Tragedi Brett Brown dan Harapan Para Pelatih Baru NBA
Jika atlet atau tim berhasil mencapai target, biasanya nama pelatihnya terlupakan. Akan tetapi, ketika atlet atau tim tak mencapai target, pelatihnya jadi sorotan, bahkan dipecat. Hal itu juga terjadi di tim-tim NBA.
Oleh
KORANO NICOLASH LMS
·6 menit baca
AP PHOTO/LM OTERO
Reaksi Pelatih Kepala Philadelphia 76ers Brett Brown dalam suatu pertandingan NBA. Brown dipecat setelah gagal membawa 76ers lolos dari babak pertama ”playoff” NBA 2020.
Pelatih lebih banyak dihubungkan dengan prestasi tim atau atlet binaannya. Maka, wajar kalau atletnya berhasil, nama pelatihnya terlupakan. Akan tetapi, ketika tak mencapai target, pelatihnya yang menjadi sorotan.
Pemain hanya menjalankan permainan sesuai dengan rencana permainan yang telah dipersiapkan pelatih mereka. Begitu pula dengan susunan pemain starter yang akan diturunkan pelatih dalam menghadapi tim lawan. Ketika target yang diharapkan tidak dapat dicapai, pelatih yang harus bertanggung jawab.
Hal inilah yang terjadi terhadap Brett Brown (59), pelatih Philadelphia 76ers yang langsung dipecat manajemen Sixers. Pemecatan hanya berselang tiga hari setelah kekalahan timnya, 0-4, atas Boston Celtics, pada babak pertama playoff NBA 2020.
Tentu penghentian Brett Brown, yang baru saja mengundurkan diri sebagai pelatih tim nasional Australia ini, punya alasan yang kuat. Selain tidak mampu meloloskan Philadelphia 76ers ke babak final Wilayah Timur seperti yang dicapai pada musim sebelumnya, Brown justru ”membuang” Jimmy Butler yang kemudian menjadi bintang di Miami Heat.
Miami Heat yang menjadi tim baru Butler yang dilepas Brown mampu menundukkan Indiana Pacers, 4-0, di babak pertama playoff NBA 2020. Yang membuat Brown lebih terpukul lagi, Jimmy Butler mampu membawa Miami Heat ke partai Final NBA 2020 dengan Los Angeles Lakers sebagai pemenangnya.
AP PHOTO/CHRIS SZAGOLA
Pelatih Kepala Philadelphia 76ers Brett Brown berbicara dengan pemain 76ers, Boban Marjanovic, dalam pertandingan NBA antara 76ers dan LA Lakers, Minggu (10/2/2019) di Philadelphia. Brown dipecat setelah gagal membawa 76ers lolos dari babak pertama ”playoff” NBA 2020.
Brown yang sudah menangani Philadelphia 76ers sejak tujuh tahun lalu dan menggembar-gemborkan program ”the process” tampak tidak berhasil memanfaatkan kemampuan terbaik pemainnya.
Brown juga sempat melepaskan beberapa pemain yang justru berkembang menjadi pemain andalan di tim tempat mereka dijual. Pemain itu, antara lain, adalah Landry Shamet (23), shooting guard andalan Los Angeles Clippers. Atau sang raksasa asal Serbia, Boban Marjanovic (32), yang kini menjadi salah satu pemain center andalan Dallas Mavericks.
Belakangan, Brown mengundurkan diri sebagai pelatih tim basket Australia yang tengah mempersiapkan diri untuk bertarung di Olimpiade 2020 Tokyo. ”Ini adalah keputusan yang sulit yang tidak datang dengan mudah,” kata Brown yang sebelumnya telah membawa tim Boomerang Australia menjadi juara empat di World Cup FIBA 2019 China. Australia kalah 59-67 dari tim Perancis dalam perebutan medali perunggu.
”Ketidakpastian seputar arah masa depan profesional saya membuat saya tidak bisa berkomitmen pada waktu dan persiapan yang pantas yang dibutuhkan oleh pekerjaan ini,” tutur Brown yang hingga kini masih belum mendapat tawaran untuk menangani tim NBA.
”Kesulitan bepergian ke luar negeri bersama keluarga saya selama mewabahnya virus korona juga berkontribusi pada keputusan saya,” kata Brown seperti yang juga dikutip ESPN.com.
Brown yang sempat menjadi asisten pelatih kenamaan NBA, Gregg Popovich, di San Antonio Spurs sejak 2007 hingga 2013, sebelumnya menangani tim Boomerang Australia pada 1990-an dan awal 2000-an, kemudian pada 2009 hingga 2012.
KIM KLEMENT/POOL PHOTO VIA AP
Pelatih Kepala Los Angeles Clippers Doc Rivers berbicara dengan guard Reggie Jackson (1), dalam pertandingan ”playoff” NBA babak pertama antara Clippers dan Dallas Mavericks, di Lake Buena Vista, Rabu (19/8/2020). Rivers menggantikan posisi Brett Brown sebagai Pelatih Kepala Philadelphia 76ers.
Rivers gantikan Brown
Pada 3 Oktober, manajemen Sixers sudah mengumumkan Doc Rivers (59), yang gagal membawa Los Angeles Clippers ke final Wilayah Barat NBA 2020, sebagai pengganti Brett Brown. Adapun posisi Doc Rivers di Clippers sudah diisi asistennya sendiri, Tyronn Lue (42).
