Target mengumpulkan data untuk balapan di Nurburgring gagal dilakukan tim-tim Formula 1 menyusul cuaca buruk yang membatalkan dua sesi latihan, Jumat. Kendala cuaca ini berpotensi mengubah persaingan meraih podium.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
NURGBURG, JUMAT – Formula 1 tersandera cuaca buruk di Sirkuit Nurburgring, Jerman. Dua sesi latihan bebas F1 batal bergulir, Jumat (9/10/2020). Ini kerugian besar bagi para pebalap dan tim karena tidak bisa menjajaki karakter sirkuit serta memanen data dalam kondisi trek yang dingin dan basah. Balapan ini akan sangat sulit karena para pebalap hanya memiliki kesempatan di sesi latihan ketiga, yaitu jelang berebut posisi start terdepan pada tiga sesi kualifikasi, Sabtu.
Balapan seri Eifel, Minggu (11/10/2020), berpotensi menjadi balapan paling dingin dalam 10 tahun terakhir, yaitu dengan suhu terendah 9 derajat Celcius. Ini bisa menggusur posisi seri Kanada 2016 yang berlangsung dalam temperatur udara 12 derajat Celcius. Adapun rekor balapan terdingin masih dipegang seri Kanada 1978 dengan suhu 5 derajat Celcius.
Balapan dalam udara dingin dan basah sangat jarang terjadi dalam satu dekade terakhir. Biasanya, balapan F1 bergulir dalam kondisi basah dengan suhu tidak ekstrem dingin, seperti pada seri Jerman di Hockenheimring pada musim lalu.
Menurut prakiraan cuaca, kondisi cuaca pada Sabtu ini akan lebih baik dibandingkan Jumat yang basah. Tetapi, temperatur udara berpotensi sangat dingin, yaitu hingga menembus 2 derajat Celcius. Meskipun kondisi trek kering, suhu serendah itu akan membuat para pebalap dan timnya kesulitan menentukan strategi penggunaan ban yang tepat.
Temperatur yang sangat dingin, bahkan sampai “menusuk tulang”, bisa menambah kerumitan meracik strategi.
Bahkan, pemasok ban F1, Pirelli, membawa tambahan pilihan ban untuk memperluas strategi tim-tim saat balapan. Para pebalap perlu mencari cara untuk mendapatkan suhu ideal ban supaya bisa dipacu di trek yang dingin.
“Ban-ban akan beresiko tergerus karena Anda akan memaksa ban sangat keras ketika mereka terlalu dingin. Para pebalap yang menggunakan ban keras akan sangat kesulitan. Akan tetapi, sepertinya (trek) akan basah, sepanjang akhir pekan. Jadi, itu akan menarik. Semoga,” ujar pebalap tim Williams, George Russell, di laman Formula 1.
Tantangan untuk ban
Tantangan mendapatkan suhu ideal ban dengan cepat di lap-lap awal balapan menjadi tantangan yang perlu diselesaikan dengan cepat oleh para pebalap dan timnya pada Sabtu pagi, yaitu saat FP3 (latihan bebas ketiga). Sesi latihan terakhir itu akan menentukan hasil kualifikasi, juga balapan.
“Ini akan akan membuat keadaan cukup menantang. Safety Car dalam balapan bisa menjadi sesuatu yang besar,” tegas pebalap Haas Kevin Magnussen merujuk pada potensi sengit dan sulit ditebaknya jalannya balapan akibat insiden di trek.
“Jika kami mengalami start ulang di tengah balapan, itu akan menjadi tantangan besar,” ujar Magnussen.
Situasi semakin pelik karena Nurburgring tidak pernah digunakan untuk menggelar Formula 1 sejak 2007. Artinya, data sirkuit ini tidak mutakhir. Para pebalap pun kurang familiar dengan karakter trek. Temperatur yang sangat dingin, bahkan sampai “menusuk tulang”, menurut Russelll bisa menambah kerumitan meracik strategi.
“Jelas, ini balapan sangat dingin pertama bagi kami tahun ini. Jika ini balapan yang kering, biasanya itu akan sangat membebani ban-ban depan. Jadi, ini akan sedikit berbeda dengan apa yang kami alami sejauh ini,” tegas pebalap Mercedes Lewis Hamilton yang memburu kemenangan ke-91 untuk menyamai rekor milik Michael Schumacher.
Protokol Keamanan
Cuaca buruk di Nurburgring ini membuat trek sangat basah pada Jumat hingga membatalkan sesi latihan bebas pertama setelah sempat ditunda. Kondisi cuaca tidak membaik pada FP2 (sesi latihan kedua). Trek masih basah ditambah kabut tebal. Keberadaan kabut membuat helikopter medis tidak bisa terbang jika ada insiden yang mengharuskan evakuasi ke rumah sakit terdekat. Evakuasi melalui jalur darat juga tidak memungkinkan karena membutuhkan waktu lebih dari 20 menit.
Protokol keamanan yang tidak terpenuhi untuk menggelar sesi latihan itu membuat FP2 akhirnya dibatalkan setelah sempat ditunda 2x30 menit. “(Kondisi) cukup menantang. Dengan kabut yang muncul, helikopter medis tidak bisa lepas landas dan terbang ke rumah sakit. Jarak jalan juga terlalu jauh jika terjadi sesuatu,” tegas Direktur Balapan F1 Michael Masi.
Masi berharap kondisi pada Sabtu bisa lebih baik, meskipun ada potensi hujan. Dia juga sudah mempersiapkan rencana cadangan untuk mengantisipasi cuaca buruk berkepanjangan. "Prakiraan cuaca sepertinya lebih baik. Tetapi, kami juga mempersiapkan sejumlah rencana cadangan jika memiliki situasi yang mirip. Kami akan mempersiapkan rencana cadangan dan kemudian memberitahu semua orang terkait hal itu,” tegas Masi.
Pembatalan sesi latihan bebas pertama juga memupus kesempatan pebalap junior Ferrari, Mick Schumacher (putra Michael Schumacher) serta Callum Ilott untuk menjalani debutnya memacu mobil F1 di lintasan dalam rangkaian balapan akhir pekan. Awalnya, para pebalap Formula 2 itu masing-masing diagendakan memacu mobil Alfa Romeo dan Haas yang menggunakan mesin Ferrari.
Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto menilai, sudah tidak ada kesempatan bagi kedua pebalap junior itu mencicipi mobil F1 di Nurburgring. Kesempatan itu akan ditunda hingga seri pamungkas di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.