Laga-laga yang dijalani Liverpool kembali diwarnai kontroversi akibat keputusan wasit. Kini, kontroversi itu melibatkan Fabinho yang berupaya merebut bola dari Oli McBurnie.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
LIVERPOOL, MINGGU — Liverpool masih mempertontonkan keperkasaan mereka saat mengalahkan Sheffield United, 2-1, di Stadion Anfield, Minggu (25/20/2020) dini hari WIB. Namun, ”Si Merah” sekali lagi harus bergulat dengan putusan kontroversial hasil pengecekan asisten wasit peninjau video alias VAR.
Keputusan kontroversial itu terjadi setelah bek Liverpool, Fabinho, menekel Oli McBurnie ketika laga baru berjalan sekitar 10 menit. Wasit Mike Dean pada awalnya memberikan hadiah tendangan bebas kepada Sheffield karena pelanggaran itu terjadi di luar kotak penalti. Tidak lama kemudian, Dean merevisi keputusannya setelah mendapat masukan dari tim VAR dan memberikan hadiah tendangan penalti kepada Sheffield.
Keputusan itu menjadi kontroversial karena pelanggaran tersebut terjadi di garis kotak penalti sehingga menimbulkan perdebatan apakah pelanggaran itu terjadi di dalam atau luar kotak penalti. Perdebatan kedua mengenai tekel Fabinho itu sendiri, apakah bersih atau tidak.
Itu bahkan bukan sebuah pelanggaran. Ada banyak periode berbeda selama satu musim. Kami pernah mendapatkan ketidakadilan dan kami harus mengalaminya lagi.
”Itu bahkan bukan sebuah pelanggaran. Ada banyak periode berbeda selama satu musim. Kami pernah mendapatkan ketidakadilan dan kami harus mengalaminya lagi,” kata Manajer Liverpool Juergen Klopp. Tendangan penalti yang diambil oleh gelandang Sheffield, Sander Berge, itu pun membuat Liverpool tertinggal 0-1.
Manajer Sheffield United Chris Wilder berkata lain. ”Saya rasa itu memang penalti dan saya diberi tahu sebenarnya ada (pelanggaran) lainnya (yang bisa berbuah tendangan penalti),” kata Wilder, dikutip BBC.
Sheffield mampu memberikan tekanan pada laga itu, tetapi mereka tidak mampu mengatasi ketajaman serangan Liverpool dan itu membuat Wilder kecewa. Ia menceritakan timnya sangat optimistis bisa menang saat menuju ke Anfield, tetapi mereka pulang dengan rasa kecewa karena peluang kemenangan itu lenyap.
Setelah unggul 1-0, Sheffield tidak mampu memberikan tekanan lebih dan membobol gawang Liverpool lagi yang sedang tidak dijaga bek Virgil van Dijk karena cedera. Sebaliknya, Liverpool justru bisa menyamakan kedudukan melalui gol Roberto Firminho menjelang akhir babak pertama.
Si Merah akhirnya bisa memenangi laga itu setelah Diogo Jota mencetak gol pada menit ke-64 melalui sundulannya. Ini merupakan golnya yang kedua di Liga Primer setelah laga kontra Arsenal yang dimenangi Liverpool 3-1 pada akhir September lalu.
Sebelum Jota mencetak gol, Mohamed Salah juga membobol gawang Sheffield setelah mendapat umpan dari Trent Alexander-Arnold. Namun, hasil pengecekan VAR membuat Dean harus menganulir gol tersebut karena Salah dinilai telah terperangkap offside.
Tidak ingin dirugikan
Kontroversi ini terjadi ketika Liverpool masih sangat mengingat kontroversi yang terjadi pada derbi Merseyside saat mereka melawan tetangganya, Everton, 17 Oktober lalu. Laga derbi itu berakhir imbang 2-2, tetapi Liverpool kehilangan Van Dijk dan juga kesempatan untuk menang.
Van Dijk cedera setelah dijatuhkan kiper Everton Jordan Pickford, tetapi wasit tidak menyatakan kejadian itu sebagai pelanggaran karena Van Dijk lebih dulu berada dalam posisi offside. Akibat cedera itu, Van Dijk terancam absen hingga akhir musim dan ini menjadi pukulan keras bagi Si Merah.
Selain itu, VAR juga menganulir gol kapten Liverpool, Jordan Henderson, karena wasit menganggap ada offside. Keputusan itu menjadi kontroversi lain karena dalam rekaman ulang, Sadio Mane berdiri dalam garis yang sangat tipis dengan pemain belakang Everton.
Oleh karena itu, Klopp merasa Liverpool menjadi tim yang selalu mendapat keputusan yang merugikan. ”Kami tidak meminta untuk diuntungkan, tetapi kami hanya tidak mau dirugikan,” katanya. (AFP/REUTERS)