Danilo Petrucci menjadi pebalap ketujuh yang memenangi balapan dalam sembilan seri MotoGP musim ini. Hujan jadi berkah bagi Petrux untukmengukuhkan diri sebagai "rain master" bersama Alex Marquez yang finis kedua.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
LE MANS, MINGGU – Hujan menjadi pengubah permainan dalam balapan MotoGP seri Perancis di Sirkuit Le Mans, Minggu (11/10/2020). Trek basah yang melempar Fabio Quartararo ke posisi sembilan dari posisi start pertama itu, justru memuluskan Danilo Petrucci untuk meraih kemenangan kedua dalam kariernya di kelas elite. Penampilan impresif juga dipertontonkan oleh rookie Alex Marquez dengan finis kedua dari posisi start 18. Pelintiran hujan di Le Mans ini terus membuka lebar persaingan juara di musim pandemi ini.
Petrucci selalu merasa nyaman saat balapan di Le Mans, bahkan saat trek basah dia tak kehilangan kecepatan. Pebalap tim pabrikan Ducati itu membalap dengan sangat tenang di trek yang dingin dan basah. Ketenangan itu membuat dia bisa memenangi persaingan dengan dia pemacu Desmosedici lainnya, Jack Miller dan Andrea Dovizioso. Miller yang akan menggantikan Petrucci di tim pabrikan musim depan, gagal melanjutkan balapan karena kerusakan mesin. Sedangkan Dovizioso akhirnya finis keempat di belakang Alex Marquez dan Pol Espargaro di posisi kedua dan ketiga.
Petrucci menunjukkan potensinya meraih podium di Le Mans sejak sesi kualifikasi pertama di mana dia mencetak waktu 1 menit 31 detik untuk lolos ke Q2. Dia sebenarnya bisa langsung ke Q2 tetapi perbaikan waktunya terpotong bendera kuning. Petrucci melanjutkan performanya pada Q2 dan meraih posisi start ketiga di belakang peraih pole position Fabio Quartararo dan Miller di posisi kedua.
Pebalap italia yang disapa Petrux itu menemukan kunci performa Desmosedici di Le Mans. Itu bukanlah kecepatan puncak pada trek lurus seperti yang dikenal sebagai kekuatan motor Ducati selama ini. Justru musim ini, tenaga besar Desmosedici menjadi kelemahan karena membuat pengereman sangat sulit.
“Saya senang karena sejak Barcelona saya menemukan sesuatu yang menarik, khususnya saat pengereman di mana saya paling kesulitan tahun ini. Di Barcelona saya kehilangan banyak waktu di lintasan lurus dan di Le Mans tidak terlalu banyak lintasan lurus,” ujar Petrux yang mengontrol balapan sejak start.
“Biasanya ini (kecepatan) menjadi kekuatan Ducati, tetapi kami menandai sejak Red Bull Ring di mana saya kehilangan waktu di lintasan lurus, ini adalah masalah, karena saya bagus saat pengereman, tetapi di Barcelona itu (pengereman) menjadi masalah". (Petrucci)
“Biasanya ini (kecepatan) menjadi kekuatan Ducati, tetapi kami menandai sejak Red Bull Ring di mana saya kehilangan waktu di lintasan lurus, ini adalah masalah, karena saya bagus saat pengereman, tetapi di Barcelona itu (pengereman) menjadi masalah. Kami tidak paham mengapa,” tegas Petrucci.
Hingga finis terdepan di Le Mans, Petrucci juga tidak memahami apa yang sudah dia lakukan. “Saya tidak tahu apa yang telah saya lakukan,” tegasnya.
Dia hanya mengikuti suasana hatinya yang positif dan percaya diri sejak Minggu pagi. Namun, dia juga sempat khawatir saat hujan turun menjelang balapan, meskipun dirinya salah satu pebalap yang lihai di lintasan basah. “Ini untuk pertama kali saya merasa kecewa turun hujan menjelang balapan, karena saya ingin melesat cepat. Tetapi akhirnya saya bisa di sini,” tegas Petrucci.
