LeBron James akan menjadi pemain pertama dalam sejarah yang bisa meraih juara NBA dan MVP Final bersama tiga tim berbeda. Semua itu bergantung pada laga kelima Final NBA, Sabtu (10/10/2020) WIB nanti.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
ORLANDO, KAMIS — LeBron James hanya butuh satu kemenangan lagi untuk menjuarai NBA musim ini bersama Los Angeles Lakers. Jika mampu merengkuh juara dan most valuable player (MVP)Final, ”Sang Raja” akan meninggalkan warisan spesial, seperti yang sudah dimiliki legenda basket lainnya.
James dan rekan-rekan bisa memastikan gelar juara saat menghadapi Miami Heat pada gim 5 Final NBA, Sabtu (10/10/2020) WIB, di ”gelembung” Orlando. Lakers yang sudah unggul, 3-1, tinggal butuh satu gim lagi untuk merajai NBA musim ini.
Jika juara, James hampir dipastikan akan meraih penghargaan pribadi, MVP Final. Setelah empat gim, pemain tua berusia 35 tahun ini terbukti masih mampu memimpin tim. Dia menjadi pemain paling konsisten dan unggul dalam rata-rata di tiga aspek penting, yaitu poin (27,8), rebound (11), dan assist (8,5).
Dengan penghargaan tersebut, ”Sang Raja” akan menjadi pemain pertama sepanjang sejarah yang meraih MVP Final di tiga klub berbeda. Sebelumnya, dia sudah meraihnya bersama Heat (2 kali) dan Cleveland Cavaliers.
”Saya pikir (capaian) itu akan berbicara banyak. Tiga waralaba berbeda, meraih juara dan MVP Final. Tidak ada yang pernah melakukannya. Ini seperti perairan yang belum terjamah. Apalagi dia memimpin tim di usia 35 tahun, di musim ke-17. Luar biasa,” kata legenda hidup NBA Scottie Pippen, Kamis.
Pujian dari Pippen sangatlah spesial. Rekan terbaik dari legenda Chicago Bulls Michael Jordan ini bukanlah penggemar James. Bulan lalu, dia bahkan mengatakan, James bukan pemain terbaik di Lakers, melainkan rekannya, Anthony Davis.
Capaian tersebut akan menjadi warisan spesial bagi James. Dia akan mengikuti jejak para legenda NBA yang telah menggoreskan tinta emas dengan cara mereka masing-masing.
Jordan punya warisan terbaik dengan berstatus peraih terbanyak MVP Final, 6 kali. Magic Johnson merupakan peraih MVP Final termuda, 20 tahun, sekaligus satu-satunya rookie yang bisa mendapatkannya. Sementara Kareem Abdul-Jabbar merupakan peraih gelar tertua, 38 tahun.
Gelar pribadi bisa menjawab tuntas keraguan terhadap James. Selama ini, dia dikatakan bukan pemain hebat ketika menghadapi partai puncak. Rekornya, 3 kali menang dan 6 kali kalah di final, jauh dari rekor 100 persen kemenangan Jordan. Namun, warisan baru nanti akan membuat status ”raja” miliknya lebih diakui.
Demi mendapat itu, selain mengalahkan Heat, James juga harus melewati Davis. Davis menjadi kunci dalam tiga kemenangan seri ini. Meski statistik tidak setinggi James, efisiensi lemparan dan efek keberadaannya di lapangan sangat tinggi.
Menurut mantan pebasket NBA, Richard Jefferson, James tetap paling pantas meraih MVP Final. ”James mengorkestrasi tim ini. Davis lebih baik dalam efektivitas, tetapi James yang memimpin Lakers ke titik ini. Dia pemain terbaik dalam tim,” katanya kepada ESPN.
Meski begitu, misi belum tuntas bagi James. Sebelum bisa mengukir warisan, dia bersama Lakers harus melewati hadangan Heat sekali lagi. Heat pasti akan tampil habis-habisan karena gim ini merupakan laga hidup dan mati bagi mereka.
”Kami paham, tugas belum usai. Kami harus menjaga pikiran tetap fokus. Saya akan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Saya tidak akan tertidur sampai pekerjaan ini tuntas,” sebut James, setelah memenangi gim 4.
Heat butuh keajaiban untuk bisa membalikkan keadaan dan juara. Sejarah membuktikan, hanya satu tim yang bisa juara setelah tertinggal, 1-3, di final, sejak musim pertama NBA pada 1947.
Tim itu adalah Cavaliers yang juara bersama James pada 2016. Misi semakin berat untuk Heat. Jika ingin juara, mereka harus mengalahkan sosok yang memecahkan mitos di final tersebut.
Bintang Miami Heat, Jimmy Butler, mengatakan, kekalahan di gim sebelumnya tidak meruntuhkan percaya diri tim. Mereka justru semakin semangat untuk bisa mematahkan keraguan banyak orang.
”Kepercayaan diri kami tinggi, kami harus berada di titik tertinggi. Itu cara untuk bisa menang di gim selanjutnya. Saya semangat melihat bagaimana kami akan bisa bangkit dari keadaan ini. Saya yakin kami bisa,” ucap Butler.
Mentalitas tim asuhan Erik Spoelstra ini tidak perlu diragukan. Sebelumnya, tim kuda hitam ini juga bangkit dari ketinggalan, 2-0, pada gim 3. Butler menjadi pahlawan kemenangan di gim tersebut dengan menghasilkan 40 poin dan triple double.
Masalah Heat bukan mentalitas, melainkan kualitas yang kalah jauh dibandingkan sang lawan. Lakers punya duo paling dominan di NBA, James dan Davis. Jika dua pemain ini tampil maksimal, Lakers nyaris tidak terbendung. (AP)