Tim nasional Indonesia U-19 kembali menjajal kekuatan Macedonia Utara dengan komposisi pemain yang berbeda. Namun, tim ”Garuda Muda” tidak bisa lagi tampil ganas seperti pada laga pertama.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
SPLIT, RABU — Pelatih tim nasional Indonesia U-19 Shin Tae-yong sengaja merotasi pemainnya pada laga persahabatan kedua melawan Macedonia Utara di Stadion NK Uskok Klis, Split, Kroasia, Rabu (14/10/2020). Shin ingin melihat kemampuan pemain lainnya, tetapi tim ”Garuda Muda” justru ditahan imbang, 0-0.
Indonesia tidak seganas pada laga pertama, Minggu (11/10/2020), ketika bisa mengalahkan Macedonia Utara, 4-1. Namun, Shin bisa mendapat catatan-catatan baru dari hasil laga ini sebagai bahan evaluasi.
Pada laga kedua ini, Shin memainkan empat pemain berbeda dari laga pertama, Minggu. Bayu Mohamad Fiqri dan Komang Teguh Trisnanda menggantikan posisi Amiruddin Bagas Kaffa dan Rizky Ridho Ramadhani. Beckham Putra menggantikan David Maulana di lini tengah, sedangkan M Bahril Fahreza menggantikan posisi Braif Fatari di lini depan.
Dengan komposisi susunan 11 pemain yang berbeda ini, Garuda Muda ternyata kesulitan mengembangkan permainan, terutama pada babak pertama. Di sisi lain, Macedonia Utara juga telah belajar dari kekalahan 1-4 pada laga pertama. Tampil dengan tim yang juga sudah dirotasi, Macedonia Utara lebih bisa tampil menekan pada laga kedua ini.
Sebelum menjalani laga kedua ini, Shin punya dua permintaan kepada para pemainnya. Ia ingin pemain lebih tenang ketika berada di depan gawang lawan agar bisa memanfaatkan peluang gol dengan baik. Gelandang juga diminta lebih kreatif mencari ruang di belakang pertahanan lawan.
Ketenangan sekaligus keberanian di depan gawang lawan sudah beberapa kali terlihat, salah satunya ketika Bahril menyambut umpan silang. Ia berani berduel dengan kiper lawan. Sayangnya, upaya itu tidak membuahkan gol.
Shin dari pinggir lapangan kemudian mendorong para gelandang untuk memenuhi permintaan kedua, yaitu lebih kreatif dalam bergerak. Melalui penerjemahnya, Shin terus meminta para gelandang rajin mencari ruang kosong.
Kreativitas dan organisasi yang rapi merupakan faktor yang ingin dilihat Shin dalam permainan timnya. ”Daripada menang banyak (mencetak banyak gol), saya lebih suka tim bermain dengan baik. Baik dalam arti organisasi permainan yang rapi dan operan harus lebih berkualitas,” kata Shin dilansir PSSI seusai laga pertama, Minggu.
Garuda Muda berusaha memaksimalkan kekuatan dengan memasukkan para pemain yang tampil sebagai pemain inti pada laga pertama. Jack Brown, yang pada laga pertama mencetak dua gol, masuk menjelang babak pertama berakhir.
Peningkatan dalam membangun serangan mulai terlihat, misalnya kerja sama antara Witan Sulaeman dan Bagas Kaffa. Transisi serangan menjadi lebih baik, tetapi Macedonia Utara sudah bisa membaca pola serangan Garuda Muda.
Adapun laga ini menjadi laga terakhir Witan di pemusatan latihan di Kroasia. Pada Kamis (15/10/2020), Witan harus kembali ke klubnya, FK Radnik Surdulica, di Serbia. Selain itu, bek Elkan Baggott juga punya rencana meninggalkan timnas lebih awal untuk kembali ke klub Ipswich Town pada 24 Oktober mendatang.
Elkan tetap menjadi pilihan di lini belakang pada laga kedua ini karena memiliki kemampuan dan postur tubuh yang ideal untuk menahan bola-bola atas, terutama jika bermain melawan tim-tim Eropa. Selama ini faktor fisik menjadi kendala ketika melawan tim-tim Eropa. ”Kami bisa mulai mencari cara untuk membangun kekurangan tersebut,” katanya.
Dinamika pemain seperti inilah yang membuat Shin merasa harus bisa memiliki beragam skenario di tim. Ketika pemain tertentu berhalangan, ia harus memiliki pemain pengganti yang bisa memikul tanggung jawab yang sama. Laga persahabatan semacam ini memberikan kesempatan bagi Shin untuk mengeksplorasi kemampuan setiap pemain.