Fabio Quartararo melawan rasa sakit saat berusaha keras meraih ”pole position” pada kualifikasi MotoGP di Motorland Aragon. Dia kini dalam posisi terbaik untuk mengokohkan posisinya di puncak klasemen pebalap.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
ALCANIZ, SABTU — Fabio Quartararo sempat khawatir dirinya tidak bisa mengendarai motor setelah terpelanting dari motornya dan terbanting ke aspal saat memasuki tikungan 14 pada sesi latihan bebas ketiga. Dia sempat dibawa ke pusat medis MotoGP di Sirkuit Aragon, Spanyol, untuk memastikan tidak ada tulang yang retak. Namun, Quartararo masih merasakan sakit saat kualifikasi dan berjalan pincang seusai meraih posisi start terdepan menggusur Maverick Vinales, Sabtu (17/10/2020).
Perjuangan Quartararo ini menegaskan mentalnya semakin kuat untuk mengatasi tekanan dalam perburuan juara MotoGP. Dia tetap bisa fokus di setiap lap dan meraih posisi terbaik untuk memenangi balapan seri kesepuluh ini. Pebalap tim Petronas SRT Yamaha itu meraih pole position dalam flying lap terakhirnya. Dia sedikit kurang mulus di sektor dua, tetapi masih bisa mencetak waktu tercepat 1 menit 47,076 detik. Dia menggusur Vinales yang sempat di posisi teratas dengan 1 menit 47,122 detik.
”Jujur, setelah kecelakaan, saya sempat berpikir apakah masih bisa mengendarai motor. Sekarang rasanya tidak terlalu buruk. Saya senang karena ini pagi yang berat, kemarin kecelakaan dan pagi ini juga kecelakaan. Catatan waktu pada FP4 juga tidak telalu jelek dan saat kualifikasi juga bagus. Lap saya tidak sempurna, tetapi bagus,” ujar Quartararo kepada MotoGP.
Quartararo kembali ke performa terbaiknya sejak seri Emilia Romagna, di mana dia finis ketiga, tetapi kemudian turun keempat karena hukuman melanggar batas kecepatan trek. Dia kemudian finis terdepan di Barcelona sekaligus mencetak lap tercepat. Pada seri Perancis, dia meraih pole position, tetapi hanya bisa finis kesembilan karena balapan berlangsung dalam kondisi trek basah.
Kini, di Aragon, dia memburu poin maksimal, 25, yang hilang 18 poin saat di Le Mans. Peluang Quartararo memenangi balapan sangat besar karena Yamaha paling stabil pada trek dingin di Aragon. Mereka bisa dengan cepat meningkatkan temperatur ban sehingga tidak banyak kehilangan waktu di lap-lap awal. Ini kesempatan terbaik Quartararo yang mengumpulkan 115 poin, untuk melebarkan keunggulan dari para pesaingnya, terutama peringkat dua Mir yang hanya terpaut 10 poin, Andrea Dovizioso ketiga dengan 97 poin, dan Vinales di posisi empat dengan 96 poin.
Jika Quartararo bisa memimpin setelah tikungan pertama, dia memiliki peluang menjauh dari Vinales yang start dari posisi kedua. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu juga mampu melesat cepat di trek yang dingin. ”Ya, saya cukup senang (start dari posisi kedua). Waktu lap saya bagus. Saya masih bisa melakukan lebih baik lagi, dan saya merasa sangat bagus, semoga besok bisa membuat perbaikan dan meraih kemenangan,” kata rekan setim Valentino Rossi yang absen karena positif Covid-19 itu.
Posisi start ketiga diraih oleh pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow, dengan 1 menit 47,305 detik. Ini lompatan performa yang lebar dari pebalap veteran itu setelah sempat kehilangan bentuk terbaik akibat cedera retak scaphoid pergelangan tangan kiri serta operasi lengan kanan akibat arm pump. Crutchlow dengan pace yang kompetitif berpotensi mengusik dominasi Yamaha.
Crutchlow yang akan meninggalkan LCR pada akhir musim ini diikuti oleh rekan setim Quartararo, Franco Morbidelli. Di belakang pebalap Italia itu ada Jack Miller (Pramac Ducati), Joan Mir (Suzuki), Takaaki Nakagami (LCR), Danilo Petrucci (Ducati), dan Aleix Espargaro (Aprilia).
”Feeling saya membaik dengan motor seiring lengan saya yang semakin baik. Tim melakukan pekerjaan dengan baik dan di setiap sesi kami melakukan perbaikan. Ini menyenangkan dan pace saya juga bagus,” ujar Crutchlow yang start dari baris terdepan untuk pertama kali setelah Austin pada 2019.
Atmosfer positif tidak dirasakan oleh para pebalap Ducati. Temperatur trek Aragon yang dingin membuat Ducati kehilangan daya cengkeram ban, lebih parah dibandingkan dengan tim-tim lain. Mereka berusaha menemukan setelan elektronik yang paling ideal, tetapi masih tidak bisa mengantar para pebalapnya langsung lolos ke kualifikasi dua (Q2).
Pebalap pabrikan Ducati, Andrea Dovizioso, yang kini di posisi tiga klasemen dengan 97 poin, juga tidak bisa lolos dari Q1. Dia digusur oleh rekan setimnya, Danilo Petrucci, yang tercepat pada Q1, dan pebalap tim satelit Pramac Ducati, Jack Miller, di posisi kedua. Ini menjadi pukulan berat dalam menjaga peluang juara karena Dovizioso akan start dari posisi ke-13 saat balapan, Minggu (18/10/2020), pukul 20.00 WIB.
Start dari baris kelima menipiskan peluang Dovizioso meraih podium. Kejutan masih bisa terjadi jika dia bisa memaksimalkan potensi Desmosedici mulai pertengahan balapan seiring dengan daya cengkeram ban medium yang membaik. Ban kompon medium menjadi solusi Ducati di trek dingin. Namun, pilihan ban itu akan membuat pebalap Ducati kehilangan waktu di lap-lap awal.
”Dia masih yakin bisa tampil bagus di Aragon, tetapi start bukan dari baris depan akan membuat lebih sulit di trek yang dingin ini. Namun, kami tidak pernah menyerah,” ujar Manajer Ducati Corse Davide Tardozzi kepada BT Sport seusai Q1.
”Musim lalu para pebalap kami, Dovi dan Miller, bisa bangkit di lap-lap terakhir,” ujar Tardozzi mengacu pada kebangkitan kedua pemacu Desmosedici itu pada 2019, di mana Dovizioso finis kedua dan Miller finis ketiga di Aragon.
”Solusi kami bagus dan Dovi membuat lap yang bagus dengan ban medium sebelum kualifikasi. Kami akan tetap bisa kompetitif dan tidak kehilangan waktu terlalu banyak di lap-lap awal,” ujar Tardozzi yang memberi catatan temperatur trek akan sangat memengaruhi strategi dan hasil balapan.