MotoGP musim ini akan berakhir di Sirkuit Portimao, Portugal, yang menawarkan tantangan baru bagi para pebalap. Namun, trek sepanjang 4,6 kilometer ini memiliki sejumlah tikungan yang menjebak.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
PORTIMAO, KAMIS – Menjelang seri kesembilan di Le Mans, Perancis, sejumlah pebalap utama dan semua pebalap penguji dari enam pabrikan MotoGP, menjalani tes di Sirkuit Portimao, Portugal. Trek yang akan menjadi arena penutup musim 2020 ini memiliki karakter unik karena elevasi naik turun mengikuti kontur alami bentang lahan, serta memiliki sejumlah “tikungan buta”. Seri penutup pada 20-22 November pun bisa memelintir hasil kejuaraan.
Tes di Portimao pada Rabu dan Kamis (8/10/2020), diikuti oleh semua pebalap penguji tim pabrikan peserta MotoGP, yaitu Dani Pedrosa (KTM), Jorge Lorenzo (Yamaha), Sylvain Guintoli (Suzuki), Stefan Bradl (Honda), Michele Pirro (Ducati), Bradley Smith (Aprilia), dan Lorenzo Savadori (Aprilia). Mereka memacu motor MotoGP untuk mengumpulkan data penggunaan ban paling ideal, serta setelan motor di trek yang memiliki sejumlah tikungan cepat dan lambat ini. Lorenzo melakukan uji coba menggunakan YZR-M1 musim 2019.
Adapun sejumlah pebalap utama pada tes Rabu, hanya boleh melakukan pengenalan sirkuit menggunakan Superbike atau motor super sport yang dijual di pasaran. Para pebalap KTM yang tidak memiliki motor Superbike, menggunakan motor pabrikan lain yang ditutup mereknya. Pengenalan ini penting, karena sirkuit bernama resmi Algarve Internasional tersebut baru pertama kali menggelar MotoGP.
Sejumlah pebalap utama yang menjalani tes pengenalan di Portimao adalah Joan Mir dan Alex Rins (Suzuki), Maverick Viñales dan Valentino Rossi (Monster Energy Yamaha), Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci (Ducati), Jack Miller dan Francesco Bagnaia (Pramac Ducati), Takaaki Nakagami (LCR Honda), Miguel Oliveira (KTM Tech3), Brad Binder dan Pol Espargaro (KTM), Johann Zarco dan Tito Rabat (Esponsorama), serta Alex Marquez (Repsol Honda).
Satu-satunya pebalap utama yang memacu motor MotoGP adalah Aleix Espargaro dengan Aprilia RS-GP karena timnya masih mendapat hak konsesi. Dia pun mencetak waktu tercepat pada Rabu dengan 1 menit 40,880 detik pada sesi pagi. Dia kemudian memperbaiki waktunya menjadi 1 menit 40,170 detik pada sesi siang mengungguli rekor waktu di ajang Superbike. Rekan setim Espargaro yang juga pebalap penguji, Bradley Smith, di posisi kedua dengan selisih 0,952 detik.
Bagi para pebalap utama, tes di Portimao ini lebih untuk mengenal karakter sirkuit yang sudah mereka pelajari dari simulator. Menjajal langsung sirkuit ini, memberi pemahaman yang lebih dalam pada karakter sirkuit yang menyenangkan, tetapi juga memiliki sejumlah jebakan.
“Membalap di sini sangat menarik, karena treknya indah dan secara teknik cukup sulit,” ujar Valentino Rossi yang memacu YZF-R1.
“Ini sirkuit yang sangat aneh karena banyak perubahan elevasi. Tetapi ini indah dan aspalnya bagus, memiliki daya cengkeram yang bagus. Anda bisa sangat menikmati ketika balapan di sini,” ujar pebalap berusia 41 tahun itu.
“Ini terlihat lebih sulit di televisi, sedikit lebih rumit, tetapi kenyataannya ini bagus. Ada tiga atau empat titik yang sedikit menakutkan, karena anda akan melewati gundukan besar. Ini akan sulit menjaga motor MotoGP tetap kontak dengan aspal di sana, tetapi secara umum ini trek yang sangat manis untuk membalap, jadi saya menyukai ini,” tegas Rossi.
Puncak tanjakan
Sirkuit Portimao memiliki panjang 4,6 kilometer dengan enam tikungan ke kiri dan sembilan ke kanan. Beberapa tikungan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, terutama karena pebalap tidak bisa melihat trek di depannya, salah satunya memasuki di tikungan 4. Tikungan itu berupa lintasan yang menanjak dengan trek setelah puncak tanjakan yang tidak kelihatan.
Ini bisa menjebak pebalap yang melesat cepat setelah start yang menurun menuju tikungan 1, kemudian melesat cepat di tikungan 2. Setelah melewati hairpin di tikungan 3, pebalap akan tancap gas hingga memasuki tikungan 4 yang memiliki jebakan di mana pebalap bisa melebar saat menikung.
Setelah itu, pebalap akan melewati trek dengan zona pengereman menurun menjelang hairpin tikungan 5. Pada tikungan 6 pebalap bisa melesat cepat tetapi kemudian bertemu lagi dengan titik buta sebelum memasuki tikungan 7 yang berbelok ke kanan. Kondisi seperti itu bervariasi hingga tikungan 15 yang berombak.
“Trek ini berbeda dari apa yang biasa kami temui, karena perubahan elevasi, dan sebagain besar tikungan tidak kelihatan titik masuknya. Tetapi secara umum saya merasa sangat bagus,” ujar Vinales dikutp Crash.
“Ini jenis trek yang saya sukai, kerena anda sangat memerlukan aliran (motor) dan tikungan cepat. Saya sudah mendapatkan perasaan yang bagus dengan motor standar jalan raya dan saya pikir ini akan semakin baik ketika saya membalap dengan motor MotoGP, saya akan lebih cepat,” tegas pebalap asal Spanyol itu.
Vinales yang kini di posisi ketiga klasemen pebalap, 18 poin di belakang Fabio Quartararo (Petronas SRT Yamaha), juga menikmati balapan di Portimao. Namun, dia menilai tantangan terbesarnya adalah roda depan terangkat, sehingga perlu menemukan setelan yang pas untuk menyiasati banyaknya perubahan elevasi. “Kami perlu kontak pada ban depan, jadi kami harus sedikit mengubah setelan motor,” ujarnya.
“Tikungan terakhir di sini luar biasa, saya menyukai itu. Saya berharap trek lebih panjang, ini cukup pendek, tetapi saya suka,” pungkas Vinales.
Trek dengan karakter unik ini berpotensi menghadirkan kejuatan hasil balapan. Jika hingga seri Portugal selisih poin sangat rapat seperti saat ini, gelar juara bisa ditentukan di Portimao. Jika itu terjadi, karakter Portimao mewakili aura MotoGP musim ini, berombak dan penuh kejutan.