Mengalahkan Spanyol, Ukraina Mengajarkan Arti Sebuah Komitmen
Tim nasional Ukraina pantang menyerah ketika menemui rintangan dan terjatuh. Mereka memilih berkomitmen untuk bangkit dan menuai hasilnya dengan mengalahkan Spanyol, 1-0.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
KIEV, RABU — Tim nasional Ukraina sudah dihantam Covid-19 yang membuat sejumlah pemain absen dan menelan kekalahan dalam tiga laga terakhirnya. Namun, mereka mampu bangkit dengan cepat dan membuat kejutan dengan mengalahkan Spanyol, 1-0, pada laga lanjutan Liga Nasional Eropa di Stadion NSK Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina, Rabu (14/10/2020) dini hari WIB. Komitmen yang kuat menjadi modal utama Ukraina.
Spanyol datang ke Kiev dan memainkan dua penyerang muda sensasionalnya, Ansu Fati (17) dan Adama Traore (24). Dengan komposisi kekuatan yang lebih merata, Spanyol bisa mendominasi permainan dan mencatat penguasaan bola hingga 69 persen. Tim ”La Furia Roja” ini juga melakukan total 21 tembakan.
Ukraina yang sudah mengetahui kekuatan serangan Spanyol memilih bermain lebih bertahan. ”Kami bertahan lebih rapat dari biasanya dan itu merupakan rencana kami,” kata penyerang sayap Ukraina, Viktor Tsygankov, dikutip UEFA.
Mengutamakan pertahanan membuat Ukraina mengandalkan kesalahan Spanyol untuk melakukan serangan balik atau membangun serangan dengan cepat sebelum Spanyol siap membangun pertahanan. Opsi kedua itu yang berhasil dilakukan Ukraina ketika mereka mencetak gol tunggal pada laga itu dari tendangan Tsygankov pada menit ke-76.
Gol itu diciptakan hanya dengan tiga operan dari kiper Ukraina, Georgiy Bushchan, ke Tsygankov. Bushchan memberikan bola kepada bek Oleksandr Karavaev yang sudah bergerak ke tengah lapangan. Karavaev kemudian langsung menyundul bola itu ke arah Andriy Yarmolenko yang memberikan asis kepada Tsygankov.
Saya tidak perlu mengatakan banyak hal karena pemain saya telah mengatakan semuanya melalui sikap dan komitmen mereka.
Gol itu merupakan satu dari dua tembakan Ukraina yang tepat mengarah ke gawang Spanyol. Mereka pada laga itu hanya melakukan total tiga tembakan. ”Saya tidak perlu mengatakan banyak hal karena pemain saya telah mengatakan semuanya melalui sikap dan komitmen mereka,” kata Pelatih Ukraina Andriy Shevchenko.
Menurut pelatih yang pernah menjadi pemain AC Milan dan Chelsea itu, komitmen pemain merupakan kunci untuk bisa memberikan Spanyol kekalahan pertama dalam dua tahun. Pemain berkomitmen melupakan kekurangan yang mereka miliki dan bangkit dari rentetan kekalahan.
Kemenangan atas Spanyol itu sulit dibayangkan jika mengingat laga ketika Ukraina digilas Spanyol, 0-4, di Madrid pada laga awal September lalu. Setelah itu, Ukraina dihantam badai Covid-19 dan kehilangan sejumlah pemain pilarnya ketika menjalani laga berikutnya, yaitu laga persahabatan melawan Perancis.
Akibat Covid-19, Ukraina kehilangan tiga kiper dan enam pemain dari Shakhtar Donetsk. Mereka bahkan mendaftarkan pelatih kiper tim, Oleksandr Shovkovsky, sebagai ”kiper darurat” karena praktis yang tersisa di skuad hanya Bushchan. Apabila pada waktu itu Bushchan juga positif Covid-19 atau cedera, Shovkovsky yang sudah berusia 45 tahun dan telah pensiun pada 2016 lalu harus kembali bermain. Perancis kemudian melibas Ukraina, 7-1.
Ukraina pada laga berikutnya kembali menelan kekalahan 1-2 dari Jerman. Itu merupakan kemenangan pertama Jerman setelah menjalani tujuh laga di Liga Nasional Eropa sejak 2018. Tiga kekalahan beruntun dari Spanyol, Perancis, dan Jerman inilah yang justru memotivasi Ukraina untuk tampil lebih baik ketika berjumpa lagi dengan Spanyol.
”Para pemain telah belajar dari kekalahan dan mereka menerima perubahan yang kami berikan dan patuh menjalankan instruksi. Kami hanya ingin menang dan akhirnya kami memang bisa menang,” kata Shevchenko.
Semua jadi pahlawan
Komitmen para pemain Ukraina yang dipadukan taktik yang tepat terbukti bisa menghasilkan kolektivitas tim yang mematikan. Sikap rendah hati para pemain menjadi hal lain yang semakin memperkuat tim. ”Setiap pemain adalah pahlawan karena masing-masing menunjukkan kemampuan terbaiknya,” kata Bushchan dikutip UEFA.
Padahal, Bushchan, jika mau, bisa menyebut dirinya pahlawan apabila melihat perannya dalam menyelamatkan gawang ataupun membangun serangan yang membuat Tsygankov bisa mencetak gol kemenangan. ”Saya sendiri juga bukan pahlawan. Saya malah ingin memberi selamat kepada Bushchan. Saya rasa ini adalah laga terbaik sepanjang kariernya,” kata Tsygankov.
Kemenangan Ukraina ini semakin memanaskan persaingan di Liga A Grup 4. Spanyol masih berada di puncak klasemen sementara dengan tujuh poin, sedangkan Jerman dan Ukraina masing-masing mengantongi enam poin. Adapun Swiss yang berhasil menahan imbang Jerman, 3-3, pada laga lainnya masih di peringkat keempat dengan dua poin.
Meski kalah, Pelatih Spanyol Luis Enrique masih merasa lega melihat sikap para pemainnya di lapangan. ”Saya sudah mengalami kekalahan seperti ini dalam karier saya. Saya hanya bisa menyimpulkan bahwa saya suka dengan sikap para pemain, saya menyukai apa yang saya lihat,” ujarnya. (AP/AFP/REUTERS)