Setelah tampil buruk di seri Aragon akhir pekan lalu, pebalap andalan Petronas Yamaha SRT musim ini, Fabio Quartararo mulai bangkit. Dalam latihan bebas seri Teruel, Jumat, dia mencatat waktu terbaik keempat.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
ALCANIZ, JUMAT – Setelah tampil buruk di seri Aragon akhir pekan lalu, pebalap andalan Petronas Yamaha SRT musim ini, Fabio Quartararo mulai bangkit. Dalam latihan bebas kedua seri Teruel yang berlangsung di Sirkuit Motorland Aragon, Spanyol, Jumat (23/10/2020), pebalap asal Perancis itu meningkatkan catatan waktunya. Perbaikan tekanan ban kemungkinan menjadi kunci yang membuat kembalinya performa pebalap 21 tahun tersebut.
Dalam sesi latihan bebas pertama, Quartararo belum menemukan performa terbaiknya. Terbukti, pebalap kelahiran Nice, Perancis, 20 April 1999 itu hanya mencatat waktu satu putaran ke-17, dari 21 pebalap yang ikut serta. Dia hanya mencatat waktu 1 menit 49,621 detik.
Namun, di sesi latihan bebas kedua, Quartararo berhasil memperbaiki waktu satu putaran menjadi 1 menit 48,164 detik atau berada di posisi keempat dari 21 pebalap yang ada. Secara keseluruhan, catatan itu membuat dia menjadi yang terbaik keempat dari 21 pebalap dalam dua sesi latihan bebas.
Quartararo berada di bawah pebalap LCR Honda IDEMITSU Takaaki Nakagami di urutan pertama dengan waktu 1 menit 47,782 detik, pebalap Monster Energy Yamaha MotoGP Maverick Vinales di tempat kedua dengan 1 menit 47,957 detik, dan pebalap LCR Honda CASTROL Cal Cruthchlow dengan 1 menit 48,111 detik di urutan ketiga.
Adapun pebalap Repsol Honda Team Alex Marquez yang sempat menjadi yang terbaik di sesi latihan bebas pertama dengan waktu 1 menit 48,184 detik, tetapi hanya berada di posisi keenam hasil keseluruhan latihan bebas tersebut. Dirinya, berada di urutan ke-10 pada latihan bebas kedua dengan waktu 1 menit 48,433 detik.
Aku baik-baik saja setelah terjatuh. Untuk posisi keenam dari kombinasi waktu (dua sesi latihan bebas) dan perasaan yang baik untuk hari esok.
Alex sempat terjatuh di akhir sesi latihan bebas pertama, tetapi mengakui dirinya baik-baik saja. ”Aku baik-baik saja setelah terjatuh. Untuk posisi keenam dari kombinasi waktu (dua sesi latihan bebas) dan perasaan yang baik untuk hari esok,” ujar adik Marc Marquez itu dalam akun Twitter pribadinya seusai latihan bebas pertama.
Tekanan ban
Penampilan Quartararo yang meningkat diprediksi karena tekanan ban yang lebih terkontrol, dibanding ketika mengikutip balapan seri Aragon pekan lalu. Apalagi, menurut Michelin dikutip Motorsport.com, Jumat, tekanan ban yang tidak terkendali selama seri Aragon kemarin menjadi penyebab Quartararo berada di urutan ke-18 atau hasil terburuknya sejak naik ke MotoGP pada 2019.
Pada balapan itu, tim Quartararo memilih ban depan medium untuk balapan Aragon. Namun, setelah tiga putaran, kecepatan motornya mulai menurun karena tekanan pada ban meningkat signifikan. Hasil itu membuat Quartararo kehilangan keunggulan dalam klasemen kejuaraan dari pebalap Suzuki Ecstar, Joan Mir. Kini, Quartararo berada di urutan kedua klasemen dengan 115 poin atau tertinggal enam poin dari Mir di puncak klasemen dengan 121 poin.
Michelin memastikan, tidak ada kerusakan pada ban. ”Kami bertukar data dan situasinya jelas. Dari segi ban, tidak ada masalah. Ban baik-baik saja. Pemilihan ba medium di depan sudah tepat, mengingat kondisi lintasan dan juga hasilnya setelah balapan. Jadi, tidak ada masalah terkait senyawa yang telah dipilih,” kata Piero Taramasso, perwakilan Michelin kepada Motorsport.com.
Menurut Taramasso, masalahnya adalah Yamaha Petronas SRT tidak bisa menguji ban medium saat FP4, dalam kondisi mirip balapan. Jadi, mereka tidak punya data untuk memahami tekanan apa yang harus digunakan dan mereka menghitung tekanan dasar yang ternyata sedikit lebih tinggi dari seharusnya.
Kondisi kian parah karena cara membalap Quartararo yang agresif sejak awal. ”Dimulai dengan tekanan sedikit lebih tinggi dan pengendara yang agresif sejak awal lap, itu membuat tekanan meningkat. Ketika Anda mengikuti pebalap lain, ban tidak menjadi dingin dan oleh karena itu tekanan semakin meningkat sehingga memengaruhi performa motor. Pada saat itu, semuanya menjadi sulit untuk Quartararo,” tuturnya.
Yamaha M1 Project Leader Takahiro Sumi dalam konferensi pers di MotoGP.com, Jumat, menuturkan, dirinya tidak terlalu puas dengan hasil tahun ini tapi cukup senang secara keseluruhan. Kalau tahun lalu, mereka berhasil menjadi yang tercepat di latihan bebas dan kualifikasi, tetapi tidak terlalu maksimal dalam balapannya. Jadi, ini menjadi fokus perbaikan di tahun ini, terutama untuk kecepatan puncak motor.
Kecepatan puncak motor memang menjadi pembahasan utama untuk dibenahi di tahun ini dibanding tahun lalu. Namun, secara keseluruhan, kondisi saat ini tidak banyak berubah dibandingkan tahun lalu. ”Yamaha tetap harus meningkatkan top speed. Yamaha membutuhkan usaha lebih keras untuk mencapai itu, berbeda dengan Suzuki yang pengembangan mesinnya sudah sangat tinggi,” pungkas Sumi.