemenangan di Hongaria dan Jepang. Memasuki dua seri terakhir, di China dan Brasil, dia memimpin perburuan juara dengan 12 poin di atas Raikkonen.
Kegagalan
Namun, mimpi Hamilton meraih juara pada musim debutnya pupus karena gagal finis di China. Raikkonen pun memastikan gelar juara pada seri pamungkas di Brasil. Kegagalan itu menyakitkan karena hanya satu poin yang memisahkan Hamilton dengan gelar juara Formula 1.
Kekalahan itu mengubah pola pikir Hamilton bahwa semua bisa berubah dengan sangat cepat. Dia harus terus fokus dan bekerja keras dalam kejuaraan seketat Formula 1. Hamilton pun belajar mengatasi tekanan dan tidak memikirkan hal-hal negatif yang dikatakan orang lain. Hal itu dia buktikan pada musim 2008 saat bersaing ketat dengan Massa hingga seri terakhir di Interlagos, Brasil.
Massa memimpin perburuan juara, tetapi sangat tipis. Massa akan meraih gelar juara pertamanya jika finis terdepan dan Hamilton finis di luar lima besar. Momen itu lebih dikenal dengan juara 40 detik bagi Massa yang finis terdepan di Brasil. Namun, gelar juara berpindah dengan cepat ke Hamilton yang pada lima lap terakhir masih berada di posisi tujuh di belakang dua pebalap Toyota, Jarno Trulli dan Timo Glock.
Hamilton bisa melewati Trulli. Namun, hingga memasuki lap terakhir, ia masih di posisi keenam di belakang Glock. Trek yang basah itu tidak menolerir kesalahan. Itu dialami oleh Glock hingga Hamilton bisa finis kelima dan menjadi juara dunia untuk pertama kali.
Bukan dongeng
Kemenangan pertama pada musim kedua itu dinilai sebagai awal dari banyak kemenangan bagi sang bintang baru F1. Namun, itu tidak mengalir seperti sebuah dongeng. Hamilton gagal mengulang kemenangan itu pada lima musim berikutnya, yang dijuarai oleh Jenson Button, dan empat kali beruntun oleh Sebastian Vettel.
Hamilton baru kembali melejit sejak era mesin turbo hibrida 1,6 liter pada 2014. Dia menguasai lima gelar juara sejak saat itu, diselingi oleh Nico Rosberg pada 2016. Hamilton terus mendominasi Formula 1 dan terus memecahkan berbagai rekor. Terakhir, dia memecahkan rekor kemenangan terbanyak dengan meraih kemenangan ke-92 di Portimao, akhir pekan lalu. Dia melampaui rekor kemenangan sepanjang masa milik Michael Schumacher, yaitu 91 kemenangan.
Kemenangan ini membuat Hamilton unggul 77 poin atas rekan setimnya di Mercedes, Valtteri Bottas, di posisi kedua klasemen sementara pebalap. Ini membuka peluang Hamilton mengunci gelar juara pada seri Turki pada 15 November. Gelar juara musim ini akan menyamai rekor milik Schumacher lainnya, yaitu tujuh kali juara dunia F1.
Jika Hamilton menyamai rekor juara Schumacher, momen itu akan mengawali pembuatan sejarah baru. Pebalap berusia 35 tahun itu belum berencana pensiun sehingga masih memiliki kesempatan untuk meraih lebih banyak gelar juara. Apalagi, musim depan tidak ada pengembangan mesin sebagai konsekuensi tekanan finansial akibat pandemi Covid-19. Dominasi mobil Mercedes pada era turbo hibrida pun masih akan berlanjut bersama Hamilton yang belum tertandingi oleh pebalap-pebalap lainnya.
Hamilton berpeluang mengunci gelar juara pada seri Turki pada 15 November. Gelar juara musim ini akan menyamai rekor milik Schumacher lainnya, yaitu tujuh kali juara dunia F1.
Merasa muda kembali
Hamilton masih akan tancap gas karena kemenangan ke-92 di Portimao membuat dirinya merasa muda kembali. ”Sangat sulit menjelaskan apa yang dirasakan. Saya merasa muda, berenergi,” tegas Hamilton kepada Sky Sports.
Namun, setiap kemenangan tidak pernah mudah diraih. Hamilton mempersiapkan dirinya semaksimal mungkin di setiap akhir pekan balapan. Dia berkonsentrasi penuh supaya tidak melupakan detail strategi yang telah dirancang untuk memenangi balapan, detail perubahan setelan mobil, serta mengatasi ketegangan. Di setiap balapan dia juga menghadapi situasi ketidakpastian yang menambah tekanan.
”Semua ini telah dilalui, tetapi masih tetap menakutkan. Anda bangun pada Minggu dan setiap Minggu Anda merasa berbeda. Ini sulit untuk disadari. Apakah saya bisa bagus hari ini?” kata Hamilton.
Kemampuan Hamilton mengalahkan keraguan dengan membangkitkan motivasi diri itulah yang membuat dia memaksimalkan kemampuan dirinya serta potensi mobilnya. Pada balapan di Portimao, dia sempat turun hingga posisi ketiga, tetapi mampu kembali memimpin balapan dan menang dengan selisih waktu 25,592 detik dari Bottas yang finis kedua.
Mentalitas itu ditempa sejak dia masih di gokar, Formula A, dan masa sulit pada awal Formula Renault. Hamilton mendapat kesempatan menjalani tes di kelas Formula Renault bersama Manor Motorsport pada 2001. Balapan pertama Hamilton di Formula Renault dijalani di Donington Park pada November 2001. Dia merasakan atmosfer yang berbeda pada balapan dengan mobil balap berkursi tunggal yang lebih ”galak”. Saat start, dia pun langsung didahului mobil-mobil lain.
”Di gokar, saya raja. Sekarang, di kursi tunggal, saya kembali ke awal,” tulis Hamilton dalam buku otobiografinya.
Perubahan besar terjadi di balapan Formula karena dia tidak bisa lagi bersantai dan bermain setelah balapan. Hamilton memasuki dunia baru, di mana dia harus ikut menganalisis data bersama tim mekanik dan pelatihnya. Data yang sangat detail dan perencanaan strategi balapan adalah sesuatu yang asing bagi pebalap gokar.
Pada 2002, pada musim penuhnya di Formula Renault, Hamilton merasakan tekanan yang berat karena persaingan sangat ketat. Dia menemukan klik pada 2003 dan memenangi 10 balapan dari 15 seri, dua kali finis kedua dan sekali finis ketiga. Tahun itu dia juara dengan dua sisa balapan.
Masa-masa sulit itu mematangkan mental Hamilton seiring dengan pengalaman yang mengasah kemampuan teknis. Dia kini menjadi pebalap terbaik di ajang Formula 1 dan terus melampaui rekor-rekor pada legenda F1 seperti idolanya, Ayrton Senna, Michael Schumacher, juga Alain Prost.
Namun, Hamilton tidak pernah melupakan timnya yang merancang strategi serta menyiapkan mobil untuk dipacu. Keandalan mesin Mercedes juga mendukung pencapaiannya. Itu dibuktikan dengan hanya satu kegagalan finis dalam 79 balapan. Itu terjadi karena Hamilton dikelilingi oleh orang-orang yang selalu ingin berkembang. Mereka selalu menjejak bumi, tidak terlena oleh kesuksesan yang telah diraih.