Tim nasional Jerman dihujani kritikan karena penampilannya kurang meyakinkan di ajang Liga Nasional Eropa musim ini. Laga kontra Swiss, dini hari nanti, bisa menjadi kesempatan untuk menjawab kritikan tersebut.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
KOELN, SELASA — Tim nasional Jerman baru saja meraih kemenangan pertama di ajang Liga Nasional Eropa seusai mengalahkan Ukraina, 2-1, pada akhir pekan lalu. Pelatih Jerman Joachim Loew kini punya kans meraih kemenangan lainnya, yaitu saat melawan Swiss di Stadion RheinEnergi, Koeln, Rabu (14/10/2020) pukul 01.45 WIB, guna memulihkan reputasi timnya.
Reputasi Jerman sebagai tim juara Piala Dunia 2014 mulai memburuk seusai Piala Dunia Rusia 2018. Mereka kandas di penyisihan grup di Rusia dan setelah itu Jerman jatuh bangun meraih kemenangan. Kemenangan atas Ukraina di Liga Nasional Eropa, pekan lalu, merupakan kemenangan pertama yang diraih Jerman setelah menjalani tujuh laga sejak 2018.
Jika menang atas Swiss, Loew akan mendapat dua keuntungan. Ia bisa menjawab semua kritikan terhadap caranya memilih strategi tim sekaligus menjaga harapan Jerman agar bisa lolos ke babak berikutnya atau semifinal.
Jerman saat ini masih berada di peringkat kedua Grup A4 dengan lima poin, sedangkan Spanyol masih berada di puncak klasemen dengan tujuh poin. Hanya tim juara grup yang berhak melaju ke babak semifinal.
Sebaliknya, jika kalah, tekanan terhadap Loew bakal semakin besar. Swiss merupakan tim terlemah di grup tersebut karena masih berada di dasar klasemen dan belum pernah menang dalam tiga laga. Mereka baru mendapat satu poin dari hasil imbang saat melawan Jerman, awal September lalu.
Itulah mengapa tidak ada yang mau menyalakan televisi dan menonton laga Jerman lagi.
Kalah dari Swiss adalah bencana bagi Jerman, terutama Loew yang akhir-akhir ini dikritik banyak pihak, termasuk para mantan pemain Jerman. Lothar Matthaeus, pemain yang mengantar Jerman menjadi juara dunia tahun 1990, menyebut taktik Loew sangat keliru. Matthaeus menilai Loew seharusnya memakai empat bek bukan tiga bek.
Ketika Jerman ditahan imbang Turki, 3-3, pada laga persahabatan yang berlangsung pekan lalu, Matthaeus juga menyindir Loew yang ia nilai keliru dalam memilih pemain. Misalnya, Loew tetap memainkan Niko Schulz yang tidak bersinar di Borussia Dortmund. ”Itulah mengapa tidak ada yang mau menyalakan televisi dan menonton laga Jerman lagi,” tulis Matthaeus dalam kolomnya di surat kabar Jerman, Bild.
Kehilangan karakter
Mantan gelandang Jerman yang ikut mengangkat trofi Piala Dunia 2014 bersama Loew, Bastian Schweinsteiger, turut menyumbang kritik. Ia merasa warga Jerman saat ini sulit mengenali timnas Jerman yang kehilangan karakternya. ”Sungguh menyedihkan. Saya harap keadaan bisa segera membaik,” kata Schweinsteiger yang kini menjadi komentator di televisi.
Loew, yang telah menjadi pelatih Jerman sejak 2006, mengaku tidak terlalu ambil pusing dengan segala kritikan itu. ”Di sepak bola, ada banyak opini yang muncul. Para pengamat wajib menyampaikan opini mereka dan itu tidak masalah. Namun, yang terpenting adalah kami juga sudah mengkritik tim secara internal,” katanya.
Menjelang laga kontra Swiss, Loew meminta pemainnya untuk tampil lebih agresif lagi. ”Saya mengharapkan konsentrasi, presisi, keberanian dan cara menyerang yang benar. Laga ini akan sangat berbeda dibandingkan laga kontra Ukraina karena Swiss bisa bertahan sangat rapat,” kata Loew.
Kemenangan tipis atas Ukraina sendiri menjadi peringatan bagi Jerman untuk segera berbenah. Gol kemenangan Jerman saat itu dicetak oleh Leon Goretzka berkat kesalahan kiper Ukraina, Georgiy Bushchan. Jerman juga tidak boleh berpuas diri karena Ukraina, pada laga tersebut, tampil tanpa kekuatan yang sesungguhnya karena absennya sejumlah pemain pilar.
Kembalinya Timo Werner
Agresivitas yang diinginkan Loew bisa tertolong dengan kembalinya kebugaran penyerang Timo Werner yang sempat sakit. Pada laga Ukraina, penyerang Chelsea itu hanya tampil pada babak kedua.
Namun, tiga pemain lain, yaitu Julian Draxler, Lukas Klostermann, dan Marcel Halstenberg, diragukan bisa tampil. Draxler mengalami cedera pada otot tendon achilles, Klostermann mengalami cerdera pada otot paha, sedangkan Halstenberg cedera lutut.
Sementara itu, Swiss juga bertekad tampil lebih agresif. ”Kami harus tampil lebih berani dan bertahan tidak terlalu dalam. Kami optimistis bisa menimbulkan masalah di Jerman,” kata Pelatih Swiss Vladimir Petkovic dikutip UEFA. (AFP/REUTERS)