Pertahanan MU membaik saat mengalahkan Paris Saint-Germain, 2-1, pada laga perdana Liga Champions musim ini. Salah satunya berkat kemampuan Axel Tuanzebe melumpuhkan Neymar dan Kylian Mbappe.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
PARIS, RABU — Bek Manchester United, Axel Tuanzebe, memainkan peran vital saat MU mengalahkan Paris Saint-Germain, 2-1, pada laga perdana Liga Champions musim ini di Stadion Parc des Princes, Paris, Rabu (21/10/2020) dini hari WIB. Setelah absen selama 10 bulan, bek berusia 22 tahun itu muncul lagi dan langsung mengangkat level pertahanan MU.
Tugas Tuanzebe pada laga ini sangat berat mengingat ia harus mengawal dua pemain termahal di PSG, yaitu Neymar dan Kylian Mbappe. Apalagi laga tersebut merupakan laga kompetitif pertamanya setelah pulih dari cedera kaki yang membuatnya harus menjalani operasi. Ia terakhir bermain pada Desember 2019.
Tuanzebe tampil untuk mengisi kekosongan di lini belakang akibat menipisnya stok pemain bertahan MU. Kapten Harry Maguire dan Eric Bailly cedera, sedangkan Marcus Rojo dan Phil Jones tidak terdaftar dalam skuad Liga Champions. Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer tidak perlu berpikir panjang untuk menyuruh Tuanzebe bermain.
Situasi itu membuat Solskjaer memainkan skema tiga bek dengan Victor Lindelof dan Luke Shaw untuk menemani Tuanzebe. Meski tugasnya berat, Tuanzebe mampu menjalankannya dengan baik. Dari catatan statistik, ia mampu membuang bola ke luar kotak penalti sebanyak tujuh kali.
Ketenangan menjadi salah satu modal utama Tuanzebe dalam menghadapi Mbappe yang punya kecepatan. ”Kami tahu kualitas Tuanzebe, dia bek hebat. Penampilan pada laga pertamanya setelah absen 10 bulan telah menunjukkan kualitasnya itu,” kata Solskjaer.
Pujian juga datang dari para pemain lainnya dan mantan pemain MU. Kiper MU, David de Gea, merupakan pemain yang merasakan keuntungannya. Dengan memiliki bek yang hebat, kerja kiper juga akan semakin ringan.
”Dia telah menjalani masa-masa sulit dengan cederanya dan kini dia menunjukkan bahwa ia mampu bermain dalam laga-laga besar,” kata De Gea yang malam itu juga tampil gemilang dengan beberapa penyelamatan penting. De Gea berhasil menggagalkan tendangan jarak jauh yang dilakukan Angel Di Maria dan tendangan jarak dekat ketika Layvin Kurzawa mendapat umpan dari Mbappe.
Mantan bek MU, Rio Ferdinand, mengatakan, Tuanzebe mampu mengatasi banyak masalah dalam pertahanan MU selama ini. ”Pemain dengan penampilan seperti itu harus mendapat apresiasi,” katanya.
Apresiasi terbaik adalah mendapatkan tempat di tim inti yang persaingannya semakin berat, terutama ketika Maguire datang. Selama ini Tuanzebe menjadi pemain pelapis yang menunggu momen-momen seperti ini untuk bisa unjuk gigi.
Lebih baik
Secara keseluruhan, Solskjaer menilai penampilan timnya kali ini jauh lebih bagus daripada penampilan mereka di tempat yang sama pada Maret 2019 ketika mengalahkan PSG, 3-1, pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions musim 2018-2019. ”Perkembangan tim terlihat pada laga ini,” ujarnya.
Dalam laga itu, MU bermain lebih efektif meski PSG bisa menguasai bola hingga 59 persen. PSG juga bisa melakukan lebih banyak tembakan, yaitu 15 tembakan dengan 5 tembakan di antaranya tepat ke arah gawang. Namun, MU hanya melakukan 14 tembakan untuk bisa mencatat 6 tembakan ke arah gawang.
Kami tahu kualitas Tuanzebe, dia bek hebat. Penampilan pada laga pertamanya setelah absen 10 bulan telah menunjukkan kualitasnya itu.
Keunggulan MU dimulai dengan tendangan penalti Bruno Fernandes, yang memakai ban kapten dengan absennya Maguire, pada menit ke-23. Tendangan penalti itu sempat diulang karena kiper PSG, Keylor Navas, telah meninggalkan garis gawang sebelum bola ditendang Fernandes. Pada percobaan pertama, Navas berhasil menggagalkan tendangan penalti tersebut.
Pada babak kedua, PSG bisa menyamakan kedudukan akibat kesalahan penyerang MU, Antony Martial, saat PSG mendapatkan tendangan pojok. Martial bermaksud membuang bola, tetapi justru mengarahkan bola ke gawang.
Baru pada menit ke-87 MU bisa memastikan kemenangan melalui gol Marcus Rashford. Sekali lagi Rashford mampu mencetak gol pada menit-menit terakhir. Saat menang 3-1 pada 2019 lalu, Rashford pula yang mencetak gol terakhir melalui tendangan penalti pada menit ke-90+4.
”Sungguh berat menelan kekalahan 1-2 karena sebenarnya bisa imbang 1-1 saja sudah bagus. Kami berada di grup yang berat dan kekalahan ini membuat perjalanan kami semakin sulit,” ujar Pelatih PSG Thomas Tuchel.
Selain MU dan PSG, Grup H juga dihuni RB Leipzig yang pada musim lalu berhasil mencapai babak semifinal. Pada laga lainnya, Leipzig berhasil mengalahkan Istanbul Basaksehir, 2-0, dan kini berada di puncak klasemen sementara di Grup H. MU berada di peringkat kedua dan PSG berada di peringkat ketiga. (AFP/REUTERS)