Argentina akan memulai perjuangan menuju Piala Dunia 2022 dengan menghadapi Ekuador di babak kualifikasi, Jumat pagi WIB. Lionel Messi kembali jadi harapan Argentina untuk meraih kemenangan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BUENOS AIRES, KAMIS – Meskipun regenerasi terjadi di tim nasional Argentina, megabintang Lionel Messi tetap menjadi tumpuan meraih kemenangan atas Ekuador pada laga perdana kualifikasi Piala Dunia 2022, Jumat (9/10/2020) pukul 07.30 WIB, di Stadion La Bombonera. Pelatih Argentina Lionel Scaloni mencoba menghadirkan atmosfer baru untuk menghidupkan kembali gairah meraih prestasi.
Dalam enam tahun terakhir, tim berjuluk ”La Albiceleste” itu selalu nyaris merebut trofi dengan menjadi runner-up di Piala Dunia 2014, Piala Amerika edisi 2015 dan 2016. Ketika itu, Argentina dihuni para pemain berkelas dunia, seperti Angel Di Maria, Gonzalo Higuain, Javier Mascherano, Sergio Aguero, dan tentunya Messi.
Jelang menghadapi Ekuador pada laga pembuka di musim kalender 2020, generasi cemerlang itu hanya menyisakan Messi. Sebagai gantinya, Messi akan dibantu oleh sejumlah pemain yang lebih muda, seperti Nicolas Tagliafico, Lucas Ocampos, Leandro Paredes, dan Lautaro Martinez.
Kehadiran mereka menghadirkan gairah baru. Hal itu diperlihatkan dalam lima laga uji coba terakhir, September-November 2019. Para pemain muda itu membuat Argentina belum terkalahkan sejak tumbang dari Brasil di babak semifinal Piala Amerika, 3 Juli 2019. Dari lima laga persahabatan itu, Argentina menang tiga kali dan seri dua kali, termasuk mengalahkan Brasil 1-0, 15 November 2019.
Scaloni menuturkan, kepercayaannya kepada sejumlah pemain muda mampu menghadirkan semangat dan rasa lapar prestasi baru bagi Argentina. Namun, Scaloni menilai, kualifikasi Piala Dunia tidak akan berjalan mudah sehingga ia menuntut setiap pemain tampil maksimal di setiap laga.
”Kami sangat ingin menembus Piala Dunia karena beberapa alasan. Salah satunya, membantu Messi berlaga di Qatar 2022,” ucap Scaloni, yang menjadi pelatih Argentina pada November 2018, seperti dilansir Ole, Kamis (8/10).
Scaloni pun memastikan tidak akan mengubah posisi Messi seperti yang dilakukan Pelatih Barcelona Ronald Koeman, menempatkan Messi sebagai gelandang serang. Menurut Scaloni, Messi tetap salah satu dari tiga penyerang melawan Ekuador, didampingi Martinez dan Ocampos.
Gelandang serang Argentina, Alejandro Gomez, menambahkan, seluruh pemain yang berlaga di Eropa tidak akan mudah menjalani kembali laga internasional. Hal itu disebabkan jadwal padat di kompetisi Eropa tiga bulan terakhir, serta kondisi pandemi yang membutuhkan berbagai penyesuaian terhadap protokol kesehatan.
“Kami akan mencoba menyesuaikan diri dalam laga-laga awal kualifikasi Piala Dunia ini. Meskipun belum akan mampu tampil dalam kondisi maksimal, kami tetap menargetkan bermain baik demi meraih dua kemenangan di dua laga perdana melawan Ekuador dan Bolivia,” ujar Gomez, yang merupakan kapten Atalanta, alam laman resmi Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA).
Sementara itu kiper Ekuador, Alexander Dominguez, merasa termotivasi untuk menghadapi Messi. Dominguez yang telah 52 kali berlaga untuk tim berjuluk “La Tricolor” itu sudah terbiasa dengan atmosfer di Stadion La Bombonera karena membela tim Liga Utama Argentina, Velez Sarsfield, sejak 2018.
“Melawan Messi yang merupakan pemain terbaik dunia akan menjadi sesuatu yang indah dan bersejarah dalam hidup saya. Secara umum, kami harus mampu menjaga fokus karena kemenangan akan ditentukan oleh detail yang berukuran milimeter di atas lapangan,” ujar Dominguez seperti dilansir laman Federasi Sepak Bola Ekuador (FEF).
Adapun pertemuan terakhir Ekuador dengan Argentina terjadi dalam laga persahabatan di Stadion Martinez Valero, Spanyol, 13 Oktober 2019. Dalam laga itu, Ekuador harus mengakui dominasi “La Albeceleste” dengan skor telak 1-6.
Ancaman pandemi
Di tengah kewajiban menjalankan kualifikasi Piala Dunia yang seharusnya dimulai pada Maret lalu, Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol) menghadapi ancaman penyebaran pandemi dalam sejumlah kompetisi yang diselenggarakan oleh Conmebol, salah satunya Piala Libertadores.
Pada laga Piala Libertadores, akhir September, sebanyak 16 pemain, 8 staf, dan 1 direktur klub asal Brasil, Flamengo, terinfeksi Covid-19 setelah menjalani dua laga di Ekuador melawan Independiente del Valle dan Barcelona SC. Hal itu membuat klub-klub di Liga Amerika Serikat dan Liga Super China menolak melepas pemainnya untuk membela negara di kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Conmebol.
Atas dasar itu, Conmebol melakukan rapat dengan 10 negara anggota untuk menjamin pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat dalam laga kualifikasi Piala Dunia, Senin (5/10) kemarin. Seluruh pemain di 10 timnas Amerika Selatan diwajibkan menjalani tes usap dua hari jelang pertandingan.
“Kami telah membahas dan menjamin pelaksanaan protokol kesehatan. Kami ingin menjalankan seluruh laga dengan menjamin kesehatan dan keselamatan seluruh pihak yang terlibat dalam pertandingan,” kata Direktur Kompetisi Tim Nasional Conmebol Hugo Figueredo. (REUTERS/SAN)