Lini pertahanan Arsenal, tim yang terkenal perkasa di era 2000-an, kini punya harapan lagi dengan kehadiran Thomas Partey. Kehebatan Partey itu akan dibuktikan saat melawan Leicester City, Senin (26/10) dini hari WIB.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SABTU — Sejak kepergian Patrick Vieira, 2005, Arsenal seperti kehilangan jantung permainannya. Mereka kesulitan menemukan penggantinya, gelandang komplet penguasa lini tengah, satu setengah dekade terakhir. Musim ini, lini tengah mereka kembali berdetak kencang dengan kehadiran sang jenderal baru, Thomas Partey.
Partey baru sekali menjalani laga penuh bersama klub asal London tersebut. Meski begitu, dia sudah dijuluki ”Si Vieira Baru”. Perpaduan fisik kuat dan teknik tinggi membuat Partey disejajarkan dengan legenda Arsenal itu.
”Fisiknya sangatlah kuat, tetapi juga bagus ketika memegang bola. Kami tidak memiliki sosok seperti ini di skuad sebelumnya. Dia bisa mengolah bola, memecah tekanan, dan mengalirkan permainan ke depan. Itu sangat penting bagi kami,” kata kapten Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, Sabtu (24/10/2020).
Partey ibarat jantung yang memaksimalkan fungsi organ tubuh lain. Pemain asal Ghana ini memacu ”darah” keseimbangan yang membuat lini serang ataupun bertahan timnya sama-sama bekerja baik.
Owen Hargreaves, mantan gelandang Inggris, begitu terpukau dengan debut Partey di Liga Europa melawan Rapid Vienna. Menurut dia, itu adalah salah satu debut terbaik yang pernah dilihatnya. Partey seakan bisa memotori permainan Arsenal sendirian.
Kunci transisi
Gelandang berusia 27 tahun ini menjadi kunci transisi skuad asuhan Mikel Arteta tersebut. Dia bisa mencegah serangan balik sekaligus memecah pertahanan lawan dengan dribel ataupun umpan terukur. Semua itu dilakukannya berkat keunggulan fisik dan teknik.
”Mikel (Arteta) tahu dialah (Partey) jantung di tim ini. Dia memberikan hal berbeda. Dia bisa melakukan segalanya. Gelandang modern yang sempurna. Partey sudah pasti akan membawa peningkatan besar dalam skuad mereka,” kata Hargreaves kepada BT Sport.
Kehadiran Partey akan menjadi sorotan utama ketika Arsenal menjamu Leicester City pada Senin (26/10/2020) dini hari WIB di Stadion Emirates. Arteta sangat senang karena anak asuhnya itu sangat cepat beradaptasi. Ia melihat Partey sudah ”menyetel” dengan sistem yang ingin diperagakannya. Itu semua tidak lepas dari pengalamannya bermain lima musim di Atletico Madrid.
Fisiknya (Thomas Partey) sangatlah kuat, tetapi juga bagus ketika memegang bola. Kami tidak memiliki sosok seperti ini di skuad sebelumnya. (Pierre-Emerick Aubameyang)
Bagi Arteta, Partey adalah kepingan terakhir untuk mewujudkan imajinasi bermainnya. Arteta ingin memainkan formasi 4-3-3 sejak awal. Namun, ketiadaan pemain seperti Partey membuatnya memakai pola 3-4-3 selama ini.
Kini, Arteta bisa menggunakan formasi impiannya itu. Hal tersebut sudah diujinya ketika menumbangkan Vienna, 2-1. Formasi itu tampak sangat solid dengan kehadiran Partey. ”Saya pikir, kami saat ini jauh lebih seimbang,” kata Arteta.
Ketika timnya menyerang, Partey akan melindungi dua bek tengah. Kenyamanan di lini belakang membuat tujuh pemain lainnya bisa fokus untuk menyerang tim lawan.
Maka, tak salah jika Arsenal berani membayar mahal untuk Partey, yaitu 45 juta pound sterling atau Rp 859 miliar dari Atletico pada jam-jam terakhir menjelang penutupan transfer musim panas lalu. Nilai itu sesuai dengan klausul pelepasan Partey dari kontraknya di Atletico. Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone bahkan kesal salah satu pemain pilarnya itu hengkang.
Modal hadapi Leicester
Sosok Partey akan vital untuk menghadapi Leicester. Di bawah asuhan Brendan Rodgers, Leicester adalah tim yang sangat kuat di lini tengah. Formasi 4-5-1 ataupun 4-2-3-1, dengan gelandang berbakat James Madison dan Youri Tielemans, sering kali merepotkan tim-tim besar.
Leicester bahkan menjadi salah satu dari enam tim teratas dalam hal penguasaan bola, yaitu 54,2 persen, di Liga Inggris pada musim ini. Jumlah tersebut lebih tinggi dari Arsenal, yaitu 51,4 persen.
Hanya saja, ”Si Rubah” terancam pincang karena dua pemain kuncinya, yaitu striker Jamie Vardy dan bek tengah Caglar Soyuncu, masih dalam pemulihan cedera. Vardy adalah momok pertahanan Arsenal. Penyerang yang punya sprint kencang ini mencetak 10 gol dari 11 pertemuan dengan ”Si Meriam”. Dia bahkan selalu mencetak gol pada tiga pertemuan terakhir.
”Adalah kehilangan besar tampil tanpa mereka. Saat ini, kami hanya bisa berharap mereka kembali. Namun, tanpa mereka, kami tetap akan percaya diri,” kata Rodgers.
Adapun rekor pertemuan mengunggulkan Arsenal. Mereka belum terkalahkan dalam 27 pertemuan terakhir dengan Leicester ketika bermain di kandangnya. Rekornya adalah 20 kali menang dan 7 kali seri. Kekalahan terakhir di kandang terjadi pada September 1973.
Pemenang laga itu berkesempatan naik ke peringkat empat besar di klasemen Liga Inggris. Kans itu gagal diraih Manchester City yang ditahan West Ham United, 1-1, Sabtu (24/10/2020) malam. City kini masih tertahan di papan tengah liga itu. (AP/REUTERS)