“Ini sesuatu yang tidak pernah saya impikan, bisa menang di sini. Kemenangan ini untuk semua orang yang terus percaya pada saya dalam masa-masa sulit ini,” ujar Petrucci yang musim depan akan membela KTM Tech3.
Penampilan Petrucci kontras dengan Quartararo yang gagal memaksimalkan posisi start terdepan. Quartararo yang memiliki pace sangat bagus di trek kering, tidak berkutik sejak awal balapan dengan ban basah. Dia kehilangan kecepatannya dan langsung kehilangan posisi pemimpin balapan dari Miller. Pebalap tuan rumah itu terus tercecer ke belakang dilewati Petrucci, Dovizioso, Alex Rins, dan Pol Espargaro.
Pemimpin klasemen sementara MotoGP itu kehilangan kendali balapan dan hanya finis di posisi sembilan, hanya dua tingkat dari persiang terdekatnya Joan Mir. Ini kerugian besar bagi Quartararo, karena hanya bisa memperlebar selisih poin menjadi 10 dari sebelumnya 8 poin dengan Mir yang start dari posisi 14.
Quartararo kini menumpulkan 115 poin dan Mir 105 poin. Posisi ketiga kini ditempati Dovizioso dengan 97 poin, unggul satu poin dari pebalap Monster Energy Yamaha Maverick Vinales. Dengan sisa lima balapan, persaingan juara terbuka sangat lebar dan berpotensi ditentukan pada seri terakhir di Portimao, 20-22 November.
Pahit - Manis
Le Mans menjadi panggung para pebalap yang selama ini mengalami masa sulit. Rookie Alex Marquez, bahkan melesat hingga finis kedua meskipun start dari posisi 18. “Saya terus menjaga ritme dan melewati pebalap di depan satu per satu seperti Cal (Crutchlow), Dovizioso, dan Pol (Espargaro). Saya sangat senang dengan hasil ini dan berusaha untuk terus seperti ini,” ujar adik Marc Marquez itu.
Hasil manis ini merupakan buah ketekunan Alex untuk terus memperbaiki kemampuannya mengendalikan RC213V yang liar. Dia sangat kesulitan beradaptasi dengan motor yang sering dinilai didesain untuk Marc itu. Bahkan untuk finis diposisi 10 besar sangat sulit. Dia sempat mendapat suntikan optimisme saat finis ketujuh di seri Emilia Romagna. Namun, di Barcelona dia terlempar lagi dari 10 besar.
Di Le Mans, juara Moto2 2019 itu, tampil solid dengan ritme yang konsisten untuk merangkak ke zona podium. Dia bahkan terus mengejar Petrux yang terpaut 1,2 detik di depannya. Dia memburu podium tertinggi sekaligus menahan Espargaro yang berusaha mengeksploitasi potensi motor KTM. Ini merupakan podium pertama Marquez di kelas elite, dan ke-39 di semua kelas dalam kariernya.
Hujan di Le Mans ini juga menyisakan kekecewaan bagi Valentino Rossi, Miller, dan Rins. Rossi gagal melanjutkan balapan setelah terjatuh di awal balapan. Motor YZR-M1 tidak bisa hidup lagi dan dia harus kembali ke garasi. Miller yang berpotensi meraih podium juga gagal finis karena kerusakan motor. Ini kerugian besar karena Miller kehilangan poin untuk memperlebar peluangnya meraih juara musim ini. Pebalap asal Australia itu kini di posisi tujuh dengan 75 poin.
Rins yang tampil solid di trek basah, juga gagal menyelesaikan balapan karena terjatuh. Dia menunjukan kelasnya saat perlahan namun pasti melewati Quartararo, Crutchlow, dan sempat berebut posisi dengan Pol Espargaro. Dia juga sempat bersaing ketat dengan Petrucci dan Miller untuk meraih podium tertinggi. Namun, saat balapan kurang 11 lap, Rins terjatuh di tikungan 3 dan peluang Suzuki meraih kemenangan pun pupus.