Berencana Memotong Gaji, Barcelona Terancam Eksodus Pemain
Barcelona kembali berencana memotong gaji pemain untuk mengurangi kerugian finansial pada musim ini. Kebijakan itu berpotensi ditentang keras para pemain tim utama.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BARCELONA, SELASA — Jelang menghadapi laga pembuka Liga Champions musim 2020-2021, permasalahan internal di tubuh Barcelona kembali mengemuka. Mayoritas pemain ”El Barca” membuka peluang untuk memutus kontrak apabila petinggi klub memutuskan kembali memotong gaji para pemain, seperti yang dilakukan pada periode Maret hingga Mei lalu.
Menurut laporan media Spanyol, Sport, Barcelona akan memulai negosiasi dengan serikat pekerja klub, Rabu (21/10/2020), untuk membahas pengurangan gaji seluruh pegawai klub mulai akhir tahun 2020 hingga awal 2021. Hal itu disebabkan terjadinya penurunan pemasukan klub pada musim ini yang diestimasi mencapai 170 juta euro (Rp 2,9 triliun). Di sisi lain, Barca merugi 97 euro (Rp 1,6 triliun).
Padahal, ketika pada Maret-Mei lalu Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu melakukan pemotongan gaji para pemain dan anggota staf pelatih tim utama El Barca sebesar 70 persen, hal itu dimaksudkan agar klub tidak mengurangi gaji pegawai. Pasalnya, pengeluaran gaji pegawai klub hanya memiliki porsi sebesar 3 persen atau sekitar 35 juta euro (Rp 606 miliar) dari total pengeluaran klub setiap tahun.
Jumlah itu hanya sebagian dari total gaji dan bonus yang diterima kapten Barcelona, Lionel Messi, selama satu tahun. El Barca membayar Messi sebesar 67 juta euro (Rp 986 miliar) per tahun.
Rencana untuk melakukan negosiasi dengan serikat pekerja klub telah disampaikan petinggi Barcelona melalui surat elektronik kepada kapten tim utama, seperti Messi, Sergio Busquets, dan Jordi Alba. Pihak klub memberikan tenggat kepada serikat pekerja untuk melakukan negosiasi hingga 6 November mendatang.
”Sebuah rapat telah direncanakan Bartomeu dengan kapten tim utama untuk membahas masalah ekonomi klub. Para pemain di tim utama harus memahami kondisi klub dan rencana kebijakan yang akan diambil di dalam situasi ini,” ujar salah satu sumber di manajemen Barcelona dikutip Sport edisi Selasa (20/10/2020).
Beban gaji pemain
Setelah menimpa pegawai, pemotongan gaji dipercaya juga akan diterapkan terhadap para pemain tim utama. Dari total 540 juta euro (Rp 9,35 triliun) yang dikeluarkan klub untuk membayar gaji, porsi gaji tim utama mencapai sekitar 400 juta euro (Rp 6,93 triliun).
Andai kebijakan itu terjadi, pemain Barcelona berpotensi akan menuntut klub sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan Spanyol. Di dalam aturan itu, setiap individu yang terikat kontrak kerja bisa mengakhiri kontrak secara sepihak. Klub juga harus membayar kompensasi sesuai dengan masa bakti di klub dalam waktu 20 hari setelah pemutusan kontrak itu.
Adapun kebijakan Barcelona untuk memotong gaji sebesar 70 persen, Maret hingga Mei lalu, menghadirkan krisis yang semakin kuat di dalam klub. Messi, misalnya, secara terang-terangan ingin keluar dari klub di bursa transfer musim panas lalu. Meskipun sudah berdamai, El Barca tetap terancam kehilangan Messi tanpa menerima uang satu euro pun di akhir musim ini. Sebab, kontrak Messi akan kadaluwarsa pada 30 Juni 2021.
Andai kebijakan itu terjadi, pemain Barcelona berpotensi akan menuntut klub sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan Spanyol. Di dalam aturan itu, setiap individu yang terikat kontrak kerja bisa mengakhiri kontrak secara sepihak.
Messi belum maksimal
Jelang menjamu juara Liga Hongaria, Ferencvarosi, di Stadion Camp Nou, Rabu (21/10) pukul 02.00 WIB, Pelatih Barcelona Ronald Koeman menilai Messi belum mencapai kondisi terbaik setelah menjalani empat laga di Liga Spanyol musim ini. Di awal musim ini, pemain berjuluk ”Si Kutu” itu baru mencetak satu gol.
Tak hanya itu, Barca pun kini terpuruk di peringkat kesembilan Liga Spanyol. ”Saat ini, penampilan Messi masih bisa lebih baik. Dalam kesempatan latihan hari per hari, ia terlihat senang serta selalu ingin bermain dan menjadi kapten tim,” kata Koeman dikutip BBC.
Lebih lanjut, Koeman enggan terlalu pusing dengan krisis di tubuh Barcelona. Menurut dia, setiap pemain yang mengenakan seragam Barcelona hanya memiliki satu misi ketika berada di lapangan, yakni meraih kemenangan.
”Ketika berada di Barcelona, seluruh pemain harus berjuang untuk meraih trofi, baik itu di Liga Spanyol maupun Eropa,” ucap pelatih berkebangsaan Belanda itu.
Sementara itu, Ferencvaros tiba di Camp Nou dengan antusiasme tinggi. Klub berusia 121 tahun itu akan kembali berlaga di fase grup Liga Champions setelah terakhir kali tampil pada musim 1995-1996.
Pelatih Ferencvaros Serhiy Rebrov mengatakan, timnya akan secepat mungkin beradaptasi dengan laga tingkat tinggi di Liga Champions. Meskipun tidak memiliki pemain bintang, tambah Rebrov, skuadnya akan membuktikan diri bahwa mereka pantas berpartisipasi di kompetisi antarklub terbaik di Eropa itu.
”Banyak pemain kami belum memiliki pengalaman di Liga Champions. Namun, kami akan menerapkan resep utama yang membawa kami bisa menembus fase grup, yaitu kerja keras di setiap pertandingan,” kata mantan pemain tim nasional Ukraina itu dilansir laman resmi UEFA.