Para pebalap MotoGP, Moto2, dan Moto3 terikat protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah terinfeksi virus korona baru penyebab Covid-19. Namun, di titik tertentu terjadi kelalaian karena merasa sehat dan aman.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
Valentino Rossi kecewa dan marah begitu mengetahui hasil tes PCR kedua yang dia terima pada Kamis (15/10/2020) pukul 16.00 waktu Tavullia, Italia, menunjukkan dirinya positif Covid-19. Dia merasa selalu mematuhi protokol kesehatan, salah satunya tidak berkontak dengan orang di luar rumahnya sejak pulang dari balapan di Le Mans, Perancis, Minggu (11/10/2020). Dia juga tidak kontak dengan para teknisi timnya di Monster Energy Yamaha maupun para pebalap dari akademi miliknya, VR46, yang berlaga di Moto2 dan Moto3.
Namun, protokol kesehatan yang dijalani Rossi itu tidak bisa membendung serangan virus korona baru untuk menginfeksi dirinya. Dia merasakan gejala awal berupa tulang ngilu dan sedikit demam saat bangun tidur pada Kamis pagi. Rossi kemudian diperiksa oleh dokter dan diambil sampel kedua untuk PCR. Sebelumnya, pada Selasa, Rossi sudah menjalani tes PCR dan hasilnya negatif. Hasil tes PCR kedua dia terima pada pukul 16.00 waktu Tuvallia atau pukul 21.00 WIB dan hasilnya positif Covid-19.
”Saya sedih dan marah karena saya telah melakukan yang terbaik untuk menghormati protokol. Selain itu, tes yang saya jalani pada Selasa hasilnya negatif. Saya juga menjalani isolasi mandiri sejak kedatangan saya dari Le Mans,” ujar pebalap berusia 41 tahun itu dalam laman media sosialnya.
”Apa pun itu, inilah yang terjadi dan saya tidak bisa apa pun untuk mengubah keadaan. Sekarang, saya akan mengikuti anjuran medis dan saya hanya berharap saya segera pulih,” ucap pebalap Monster Energy Yamaha itu.
Rossi akan absen pada balapan seri ke-10 MotoGP di Aragon, akhir pekan ini, dan kemungkinan hingga seri ke-11 di sirkuit yang sama. Selain dirinya, ada pebalap Moto3, Tony Arbolino, yang absen di Aragon. Hasil tes PCR Arbolino sebenarnya negatif, tetapi dalam status berisiko tinggi karena dekat dengan orang yang positif Covid-19 saat penerbangan pulang dari Perancis ke Italia seusai balapan pekan lalu. Berdasarkan peraturan Italia dan Spanyol sebagai lokasi balapan di Aragon, Arbolino wajib menjalani isolasi mandiri selama 10 hari.
”Sesuai dengan peraturan pemerintah Italia dan Spanyol, dia masuk dalam kategori kontak dekat (dengan penderita Covid-19) sehingga wajib menjalani isolasi mandiri dan absen pada ajang ini,” tegas Giancarlo Di Filippo, Petugas Medis Permanen FIM, kepada MotoGP.
Sebelum kasus Rossi dan Arbolino, pekan lalu enam insinyur Yamaha, termasuk Kepala Proyek YZR-M1 Takahiro Sumi, juga positif Covid-19. Mereka menjalani isolasi mandiri di Andorra dan tidak bisa datang ke Le Mans. Keenam insinyur itu belum diketahui apakah sudah bisa berada di Aragon akhir pekan ini atau belum.
Adapun kasus pertama Covid-19 di Grand Prix MotoGP adalah Jorge Martin yang membela tim Red Bull KTM Ajo di kelas Moto2. Dia tidak mengalami gejala seperti Rossi dan absen dalam dua seri di Sirkuit Misano bulan lalu. Martin yang musim depan naik ke MotoGP bersama Pramac Ducati pun kehilangan dua balapan sehingga merusak peluangnya untuk bersaing merebut gelar juara. Dia kini berada di posisi kelima akibat dua hasil buruk di Barcelona dan Perancis, di mana dia gagal finis. Itu menjadikan dirinya gagal meraih poin dalam empat balapan beruntun.
