Kembalinya penyerang Gareth Bale ke Tottenham Hotspur diharapkan bakal semakin mempertajam lini serang tim. Namun, Spurs justru mengalami momen memalukan saat Bale mulai bermain.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Penyerang asal Wales, Gareth Bale, akhirnya bisa kembali bermain membela Tottenham Hotspur saat menjamu West Ham United, Senin (19/10/2020) dini hari WIB. Ia tampil menggantikan Steven Bergwijn pada menit ke-72 dan seharusnya menjadi momen indah. Namun, West Ham merusak momen tersebut dengan menahan imbang Spurs, 3-3.
Hasil imbang itu merupakan hasil yang memalukan sekaligus menyakitkan bagi Spurs yang sudah unggul 3-0 pada babak pertama. Mereka kembali memamerkan duet maut Son Heung-min dan Harry Kane di lini serangnya.
Son langsung mencetak gol ketika laga baru berjalan satu menit setelah mendapat asisst dari Kane. Tujuh menit kemudian, mereka berganti peran. Son memberi asisst dan Kane mencetak gol. Teror kepada West Ham belum usai karena pada menit ke-16, Kane kembali mencetak gol setelah menerima umpan dari Sergio Reguilon.
Bale yang menanti giliran bermain, duduk di bangku cadangan sambil tersenyum. Spurs pada babak pertama itu sudah berpeluang mengulang kemenangan fantastis yang terjadi di Stadion Old Trafford pada laga sebelumnya ketika Spurs melibas Manchester United, 6-1. Bale bisa membayangkan momen ”pulang kampung” yang indah pada babak pertama itu.
Pada laga itu, Bale kembali bermain untuk Spurs setelah pergi selama 2.709 hari atau sekitar tujuh tahun. Bale meninggalkan Spurs dan menjadi pemain termahal ketika dibeli Real Madrid pada 2013. Namun, dalam dua musim terakhir, Bale semakin merasa tidak nyaman berada di Real.
Hubungan Bale dengan Pelatih Real Zinedine Zidane pun tidak harmonis. Ia sudah jarang dimainkan dan itu membuatnya semakin gelisah. Terbukanya pintu Spurs kemudian menjadi jalan keluar bagi Bale untuk memulai hidup baru.
Apalagi banyak yang memprediksi Bale bakal menambah ketajaman Spurs dan bisa mengakhiri paceklik trofi sejak 2008. ”Dengan Bale, Spurs bisa kembali ke Liga Champions. Alasannya, bakal ada kombinasi Bale, Kane, dan Son yang layak disejajarkan dengan trio penyerang Liverpool, Sadio Mane, Mohamed Salah, dan Roberto Firmino,” kata mantan pemain Liverpool, Graeme Souness.
Trio Bale, Kane, dan Son itu hanya bertahan selama sekitar delapan menit pada laga ini. Ketika Bale masuk, Son kemudian digantikan Lucas Moura pada menit ke-80. Sejak Son keluar lapangan, petaka Spurs dimulai.
West Ham mencetak gol pertama melalui sundulan Fabian Balbuena pada menit ke-82. Gol yang berawal dari tendangan bebas itu membuktikan kepiawaian West Ham memanfaatkan bola-bola mati.
Tiga menit kemudian, bek Spurs, Davinson Sanchez, melakukan gol bunuh diri ketika mencoba membuang bola. Gol ketiga West Ham yang dramatis pun terjadi pada menit ke-90+4 ketika Manuel Lanzini menendang dari luar kotak penalti. Bola mengarah ke pojok kiri atas gawang dan tidak bisa dijangkau kiper Spurs Hugo Lloris.
Kesalahan tim
Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho membantah anggapan bahwa hasil imbang itu terjadi karena konsentrasi tim buyar setelah Bale masuk. Ia menegaskan, ada kesalahan tim secara keseluruhan, terutama dari faktor psikis.
”Jangan pernah berpikir itu (Bale masuk dan merusak konsentrasi tim),” kata Mourinho. Bukan rencana Mourinho untuk sengaja memasukkan Bale pada babak kedua sebagai ”pertunjukan tambahan”.
Keputusan tidak memainkan Bale sejak awal adalah keputusan yang tepat. Sebuah keputusan yang memperlihatkan bahwa ia (Bale) tidak serta-merta mendapat tempat yang enak di tim.
Mourinho ingin menciptakan kompetisi yang sengit di antara para pemain. ”Keputusan tidak memainkan Bale sejak awal adalah keputusan yang tepat. Sebuah keputusan yang memperlihatkan bahwa ia (Bale) tidak serta-merta mendapat tempat yang enak di tim,” katanya.
Kehancuran Spurs pada babak kedua itu, menurut Mourinho, lebih karena faktor kepercayaan diri West Ham. Sejak West Ham mencetak gol pertama, kepercayaan diri mereka meningkat. Sementara para pemain Spurs tidak bisa mengimbanginya secara psikis.
”Ini sangat menyakitkan. Semua pemain sangat sedih dan kejadian seperti ini seharusnya tidak terjadi lagi,” kata Son. Hasil imbang ini menjadi pelajaran bagi para pemain agar mereka tetap harus fokus hingga wasit meniup peluit panjang tanda laga usai. Keunggulan 3-0 bukan jaminan tim sudah boleh merasa tenang.
Manajer West Ham David Moyes, yang kini bisa berada di lapangan setelah bersih dari Covid-19, mengatakan, dirinya merasakan sebuah momen langka dalam kariernya sebagai manajer tim. ”Sungguh membanggakan bisa menjadi manajer tim ini,” kata Moyes. (AFP/REUTERS)