Frank de Boer mulai menjalani tugas yang sulit sebagai pelatih tim nasional Belanda karena melanjutkan pencapaian besar Ronald Koeman. Kekalahan 0-1 dari Meksiko merupakan pelajaran pertamanya.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
AMSTERDAM, KAMIS — Frank de Boer mengawali kariernya sebagai pelatih tim nasional Belanda dengan menelan kekalahan, 0-1, dari Meksiko pada laga persahabatan di Stadion Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Kamis (8/10/2020) dini hari WIB. Pelatih yang menggantikan Ronald Koeman ini menggunakan cara berbeda dan mulai dari awal untuk mengangkat Belanda kembali ke persaingan level teratas.
Koeman, yang kini menjadi Pelatih Barcelona, gemar menggunakan formasi 4-2-3-1 dan cukup efektif untuk menjadikan Belanda sebagai finalis Liga Nasional Eropa 2019 dan tim yang lolos ke Piala Eropa 2020. Pendekatan yang sama digunakan oleh pelatih sementara Dwight Lodeweges sebelum De Boer ditunjuk.
Pada laga perdananya melawan Meksiko ini, De Boer memilih formasi 4-3-3 dan meninggalkan duet gelandang jangkar Frenkie de Jong dan Marten de Roon. Ia memilih menurunkan pemain baru, kapten tim U-23 Teun Koopmeiners dan bek Owen Wijndal. Hasilnya, Meksiko dengan leluasa bisa menciptakan sejumlah peluang gol.
Belanda harus bekerja ekstra keras mengawal dua pemain Meksiko yang berbahaya, yaitu Raul Jimenez dan ”Jesus Tecatito” Corona. Terlebih Corona yang bisa mendapatkan 10 sentuhan di dalam kotak penalti lawan. ”Corona adalah pemain yang sangat menentukan, sangat penting bagi tim kami,” kata pelatih timnas Meksiko, Gerardo Martino.
Meski punya banyak peluang, Meksiko hanya bisa mencetak gol melalui tendangan penalti yang dilakukan Jimenez pada menit ke-60. Hasil laga ini memperpanjang tren kemenangan Meksiko yang berlangsung dalam tujuh laga beruntun termasuk laga-laga uji coba. Mereka terakhir kalah dari Argentina dengan skor 0-4, pada pertengahan September 2019.
Kekalahan selalu mengecewakan, tetapi kami memang tidak menampilkan kekuatan yang terbaik. Tentu kami bisa tampil lebih baik lagi.
Sementara itu, Belanda yang sempat berjaya bersama Koeman mulai tampak goyah dan menelan dua kekalahan beruntun. Sebelumnya, tim ”Oranye” dikalahkan Italia, 0-1, pada laga Liga Nasional Eropa, awal September. Kemenangan terakhir Belanda pun sangat tipis, yaitu menang 1-0 atas Polandia.
Pemain beradaptasi
Kapten Belanda Virgil van Dijk menyadari sedang ada perubahan dalam timnya. ”Kami memainkan formasi yang kurang berhasil. Memang ini bukan alasan dan kami harus mulai terbiasa (dengan perubahan),” kata bek Liverpool tersebut seperti dikutip Algemeen Dagblad.
Namun, Van Dijk juga mengakui Meksiko tampil luar biasa dan menawarkan kualitas yang sulit disaingi. Ini menjadi pelajaran yang berharga bagi Belanda sebelum menjalani laga yang lebih penting dalam lanjutan Liga Nasional Eropa melawan Bosnia-Herzegovina dan Italia, pekan depan.
Di Grup 1 Liga Nasional Eropa, Belanda masih berada di peringkat kedua di bawah Italia. Hanya juara grup yang berhak melaju ke babak berikutnya dan memaksa De Boer untuk memikirkan cara terbaik untuk memperbaiki kualitas tim.
”Kekalahan selalu mengecewakan, tetapi kami memang tidak menampilkan kekuatan yang terbaik. Kami tampil buruk sejak awal dan melakukan banyak kesalahan. Tentu kami bisa tampil lebih baik lagi,” kata De Boer. Ia beruntung bisa menjalani laga persahabatan untuk menjajal taktik yang ia inginkan sebelum menjalani laga resmi.
Belanda memberikan tantangan baru bagi De Boer dalam karier kepelatihannya. Ia baru pertama kali menangani timnas karena sebelumnya lebih banyak menangani klub seperti Ajax, Inter Milan, Crystal Palace, dan Atlanta United.
Mengingat pencapaian yang sudah diberikan Koeman, tugas De Boer pun semakin berat. Adapun Koeman meninggalkan timnas Belanda untuk melatih Barcelona, sebuah cita-cita yang sudah lama ia pendam. (AFP/REUTERS)