Kondisi yang dialami Martin itu menegaskan bagaimana hasil kejuaraan bisa dipengaruhi oleh Covid-19. Saat pebalap harus menjalani isolasi selama 10 hari, dia akan kehilangan dua balapan jika dalam periode dua atau tiga balapan beruntun. Martin mengungkapkan bagaimana pebalap berpotensi terinfeksi virus korona baru dan apa dampaknya dalam persaingan juara kepada media Spanyol, Marca, Jumat (16/10/2020).
”Ya, itu cukup berat, khususnya ketika mereka memberi tahu kabar itu. Pada akhirnya itu tidak terlalu buruk. Tetapi, ketika Anda berada di rumah, dalam kondisi sehat dan melihat lawan-lawan terberat Anda bersaing dan meraih podium, itu situasi yang paling sulit,” ujar Martin.
”Ini sesuatu yang harus saya terima, bahwa itu terjadi. Saya adalah kasus pertama di jajaran pebalap. Namun, sekarang ada banyak kasus di padok dan ini bisa terjadi pada siapa saja. Menurut saya, ini sesuatu yang semua orang harus lewati, sekarang atau saat musim dingin. Ini situasi yang sangat jarang dan sesuatu yang tidak diharapkan oleh siapa pun, tetapi kami harus hidup berdampingan dengan itu,” tegas Martin.
Setelah pulih, Martin menjadi jauh lebih waspada karena dia meyakini mereka yang pulih bisa kembali terinfeksi. ”Saya tertular dan itu bisa terjadi lagi pada saya. Itulah mengapa Anda harus terus waspada, menjaga jarak, baik di luar maupun di dalam kotak (padok), karena setiap orang bisa memiliki itu dan tanpa disadari itu bisa menular ke orang lain. Anda harus berhati-hati supaya tidak kehilangan satu pun balapan,” ungkap Martin.
Saya berusaha lebih sering membersihkan tangan, tidak terlalu dekat dengan orang lain, dan selalu mengenakan masker, di mana itu yang paling melindungi kita. Namun, kita tidak bisa mengendalikan semuanya. Saya berusaha menjadi lebih waspada dengan situasi ini. (Jorge Martin)
”Saya berusaha lebih sering membersihkan tangan, tidak terlalu dekat dengan orang lain, dan selalu mengenakan masker, di mana itu yang paling melindungi kita. Namun, kita tidak bisa mengendalikan semuanya. Saya berusaha menjadi lebih waspada dengan situasi ini,” tegas pebalap berusia 22 tahun itu.
Terkait bagaimana dia bisa tertular virus korona baru, Martin menduga itu saat dirinya lengah. ”Di suatu titik kita semua akan sedikit menurunkan kewaspadaan, karena Anda merasa tidak memiliki itu (virus) dan semua orang yang tertular jauh dari Anda. Mungkin saya seharusnya tidak membiarkan kewaspadaan menurun dan pergi makan malam keluar, serta seharusnya lebih berhati-hati. Namun, ada hal-hal yang bisa terjadi dan saya tidak bisa melakukan apa pun untuk mencegah itu,” tutur Martin.
Virus korona baru memang sangat sulit dibendung. Bahkan, para pebalap MotoGP dan Formula 1 yang berada dalam gelembung masih bisa tertular. Sedikit kelengahan bisa membuka jalan bagi virus untuk menginfeksi.
”Kejadian-kejadian ini mengingatkan kita bahwa tak peduli seberapa hati-hati Anda, risiko selalu ada. Itu kita lihat dengan kenaikan jumlah infeksi di Eropa saat ini. Kami akan lebih memperhatikan hal ini mulai sekarang untuk meminimalkan peluang kejadian ke depan,” tegas Managing Director Yamaha MotoGP Lin Jarvis.