Liga Basket Nasional atau IBL mengakhiri musim 2020 tanpa juara. Sekarang, penyelenggara dan klub terus berkomunikasi untuk mempersiapkan musim baru pada awal tahun 2021.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah kelanjutan musim batal dilaksanakan, Liga Bola Basket Indonesia atau IBL memutuskan untuk menyudahi musim 2020 tanpa juara. IBL langsung menatap musim baru pada awal 2021 sambil melihat perkembangan kondisi dengan hati-hati. Klub berharap liga bisa dimulai secepatnya.
IBL batal melanjutkan musim ini pada 13-27 Oktober di Jakarta karena tidak mendapat izin keramaian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Akibat ketidakpastian itu, penyelenggara memutuskan musim ini berakhir di tengah jalan.
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah mengatakan, tidak ada juara dalam kompetisi musim ini. Peringkat musim reguler tidak akan dihitung karena ada beberapa klub yang memiliki jumlah pertandingan berbeda.
”Karena jumlah pertandingan berbeda, peringkat itu tidak bisa dijadikan patokan juara. Melihat kelanjutan musim juga tidak bisa pasti dilaksanakan dalam waktu dekat. Maka, kami putuskan musim berakhir tanpa juara,” kata Junas saat dihubungi, Kamis (15/10/2020), dari Jakarta.
Adapun musim reguler IBL sudah berlangsung enam seri pada Januari-Maret 2020. Dari hasil itu, NSH Jakarta berada di puncak klasemen sementara. Namun, jumlah bertanding NSH lebih banyak satu laga dibandingkan peringkat kedua, Pelita Jaya.
Musim baru
Berbekal persiapan sebelumnya, IBL langsung bergerak menatap musim baru. Sesuai jadwal, musim baru akan dimulai setiap 15 Januari. Meski belum bisa dipastikan tepat waktu, klub dan liga terus membahas jadwal musim depan sambil melihat kondisi pandemi Covid-19.
Menurut Junas, mereka saat ini terus mempersiapkan hal teknis kompetisi. Namun, yang terpenting, mereka akan terus menantau kondisi pandemi Covid-19. Berkaca dari kegagalan sebelumnya, yang paling krusial adalah hal yang tidak bisa dikontrol, seperti perizinan.
”Kami sejauh ini sudah punya beberapa rencana. Semoga saja tren dari sisi Covid-19 semakin menurun November. Kalau terus membaik, bukan tidak mungkin mulai Januari. Tetapi, saat ini belum bisa detail, tanggal berapa dan seri apa saja,” ucapnya.
Manajer Satya Wacana Salatiga Zaki Iskandar berharap liga bisa dimulai segera, Januari atau paling lambat Februari. Jika berlangsung Maret, akan genap setahun basket nasional vakum. Hal itu dinilai terlalu lama bagi para pelaku industri basket yang sudah siap berkompetisi.
”Mungkin bisa dibuat kompetisi yang lebih singkat waktunya, tidak perlu seperti biasanya. Yang penting kita ada dulu. Ibaratnya, ini adalah mode bertahan. Karena ini sudah terlalu lama vakum. Yang penting saat ini kita ada pertandingan. Harus tetap eksis,” kata Zaki.
Bagi Satya Wacana, hal terpenting saat ini adalah kepastian kompetisi dari penyelenggara. Pelatih mereka, Efri Meldi, butuh kepastian agar bisa mengatur ulang program latihan anak asuhnya. Mereka juga ingin menjadwakan uji coba dengan klub-klub lain.
Jeda persiapan minim menjadi tantangan besar untuk klub dan liga. Jarak waktu menuju musim baru kali ini merupakan yang paling mepet. Mereka hanya punya sekitar dua bulan jika IBL berlangsung tepat waktu. Biasanya persiapan bisa berlangsung setengah tahun.
Manajer NSH Jakarta Yusuf Arlan Ruslim mengatakan, kepastian jadwal musim baru memang sangat penting untuk menyusun program. Saat ini, mereka juga masih bingung karena hanya berlatih tanpa ada tujuan yang jelas.
Apalagi, tim butuh usaha ekstra untuk berlatih pada kondisi pandemi. Mereka harus ke luar Jakarta demi berlatih setiap hari. Gedung yang biasa dipakai latihan ditutup karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibu Kota.
”Minimal kepastian dulu apakah bisa atau tidak. Kami sekarang harap-harap cemas, seperti menunggu sesuatu yang tidak pasti. Kasihan para pemain. Mereka kecewa, sudah semangat persiapan kemarin, lalu batal,” kata Arlan.
Adapun klub-klub IBL, seperti Satya Wacana dan NSH, masih terus berlatih meski kelanjutan musim batal. Mereka tidak ingin kondisi fisik pemain menurun lagi mengingat musim depan seharusnya berlangsung pada awal tahun.
Sebelumnya, pemain-pemain IBL mengutarakan kekecewaan karena batalnya kelanjutan musim. Salah satunya adalah pemain Pelita Jaya, Adhi Pratama. Dia memutuskan pensiun lebih cepat karena musim batal digelar. Awalnya, dia ingin bermain hingga akhir musim untuk menutup karier, tetapi rencana itu gagal total.
Pengamat basket nasional Eko Widodo mengatakan, kompetisi basket seharusnya bisa digelar mengingat penyelenggaraan kompetisi menggunakan konsep ”gelembung” yang tidak mengundang keramaian. Konsep itu terbukti sukses berjalan di Liga Bola Basket Amerika Serikat (NBA).
Menurut Eko, pemberi izin seharusnya lebih bijak dalam menentukan kompetisi yang aman ataupun tidak. ”Seharusnya tidak dipukul rata basket dengan sepak bola, misalnya. Karena basket, kan, mengadopsi gelembung. Itu mestinya cukup untuk mengurangi risiko kesehatan,” katanya.
Gelar pribadi
Walaupun IBL memutuskan tidak ada juara musim ini, mereka masih akan tetap memberikan penghargaan individu. Penghargaan itu antara lain Most Valuable Player (MVP), Coach of the Year, dan Most Improved Player. Pemenang gelar individu akan diumumkan pada akhir Oktober.
”Penilaian individu, kan, perhitungannya secara rata-rata, kontribusi poin, assist, performance. Jadi, tidak pengaruh pemain sudah tampil lebih banyak atau tidak. Penghargaan ini tetap diberikan untuk memotivasi pemain. Kontribusi yang sudah mereka buat kami hargai,” tutur Junas.
Nomine MVP musim ini, Widyanta Putra Teja dari NSH Jakarta, mengatakan sangat senang masih berkesempatan meraih gelar individu. Baginya, menjadi nomine ini begitu berarti. Ini merupakan pertama kalinya dia masuk dalam jajaran pemain terbaik di liga.
”Senang bisa menjadi salah satu nomine MVP tahun ini, tidak pernah kepikiran untuk masuk nominasi. Mungkin ini salah satu bonus untuk saya karena berusaha untuk tampil semaksimal mungkin di setiap pertandingan dan berusaha untuk menang tentunya,” kata Widyanta.