Potensi perubahan cuaca secara drastis, serta minimnya data balapan pada trek basah dan dingin di Nurburgring berpotensi menjadi pengubah permainan. Dalam kondisi seperti ini, bisa terjadi anomali peraih podium.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
NURBURG, SABTU — Formula 1 Seri Eifel sulit ditebak karena cuaca saat balapan berpotensi berubah drastis dibandingkan saat sesi kualifikasi. Dengan potensi hujan dan temperatur udara yang lebih dingin di Sirkuit Nurburgring, para pebalap akan menghadapi kendala daya cengkeram ban yang rendah dan laju keausan ban depan yang besar. Improvisasi strategi dalam cuaca ekstrem itu menjadi keniscayaan saat balapan, Minggu (11/10/2020) mulai pukul 19.10 WIB.
Namun, perubahan strategi tidak akan mudah karena semua tim tidak memiliki cukup data di Nurburgring yang terakhir menggelar balapan F1 pada 2013. Ini menempatkan semua tim dan pebalap dalam posisi start yang relatif sama jika balapan berlangsung dalam kondisi basah dan dingin.
Kondisi cuaca saat balapan diperkirakan mirip dengan Jumat (9/10/2020) di mana dua sesi latihan dibatalkan. Kondisi trek pada Jumat sebenarnya memungkinkan untuk latihan, tetapi kabut tidak memungkinkan helikopter medis untuk terbang jika ada situasi darurat akibat insiden di lintasan. Untuk memenuhi syarat keselamatan itu, FIA mengalihkan posisi helikopter medis 3 kilometer dari sirkuit pada elevasi yang lebih rendah di mana tidak ada kabut saat cuaca buruk. Hal itu memungkinkan evakuasi ke rumah sakit bisa dilakukan dalam rentang 20 menit menggunakan kombinasi jalur darat dan udara.
Perubahan tersebut memungkinkan balapan tetap digelar dalam kondisi trek basah karena ada potensi hujan pada Minggu. Suhu terendah diperkirakan 2 derajat celsius dengan suhu maksimal 9 derajat celsius. Trek basah dan dingin itu sangat kontras dengan kondisi sesi kualifikasi yang kering tetapi tetap dingin, temperatur berkisar 10 derajat celsius, pada Sabtu (10/10).
Sejumlah pebalap yang lihai di trek basah, seperti Lewis Hamilton dan Max Verstappen, akan mendapat keuntungan pada kondisi trek seperti itu. Mereka menunjukkan itu di Hongaroring pada Juli dengan finis pertama dan kedua. Namun, kondisi di Nurburgring berbeda dengan Hongaroring karena trek jauh lebih dingin. Itu menjadi tantangan tambahan bagi para pebalap karena daya cengkeram ban akan sangat rendah.
Itulah mengapa Hamilton yang meraih posisi start kedua di belakang rekan setimnya di Mercedes, Bottas, merasa masih ada ruang untuk perbaikan saat balapan. Cuaca akan menjadi pengubah permainan.
”Ini tentang bagaimana ban-ban bereaksi, apakah itu balapan sekali pit stop atau dua kali pit stop. Berada di belakang safety car dalam kondisi seperti ini akan sangat sulit, tetapi masih banyak yang bisa dimainkan,” kata Hamilton yang memimpin klasemen unggul 44 poin atas Bottas.
Reaksi ban pada cuaca dingin menjadi perhatian serius para pebalap. Saat sesi latihan ketiga dan kualifikasi, para pebalap memerlukan beberapa lap untuk mencapai suhu ban yang ideal untuk memacu mobil lebih kencang. Itu pun membawa konsekuensi ban depan lebih cepat aus. Verstappen, misalnya, mengeluhkan kehilangan daya cengkeram ban depan saat akan melakukan time attack di akhir Q3. Akibatnya, pebalap muda Red Bull itu harus puas di posisi start ketiga.
”Saat Q3, kami mengalami terlalu banyak understeering. Ketika trek sangat dingin dan Anda terlalu banyak understeering, Anda akan menggerus ban-ban depan. Itulah yang membuat saya sedikit kehilangan waktu,” kata Verstappen di laman Formula 1.
”Ini bahkan akan lebih dingin besok (Minggu) sehingga ini akan lebih menarik terkait bagaimana ban akan bereaksi. Trek ini menyenangkan untuk balapan,” kata Verstappen.
Tantangan cuaca itu juga menjadi perhatian utama Bottas yang bersama timnya berusaha mengambil keputusan lebih cepat dan efisien. Improvisasi strategi yang cepat dalam merespons perubahan kondisi balapan itu menjadi salah satu kunci Bottas meraih pole position, unggul 0,256 detik dari Hamilton di posisi start kedua. Bottas menemukan trik mencapai suhu ban ideal saat Q3 dan itu krusial untuk mengawali balapan.
”Ini sangat berisiko dengan latihan yang singkat dan kondisi seperti ini untuk mendapatkan ban dalam kondisi ideal. Itu adalah hal terbesar hari ini,” tegas pebalap asal Finlandia yang akan berusaha menunda Hamilton menyamai rekor kemenangan Michael Schumacher dengan 91 kemenangan.
”Tentu saya yakin bisa menang. Itu satu-satunya tujuan dan semoga kami bisa mendapat start yang bagus,” ujar Bottas yang sering kehilangan momentum karena terlambat start.
Start di Nurburgring dalam kondisi trek basah dan dingin akan sangat sulit karena setelah start pebalap harus mengerem keras untuk memasuki tikungan hairpin. Tikungan ini memaksa pebalap menurunkan kecepatan dengan drastis. Tikungan ke-13 dan ke-14 pada sektor tiga juga menuntut kontrol pedal gas dan manuver yang jitu supaya mobil tidak melintir. Saat kondisi trek tidak ideal, sektor ini bisa menjadi batu sandungan bagi para pebalap.