Paris Saint-Germain kembali mengadu nasib di Liga Champions setelah kehilangan sejumlah pemain pilar pada bursa transfer musim panas. Manchester United menjadi lawan pertama untuk menguji kekuatan PSG saat ini.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
PARIS, SENIN — Paris Saint-Germain telah lama gelisah karena ambisi mereka untuk merebut trofi Liga Champions Eropa belum juga terwujud meski sudah menghabiskan banyak uang untuk membangun skuad berisikan pemain-pemain mahal. Menjelang laga perdana Liga Champions musim 2020-2021 melawan Manchester United, Rabu (21/10/2020) pukul 02.00 WIB, PSG merasakan kegelisahan lain yang memicu pesimisme.
Kegelisahan itu terutama dirasakan Pelatih PSG Thomas Tuchel, yang menilai skuadnya tidak lagi setangguh musim lalu ketika mereka bisa menjadi finalis Liga Champions. Sejumlah pemain pilar, seperti kapten Thiago Silva dan Thomas Meunier, telah pindah ke klub lain. Silva terbang ke Chelsea dan Meunier ke Borussia Dortmund. Adapun Edinson Cavani pindah ke MU dan bisa saja menjalani debut melawan bekas klubnya.
”Kami akan bermain sebaik mungkin dan tidak akan mencari alasan. Namun, kami harus menghadapi kenyataan bahwa kami kehilangan banyak pemain,” kata Tuchel pada awal Oktober lalu. Dengan skuad yang menipis, Tuchel merasa PSG harus menurunkan target pada musim ini.
Kesal
Tuchel sempat kesal karena manajemen klub tidak bisa mempertahankan para pemain tersebut. Silva, misalnya, mengaku tidak ditawari kontrak yang baru dan ia pun memilih pergi.
”Tidak hanya saya, juga Cavani yang menjadi pencetak gol terbanyak dalam sejarah PSG. Saya mengatakan ini agar PSG tidak melakukan kesalahan yang sama,” kata Silva.
Persoalan tersebut membuat hubungan Tuchel dengan Direktur Olahraga PSG Leonardo menjadi tegang. Leonardo secara terbuka juga mengkritik Tuchel untuk pertama kali. ”Kami tidak suka apa yang dikatakan Tuchel. Klub dan saya pribadi, tidak suka,” kata Leonardo.
Meski demikian, Leonardo tetap menghibur Tuchel dengan memboyong sejumlah pemain baru menjelang penutupan bursa transfer pemain, yaitu Moise Kean, Danilo Pereira, dan Rafinha. Namun, menurut surat kabar L’Equipe, pembelian pemain baru itu tidak lantas bisa memperbaiki hubungan Leonardo dengan Tuchel.
Kami tidak suka apa yang dikatakan Tuchel. Klub dan saya pribadi, tidak suka.
Ketegangan tetap terjadi karena para pemain yang dibeli tidak sesuai dengan keinginan Tuchel. Dalam hal ini, manajemen PSG bekerja sendiri dan Tuchel merasa dilangkahi. Tuchel yang kontraknya di PSG tinggal satu tahun hanya bisa menerima keadaan.
Masalah ini memperlihatkan dua hal yang terjadi di dalam klub sebesar PSG. Tuchel berada di pihak yang sudah terbiasa dengan standar tinggi dan ambisi besar. Mereka sudah punya pemain seperti Neymar Junior dan Kylian Mbappe, tetapi Tuchel merasa skuadnya masih sangat lemah.
Di sisi lain, Leonardo mengajak Tuchel untuk melihat kenyataan bahwa kerugian finansial yang disebabkan pandemi Covid-19 membuat langkah setiap tim membangun skuad tidaklah mudah. Ia kemudian menantang Tuchel untuk lebih kreatif memaksimalkan skuad yang sudah ada.
Fase pembuktian
Laga kontra MU adalah awal fase pembuktian mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Selain MU, masih ada RB Leipzig dan Istanbul Basaksehir di Grup H, yang bisa menunjukkan apakah PSG benar-benar sudah tidak punya skuad yang tangguh dan tidak bisa dimaksimalkan lagi, atau Tuchel memang tidak lagi kreatif.
Kedatangan MU pun sudah membangkitkan kenangan pahit pada Maret 2019 ketika tim ”Setan Merah” mampu mengalahkan PSG, 3-1, pada laga kedua babak 16 besar di Paris. PSG tersingkir meski pada laga pertama mereka bisa menang 2-0 di Stadion Old Trafford, Manchester.
”MU sudah banyak berubah sejak pertemuan kami terakhir. Mereka lebih berpengalaman dan kami harus lebih terstruktur dan mewaspadai serangan balik,” kata Tuchel, Senin (19/10/2020). Paul Pogba dan Bruno Fernandes merupakan dua pemain yang menjadi kunci transisi serangan MU sehingga tidak boleh lepas dari pengawasan.
Lini tengah PSG menjadi area yang bisa dieksploitasi MU. Tuchel mengonfirmasi dua gelandangnya, Marco Verratti dan Leandro Paredes, bakal absen karena cedera. Lini belakang juga kehilangan dua bek, Juan Bernat dan Thilo Kehrer. Namun, Marquinhos sudah bisa tampil kembali.
Sementara itu, MU merasa sudah menemukan karakternya seusai mengalahkan Newcastle United, 4-1, pada laga Liga Inggris, akhir pekan lalu. Melalui kemenangan itu, ”Setan Merah” sudah mendapatkan kembali kepercayaan diri setelah dikalahkan Tottenham Hotspur, 1-6, sebelum bertemu Newcastle.
”Para pemain sudah menyatu. Mereka tahu tim bakal menghadapi laga-laga berat dan akan fokus pada setiap laga,” kata Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer. Kemenangan atas Newcastle, kata Solskjaer, menjadi penanda bagi MU bahwa mereka lebih siap bersaing pada musim ini.
MU telah berjuang keras mendapatkan tempat di Liga Champions musim ini dan mereka langsung berhadapan dengan finalis musim lalu. Dengan adanya Leipzig yang musim lalu juga berhasil mencapai semifinal, Solskjaer tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun. (AP/AFP/REUTERS)