Bertandang melawan Bolivia di La Paz merupakan pengalaman yang menakutkan bagi banyak tim, termasuk Argentina. Tipisnya kadar oksigen akan menjadi masalah utama yang harus segera diatasi.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MARCELO ENDELLI / POOL / AFP
Pemain Argentina Lionel Messi tersenyum di tengah pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Argentina melawan Ekuador, di Stadion La Bombonera, Buenos Aires, Kamis (8/10/2020) waktu setempat. Argentina akan bertandang ke Stadion Hernando Siles di La Paz, Bolivia, pada laga kedua kualifikasi Piala Dunia 2022, Rabu (14/10/2020) pukul 03.00 WIB
LA PAZ, SENIN - Argentina kembali menjalani laga yang menantang melawan Bolivia pada laga kedua kualifikasi Piala Dunia 2022, Rabu (14/10/2020) pukul 03.00 WIB. Laga tandang ke Stadion Hernando Siles di La Paz, Bolivia, yang berada di ketinggian sekitar 3.650 meter di atas permukaan laut ini selalu menjadi horor bagi Argentina maupun tim lainnya.
Dari aspek ketinggian, pengalaman bermain sepak bola di stadion berkapasitas sekitar 41.000 penonton itu hampir sama seperti bermain sepak bola di puncak Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut. Kadar oksigen di tempat setinggi itu sangat tipis sehingga pemain yang tidak terbiasa akan sangat tersiksa.
Pemain bisa saja kesulitan untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena mereka akan lebih banyak megap-megap dan mencari tabung oksigen daripada memikirkan strategi permainan. Argentina pernah punya pengalaman buruk seperti itu.
Argentina ketika masih dilatih Diego Maradona pernah kalah 1-6 di stadion ini saat menjalani kualifikasi Piala Dunia 2010 pada April 2009. Hingga saat ini, setiap 1 April, warga Bolivia masih mengenang dan merayakan kemampuan timnas mereka menggilas Maradona dan bintang mudanya, Lionel Messi.
Mantan pemain Bolivia, William Ramallo, seperti dikutip La Nacion, pernah mengatakan bahwa seorang pemain hanya butuh beradaptasi di La Paz. “Pemain yang sudah terbiasa dengan ketinggian akan punya keuntungan untuk menyesuaikan diri. Namun, saat itu (laga pada 2009) merupakan laga pertama Messi dan ia tidak siap,” katanya.
MARCELO ENDELLI/POOL VIA AP
Pemain Ekuador, Angelo Preciado (kiri) dan pemain Argentina Lucas Ocampos berebut bola saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Argentina melawan Ekuador, di Stadion La Bombonera, Buenos Aires, Kamis (8/10/2020) waktu setempat. Argentina akan bertandang ke Stadion Hernando Siles di La Paz, Bolivia, pada laga kedua kualifikasi Piala Dunia 2022, Rabu (14/10/2020) pukul 03.00 WIB.
Namun, proses adaptasi itu tidak mudah. Pada 2013, juga di ajang kualifikasi piala dunia, Messi dan Argentina kembali ke La Paz dan masih tersiksa. Messi sampai muntah dan rekannya, Angel Di Maria mencari masker oksigen. Saat itu, Argentina ditahan imbang Bolivia, 1-1.
“Sangat mengerikan bermain di sana (La Paz), ketika habis sprint akan sulit untuk memulihkan stamina". (Lionel Messi)
Dalam dua kesempatan itu, Messi selalu menyampaikan pernyataan yang serupa. “Sangat mengerikan bermain di sana (La Paz), ketika habis sprint akan sulit untuk memulihkan stamina,” kata Messi.
Terakhir Argentina datang ke La Paz pada 2017 untuk menjalani laga kualifikasi Piala Dunia 2018 tanpa Messi dan mereka kalah, 0-2. Adapun kemenangan langka Argentina di La Paz terakhir kali terjadi pada 2005 ketika masih ditangani pelatih Jose Pekerman dan pelatih Argentina sekarang, Lionel Scaloni, masih tampil sebagai pemain.
Proses aklimatisasi
Kali ini Scaloni mematangkan strategi agar para pemainnya siap bertanding di ketinggian. Ia telah mengajak skuadnya untuk berangkat lebih awal ke La Paz untuk menjalani proses aklimatisasi sejak Minggu (11/10/2020). Dengan demikian, mereka punya waktu selama dua hari untuk berlatih dan menyesuaikan diri di lingkungan berkadar oksigen tipis.
Scaloni pun memilih pemain yang benar-benar bugar untuk laga kali ini, sehingga ia harus meninggalkan Paulo Dybala yang masih mengalami gangguan pencernaan. Pemain Juventus itu juga tidak tampil saat melawan Ekuador.
AMANDA PEROBELLI / POOL / AFP
Pemain Brazil, Neymar dan pemain Bolivia, Leonardo Zabala beraksi dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Neo Quimica Arena atau Itaquerao, Sao Paulo, Brazil, Jumat (9/10/2020). Bolivia akan menjamu Argentina dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Hernando Siles, La Paz, Bolivia, Rabu (14/10/2020) pukul 03.00 WIB.
Kesiapan yang matang juga diperlukan Argentina karena mereka tidak hanya mengatasi masalah ketinggian melainkan juga tekanan dari tim Bolivia. “Biarkan kami disebut jahat, tidak apa-apa. Kami memang ingin membuat setiap lawan menderita akibat pengaruh ketinggian,” kata pelatih Bolivia, Cesar Farias, dikutip ESPN.
Bolivia baru saja dibantai Brasil, 0-5, pada laga pertama kualifikasi ini di Sao Paolo. Namun, saat bertandang ke Brasil itu Farias sengaja meninggalkan beberapa pemain kunci di La Paz sehingga mereka bakal menjamu Argentina dengan skuad yang lebih kuat.
“Bolivia akan sangat kuat. Kami akan mencoba bermain secerdik mungkin untuk mendapatkan tiga poin di sana,” kata bek Argentina, Martinez Quarta, dilansir laman Asosiasi Sepak Bola Argentina. Bermain cerdik akan bisa dilakukan apabila para pemain sudah berhasil membangun kekompakan tim.
BUDA MENDES / POOL / AFP
Pemain Bolivia Bruno Miranda (kiri) dan pemain Brazil Danilo, beraksi dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Neo Quimica Arena atau Itaquerao, Sao Paulo, Brazil, Jumat (9/10/2020). Bolivia akan menjamu Argentina dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Hernando Siles, La Paz, Bolivia, Rabu (14/10/2020) pukul 03.00 WIB.
Menurut Quarta, tim belum menemukan kekompakan dan itu terlihat saat laga kontra Ekuador. Hal itu wajar terjadi karena laga kontra Ekuador merupakan laga pertama Argentina setelah vakum selama hampir satu tahun. Sebelum melawan Ekuador, Argentina menjalani laga persahabatan melawan Uruguay yang berakhir imbang, 1-1, pada November 2019.
Di sisi lain, tidak ada alasan bagi Argentina untuk tidak siap karena setiap laga di ajang kualifikasi piala dunia sangat krusial. Pada ajang kualifikasi Piala Dunia Rusia 2018, misalnya, Argentina sempat keteteran dan nyaris tidak lolos jika gagal meraih poin penting pada laga-laga terakhir.
Mereka tidak ingin hal serupa terulang. “Penting untuk terus meraih kemenangan sejak awal. Kami tahu betapa sulitnya kualifikasi ini,” kata Messi dikutip media Argentina, Ole.