Motorland Aragon bak rumah bagi para pebalap Honda yang meraih tujuh kemenangan sejak MotoGP 2011. Dua seri di Aragon pun bisa menjadi sandungan persaingan juara MotoGP musim ini antara Yamaha, Ducati, dan Suzuki.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
ALCANIZ, KAMIS – Andrea Dovizioso kembali mendapat momentum untuk menutup musim terakhirnya bersama Ducati dengan gelar juara MotoGP. Peluang juara masih terbuka lebar dengan selisih 18 poin dari pemuncak klasemen sementara, pebalap Petronas SRT Yamaha Fabio Quartararo.
Dovizioso pun mengincar dua kemenangan pada dua balapan di Sirkuit Aragon, Spanyol, 18 dan 25 Oktober. Ini memang bukan sirkuit favorit bagi Ducati, tetapi Dovizioso selalu bisa finis kedua pada 2018 dan 2019.
Dalam dua musim itu, Dovizioso selalu kalah dari pebalap Repsol Honda Marc Marquez. Kini, tanpa Marquez yang masih memulihkan cedera lengan kanan atasnya, peluang Dovizioso meraih kemenangan di Aragon terbuka lebar.
Namun, itu bukanlah target mudah mengingat Ducati belum benar-benar menemukan solusi jitu pada daya cengkeram ban. Selain itu, performa Quartararo juga para pebalap Suzuki, Alex Rins dan Joan Mir, juga sedang menanjak. Mir kini berada di posisi kedua dengan 105 poin, terpaut 10 poin dari Quartararo dan 8 poin dari Dovizioso.
Pekan lalu, di Le Mans, Perancis, Dovizioso finis keempat dalam balapan di trek basah. Dia gagal mengambil alih pimpinan balapan dari rekan setimnya, Danilo Petrucci yang akhirnya finis terdepan. Dovizioso juga gagal menjaga posisi di zona podium setelah gagal menahan serangan Alex Marquez (Repsol Honda), dan Pol Espargaro (KTM).
Suntikan motivasi
Namun, finis keempat tetap memberikan suntikan motivasi yang besar bagi Dovizioso dalam persaingan juara. Dia kembali merapat ke Quartararo yang finis di posisi sembilan di Le Mans, dua tingkat di atas Mir. Dovizioso pun termotivasi untuk meraih kemenangan kedua dan ketiga pada musim ini dalam dua seri di Motorland Aragon. Sebelumnya, ia memenangi seri Austria.
“Kami langsung kembali balapan setelah di Le Mans. Sekarang, kami fokus pada dua Grand Prix berikutnya di Aragon. Ini krusial dalam tahapan ini. Tahun lalu, saya bisa meraih podium di sana. Meskipun di atas kertas kami bukan unggulan di trek ini, saya yakin kami bisa memiliki sejumlah peluang dengan mengeksploitasi kekuatan Desmosedici," ungkap Dovizioso dikutip La Gazetta delo Sport, Rabu (14/10/2020).
Aragon memang bukan sirkuit yang mudah bagi Ducati. Mereka hanya sekali menang di sana melalui Casey Stoner pada 2010. Stoner kembali meraih kemenangan pada 2011 bersama Honda. Para pebalap Honda juga mendominasi Aragon, dengan Dani Pedrosa menjuarainya pada 2012, lalu Marc Marquez pada 2013 dan 2016-2019. Sedangkan, sejak 2011, Yamaha dua kali menang di sana melalui Jorge Lorenzo pada 2014 dan 2015.
Namun, Dovizioso tidak kehabisan harapan untuk meraih kemenangan di sana, mengingat perbaikan performanya di Le Mans, dan dua kali finis kedua di sirkuit ity pada 2018-2019. “Kejuaraan Dunia masih terbuka dan kami harus terus bekerja dari satu balapan ke balapan berikutnya untuk berusaha meraih tujuan kami,” tegas pebalap asal Forli, Italia, itu.
Tantangan Yamaha
Tantangan yang dihadapi Dovizioso di Aragon tak kalah berat dari para pemacu Yamaha YZR-M1, yaitu Quartararo, Franco Morbidelli, Valentino Rossi, dan Maverick Vinales. Bagi Rossi, dua balapan di Aragon ini menjadi tantangan mengakhiri siklus buruk.
Ini selalu menjadi trek yang sulit bagi saya. Jadi, akan menjadi tantangan besar bagi saya untuk bisa cepat di sini.(Valentino Rossi)
Pebalap berusia 41 tahun itu tidak meraih poin dalam tiga balapan terakhir karena gagal finis. Sejak Aragon menggelar MotoGP pada 2010, Rossi belum pernah meraih hasil lebih baik dari posisi ketiga yang dia raih pada 2013, 2015, dan 2016.
“Ini selalu menjadi trek yang sulit bagi saya. Jadi, akan menjadi tantangan besar bagi saya untuk bisa cepat di sini. Tetapi, tahun ini, saya cukup cepat dan memiliki feeling bagus dengan motor. Kami akan tetap bekerja keras dan berusaha memahami apakah kami bisa menaikan level performa kami di trek ini,” tegas Rossi.
Setali tiga uang, rekan setim Rossi di Monster Energy Yamaha, Vinales, juga belum pernah meraih kesuksesan di Aragon. Namun, dia mengaku tetap menyukai sirkuit tersebut.
“Ini sirkuit yang saya sukai, salah satu favorit saya. Saya biasanya membalap dengan baik di sini dan yang pasti saya akan mengerahkan segalanya akhir pekan ini. Ini seperti Grand Prix kandang bagi saya. Tahun lalu, saya hampir meraih podium dan saya pikir kami bisa tampil bagus kali ini,” tegas Vinales.