Steve Ballmer (64), pemilik Clippers, hanya membutuhkan waktu seminggu untuk mengumumkan tidak lagi menggunakan jasa Doc Rivers yang gagal ke final Wilayah Barat, setelah kalah 3-4 dari Denver Nuggets. Padahal Clippers sudah memimpin dengan skor 3-1.
Manajemen Clippers berharap Lue bakal membawa Clippers masuk kembali ke jalur juara yang belum pernah dicapai Clippers sejak didirikan pada 1970. Ketika itu Clippers masih menggunakan nama Buffalo Braves ketika masih bermarkas di New York.
”Saya ingin menjadi salah satu pelatih terhebat. Dan, untuk menjadi hebat, tentu kita harus menang,” tutur Lue kepada wartawan dalam konferensi pers virtual Rabu (21/10/2020) waktu Amerika Serikat atau Kamis (22/10/2020) WIB.
(Kawhi Leonard dan Paul George) harus menyesuaikan diri dengan sistem dan program saya. Saya juga harus bisa menyesuaikan diri dengan zona nyaman mereka dan apa yang membuat mereka lebih baik.
”(Kawhi Leonard dan Paul George) harus menyesuaikan diri dengan sistem dan program saya. Saya juga harus bisa menyesuaikan diri dengan zona nyaman mereka dan apa yang membuat mereka lebih baik,” kata Lue yang, ketika masih menjadi pemain bersama almarhum Kobe Bryant, meraih gelar juara NBA 2000 dan 2001 untuk Los Angeles Lakers.
Jason Miller/Getty Images/AFP
Tyronn Lue, saat menjadi Pelatih Kepala Cleveland Cavaliers, berteriak ke arah pemainnya dalam pertandingan semifinal ”playoff” NBA Wilayah Timur melawan Toronto Raptors di Cleveland, Ohio, tanggal 1 Mei 2017. Lue yang sebelumnya adalah asisten pelatih di LA Clippers naik menjadi pelatih kepala LA Clippers menggantikan Doc Rivers.
Van Gundy ke New Orleans
Bersamaan dengan jumpa pers Tyronn Lue, Stan Van Gundy menyampaikan kesepakatannya dengan tim New Orleans Pelicans untuk menjadi pelatih yang ketujuh sejak tim berdiri pada 2002. Van Gundy mengisi posisi yang ditinggalkan Alvin Gentry. Sejak 6 Oktober lalu, Gentry (65) sepakat untuk bergabung dengan Sacramento Kings.
”Saya senang bergabung dengan tim yang penuh bakat ini. Menjadi kehormatan tersendiri untuk bisa bekerja bagi Nyonya Benson dan David Griffin, Trajan Langdon, berikut staf mereka serta orang-orang hebat di New Orleans,” tutur Van Gundy.
Saya sudah tidak sabar untuk berbicara dengan para pemain untuk kemudian memulai proses latihan.
”Saya sudah tidak sabar untuk berbicara dengan para pemain untuk kemudian memulai proses latihan,” kata Van Gundy yang pernah menjadi pelatih Miami Heat 2003-2005, Orlando Magic 2007-2012, dan Detroit Pistons 2014-2018.
Sekalipun belum pernah membawa tim yang ditanganinya menjadi juara NBA, Van Gundy (61) mampu membuat timnya menonjol dalam pertahanan. Itu sebabnya, dari 11 musim menangani tim, Van Gundy membawa timnya berada di paruh atas NBA dalam peringkat pertahanan hingga 10 kali.
Van Gundy diharapkan dapat membuat Zion Williamson, Lonzo Ball, Josh Hart, Brandon Ingram dapat lolos ke babak playoff, seperti yang dilakukan di Detroit Pistons pada 2016.
Dari Indianapolis, Nate Bjorkgren yang sudah sepakat menangani Indiana Pacers sejak Selasa (20/10), mulai Rabu (21/10) waktu Amerika Serikat mengawali pekerjaannya dengan menjelaskan rencana kerjanya. Pacers harus menyerah 0-4 dari Miami Heat pada babak pertama playoff NBA 2020 lalu di Lake Buena Vista.
Bjorkgren (45) yang sempat menjadi asisten pelatih Toronto Raptors, Nick Nurse, sejak 2018 hingga 2020, berharap Indiana Pacers ke depan mampu melakukan perpindahan bola dengan cepat diikuti lemparan tiga angka yang lebih banyak. Saat bermain bertahan pun, Bjorkgren berharap agar pemain terus mengganggu pemain lawan.
Selain itu, dirinya juga berjanji tidak akan terjebak dalam rotasi pemain. Satu hal yang tidak kalah pentingnya, yakni lebih banyak komunikasi antara pemain dengan pelatih. Hal tersebut merupakan ciri-ciri tim yang diharapkan Presiden Operasional Indiana Pacers Kevin Pritchard ketika dirinya memulai pencarian pelatih dua bulan lalu.
Satu hal yang menjadi bom waktu adalah soal pelatih baru Brooklyn Nets. Manajemen Nets mempercayakan Steve Nash untuk menjadi pelatih pada 3 September lalu. Sekalipun Steve Nash sudah mengantongi dua gelar pemain terbaik (MVP) NBA, tetapi pengalaman kepelatihannya baru mencapai melatih pemain muda. Kesempatan itu pun diperolehnya di Golden State Warriors dalam dua musim terakhir sebagai konsultan tim.
Hingga kini, tinggal Oklahoma City Thunder saja yang masih belum memiliki pelatih. Billy Donovan memilih tidak memperpanjang kontraknya dengan Thunder dan menjadi pelatih Chicago Bulls. (AP)