Dalam waktu satu bulan terakhir, lima pemain tim nasional Inggris melanggar protokol kesehatan dan telah mendapat sanksi. Mendisiplinkan pemain kini menjadi tantangan utama pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
LONDON, RABU — Memasuki jeda internasional pada Oktober ini, semakin banyak pemain tim nasional Inggris yang bandel dan melanggar protokol kesehatan selama pandemi. Ketegasan pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate, dalam mendisiplinkan para pemainnya sedang diuji, Rabu (7/10/2020).
Southgate marah karena tiga pemain muda, yaitu Tammy Abraham, Jadon Sancho, dan Ben Chilwell, mengundang kerumunan saat merayakan pesta ulang tahun ke-23 Abraham, akhir pekan lalu. Padahal, pemerintah membuat aturan yang melarang warga berkumpul lebih dari enam orang sejak 14 September.
Aturan itu dibuat untuk menekan penularan Covid-19 yang meningkat sejak awal September. Southgate lalu melarang ketiga pemain itu bergabung dengan skuad Inggris yang bersiap untuk menghadapi laga uji coba melawan Wales, Jumat (9/10/2020), pukul 02.00 WIB, di Stadion Wembley, London.
Laga persahabatan ini menjadi pemanasan bagi tim sebelum menjalani dua laga Liga Nasional Eropa melawan Belgia pada 11 November dan Denmark pada 15 November. ”Saya hanya bisa belajar dari kesalahan ini dan meminta maaf, memastikan hal ini tidak terjadi lagi,” kata Abraham, seperti dikutip BBC.
Padahal, Abraham bisa belajar dari kasus yang dialami dua rekannya, Mason Greenwood dan Phil Foden, yang melakukan kesalahan serupa. Saat tim Inggris bertandang ke Eslandia, awal September, Greenwood dan Foden mengundang tamu ke dalam hotel. Hal itu berbahaya karena tim berusaha membuat ”gelembung” untuk mencegah paparan Covid-19.
Southgate pun mencoret kedua pemain itu dari skuad Inggris pada Oktober ini. Wajah baru seperti penyerang fenomenal Everton, Dominic Calvert-Lewin, dan gelandang Leicester City, Harvey Barnes, didatangkan mengisi untuk kekosongan. Jika Abraham, Sancho, dan Chillwell benar absen, ada peluang bagi para pemain baru.
Berhati-hati
Calvert-Lewin baru pertama kali dipanggil timnas, dan kabar pemanggilan itu sampai membuat ibunya menangis haru. Kecerobohan yang dilakukan kelima rekannya itu membuatnya berhati-hati karena tidak mau mengecewakan ibunya.
”Southgate terus mengingatkan kami tentang arti dan ekspektasi ketika tampil untuk timnas Inggris. Kami harus ekstra hati-hati dan selalu mengikuti aturan yang ada,” kata Calvert-Lewin. Sebagai pemain timnas, Calvert-Lewin, sadar bahwa ia kini menjadi sorotan sekaligus panutan bagi para pemain muda.
Calvert-Lewin dipanggil untuk masuk ke skuad Inggris karena penampilan cemerlangnya bersama Everton pada musim ini. Ia sudah mengoleksi total sembilan gol di semua kompetisi, enam gol di antaranya dicetak di Liga Inggris. Meski Everton baru menjalani empat laga pada musim ini, Calvert-Lewin sudah mengoleksi dua hattrick.
Manajer Everton, Carlo Ancelotti, merupakan sosok yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan Calvert-Lewin saat ini. ”Ancelotti mengatakan, saya punya kemampuan untuk menjadi pemain pilar dan pemimpin di lapangan,” katanya.
Selain Calvert-Lewin, kiper Nick Pope juga merasa harus lebih berhati-hati dan semakin menyadari bahwa kesalahan satu pemain bisa berdampak terhadap keseluruhan tim. Akibat proses pendisiplinan yang dilakukan Southgate, sejumlah pemain muda berbakat harus dicoret karena ceroboh.
Dari segi teknis permainan, pencoretan itu jelas merugikan Inggris. Namun, proses pendisiplinan itu penting karena dari kelima pemain yang telah melanggar itu, belum ada yang berusia lebih dari 23 tahun. Southgate masih berhadapan dengan para pemain muda yang masih sulit mengendalikan diri.
”Peringatan (yang diberikan oleh Southgate) tentang tanggung jawab itu membuktikan perbuatan kami tidak hanya mencerminkan diri sendiri, tetapi juga mewakili perbuatan skuad dan negara,” ujar Pope yang bangga memikul tanggung jawab sebesar itu.
Kebanggaan juga dirasakan bek Wales, Chris Mepham, yang akan kembali tampil setelah hampir satu tahun tidak memperkuat timnas karena cedera. ”Ini adalah musim terberat yang saya hadapi,” kata Mepham yang juga merupakan pemain Bournemouth.
Mepham mengalami cedera lutut pada Januari lalu dan sempat khawatir tidak bisa tampil memperkuat Wales di Piala Eropa 2020. Ia ”beruntung” karena pandemi Covid-19 membuat Piala Eropa ditunda hingga pertengahan 2021 dan ia punya waktu untuk memulihkan diri. (AP/AFP)