Untuk pertama kalinya pada Liga Spanyol musim ini, Real Madrid dan Barcelona kalah bersamaan, tepat sebelum saling berhadapan di "El Clasico". Hasil negatif itu tak terlepas dari rotasi pemain kedua tim raksasa itu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MADRID, MINGGU - Dua rival abadi Liga Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, kompak menderita kekalahan di laga pekan kelima musim ini. Pembenahan, terutama di lini depan, perlu segera dilakukan kedua tim agar keluar dari tren hasil buruk jelang duel El Clasico, Sabtu (24/10) di Stadion Camp Nou.
Sama-sama mengenakan jersei merah muda, kedua raksasa Spanyol itu tumbang dengan skor identik 0-1, Minggu (18/10) dini hari WIB. Barca dikalahkan Getafe pada laga tandang, adapun Real dipermalukan Cadiz di kandangnya sendiri.
Khusus Real, kekalahan itu menghentikan rekor tujuh kemenangan beruntun mereka ketika bermain di Stadion Alfredo Di Stefano sejak Juni lalu. Kekalahan itu membuat Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane geram.
Pelatih yang selalu tenang di pinggir lapangan itu mengunci seluruh pemain ”Los Blancos” selama satu jam di ruang ganti tim seusai laga kontra Cadiz. Zidane mempersilakan para pemainnya mengungkapkan kemarahan atas penampilan rekan-rekan setimnya di laga itu.
Zidane, untuk pertama kalinya selama dua periode melatih Real, juga melakukan empat pergantian pemain secara serentak di masa jeda babak pertama pada laga itu. Sergio Ramos, Luka Modric, Isco, dan Lucas Vazquez, adalah barisan pemain yang penampilannya tidak memenuhi harapan pelatih asal Perancis itu.
Meski begitu, Zidane enggan menganggap duel melawan Cadiz sebagai laga terburuknya sebagai pelatih Real. Ia menilai, Real gagal tampil optimal karena memulai laga tersebut dengan kondisi fisik para pemain yang tidak maksimal.
”Kami tidak perlu mencari alasan karena kami memainkan permainan yang buruk. Kami telah mengalihkan fokus ke laga selanjutnya, yaitu Liga Champions dan El Clasico, agar bisa segera bangkit dan memperbaiki kesalahan,” ungkap Zidane dilansir Marca.
Pertama bersama Koeman
Sebelum menghadapi Barca, Real akan lebih dulu meladeni tim Ukraina, Shakhtar Donetsk, pada laga pertama babak penyisihan grup Liga Champions Eropa musim ini, Rabu (21/10) malam WIB.
Adapun bagi Barca, kekalahan atas Getafe adalah hasil negatif pertama mereka bersama pelatih terbarunya, Ronald Koeman. Selama 90 menit laga itu, Barca hanya sekali melakukan tembakan tepat ke gawang dari tujuh kali percobaan.
”Kekalahan ini terjadi karena kami tidak dalam kondisi permainan terbaik. Kami perlu segera memperbaiki kesalahan di lini belakang dan lebih kreatif dalam menciptakan peluang,” ujar gelandang Barcelona, Sergio Busquets, dikutip Sport.
Kami tidak perlu mencari alasan karena kami memainkan permainan yang buruk. Kami telah mengalihkan fokus ke laga selanjutnya, yaitu Liga Champions dan El Clasico.(Zinedine Zidane)
Koeman memilih melampiaskan kekalahan timnya itu kepada wasit Cesar Soto Grande. Ia kesal dengan Grande yang terlalu lunak dengan permainan keras para pemain Getafe.
”Ada wasit, dua asisten, ofisial keempat, dan VAR (asisten wasit peninjau video). Namun, saya merasa VAR tidak berfungsi karena ada beberapa momen krusial yang seharusnya menjadi perhatian wasit,” ucap Koeman, pelatih asal Belanda.
Adapun Getafe meraih kemenangan perdana atas Barcelona dalam sembilan tahun terakhir. Berkat hasil itu, Getafe memiliki 10 poin setelah menjalani lima pertandingan, sedangkan Barcelona baru mengumpulkan tujuh poin dari empat laga. Jumlah poin Getafe setara perolehan poin Real Madrid dan Cadiz.
Di sisi lain, kekalahan Real dan Barca itu merupakan dampak rotasi pemain, khususnya di lini serang, yang diterapkan kedua pelatih tim tersebut.
Dalam laga itu, Zidane menurunkan Lucas Vazquez untuk menemani Karim Benzema dan Vinicius Junior. Padahal, kali terakhir Vazquez bermain sebagai penyerang sayap kanan adalah Maret lalu. Di penghujung musim lalu, Zidane lebih sering memainkan Vazquez sebagai pelapis Dani Carvajal, yaitu di posisi bek sayap kanan.
Hasilnya, Vazquez tampil kikuk. Ia gagal melakukan satu pun drible sukses selama 45 menit bermain. Tidak heran, ia lantas digantikan Marco Asensio seusai jeda turun minum.
Setali tiga uang, keputusan Koeman mengistirahatkan Ansu Fati dan Philippe Coutinho harus dibayar mahal. Ousmane Dembele dan Pedri, yang dipilih sebagai pemain mula di laga itu, terlihat kurang padu. Serangan Barca kurang tajam dan tidak beragam. Akibatnya, serangan Barca hanya bertumpu ke sang kapten, Lionel Messi, yang berperan sebagai false nine alias striker palsu di laga itu.
Menurut Alfredo Relano, jurnalis AS, kesalahan menurunkan pemain dalam daftar 11 pemain mula menjadi awal petaka Real dan Barca. Cadiz dan Getafe berhasil memanfaatkan kelelahan para pemain bintang Real dan Barca seusai menjalani laga internasional.
”Kekalahan itu membuat Barca dan Real mengalami kemunduran performa jelang laga penting Liga Champions dan El Clasico,” ungkap Relano.