Senyuman Kemenangan Erik Spoelstra
Pelatih Erik Spoelstra berperan besar dalam kemenangan Miami Heat di gim ketiga final NBA. Strategi jeniusnya, ditambah eksekusi sempurna "guard" Jimmy Butler, membuat Heat kembali punya harapan di final NBA musim ini.
Pada gim ketiga final NBA, menghadapi Los Angeles Lakers, Senin (5/10/2020) WIB, nyaris tidak terlihat lagi wajah kesal Erik Spoestra seperti sempat ditunjukkannya dalam dua gim sebelumnya.
Pelatih Miami Heat yang terkenal ramah itu mulai banyak tersenyum. Senyuman itu membawa arti lebih, yaitu menandakan kemenangan permainan ”catur” Spoelstra atas Pelatih Los Angeles Lakers Frank Vogel pada seri final NBA musim ini.
Setelah terpuruk dalam dua gim sebelumnya, Spoelstra akhirnya membawa Heat bangkit. Di tengah seluruh keraguan karena absennya dua pemain inti, Bam Adebayo dan Goran Dragic, Heat memenangi pertarungan sengit atas skuad raksasa Lakers, 115-104, kemarin, di ”gelembung” Orlando.
Baca juga : Pertarungan Fenomenal "Jenderal" Butler
Kejutan besar ini berasal dari kejeniusan Spoelstra dan ketangguhan bintang Heat, Jimmy Butler, di dalam lapangan. Mereka bagaikan kaisar dan panglima perang. Sang pelatih meracik strategi jitu, sementara pemainnya mengeksekusi dengan sempurna.
Sebelum gim ketiga itu, pelatih keturunan Filipina ini sudah berulang kali mengatakan ke media bahwa kunci kemenangan dalam seri final NBA ini ada di mekanisme pertahanan. Jika bisa membenahi sektor itu, serangan tim akan mengalir. Mereka pun punya peluang menang.
Pernyataan itu terbukti pada gim ketiga final NBA. Spoelstra memperbarui strategi bertahan skuadnya. Dia meminta para pemain mematikan pergerakan ”raksasa” lawan, Anthony Davis. Ia sangat dominan dalam dua kemenangan awal Lakers. Keunggulan postur tubuh, ditambah absennya Adebayo, membuatnya jadi kunci kemenangan Lakers pada gim sebelumnya.
Legenda hidup Lakers, Magic Johnson, menilai strategi membedung Davis sangatlah brilian. ”Heat menang karena pertahanannya. Mereka menjaga AD (Davis) dengan dua pemain dan membuatnya (seakan) keluar dari permainan ini,” katanya.
Baca juga : Anthony Davis Melempem, Lakers Kalah Lagi
Spoelstra sedikit mengubah pertahanan zonanya yang sempat diacak-acak Davis dan LeBron James pada dua laga sebelumnya. Kemarin, salah satu dari lima pemain Heat diinstruksikan khusus mengawasi sekaligus mengawal pergerakan Davis.
Heat menang karena pertahanannya. Mereka menjaga AD (Davis) dengan dua pemain dan membuatnya (seakan) keluar dari permainan.
Mengepung Davis
Ketika memegang bola, Davis langsung dikepung dua orang sekaligus. Lalu, di sepanjang permainan, seluruh pemain Heat mencoba memutus aliran umpan menuju pemain Lakers setinggi 2,08 meter tersebut.
Hasilnya sempurna. Kontribusi Davis merosot separuh dari rata-rata dua gim awal. Dia hanya menembak 9 kali, lalu meraih 15 poin dan 5 rebound. Hal tersebut berpengaruh terhadap anjloknya dominasi area dalam Lakers, dari rata-rata menghasilkan 47 poin, menjadi hanya 34 poin dalam gim ketiga di Orlando.
Sebaliknya, meskipun kalah dalam hal postur tubuh para pemainnya, Heat justru mendominasi area dalam saat menyerang. Spoelstra seolah mengembalikan ”racun” yang diberikan Lakers pada dua gim lalu.
Dalam skema serangan, Spoelstra amat bergantung pada Butler. Pemain dengan tubuh atletis nan kokoh tersebut digunakan untuk mendobrak pertahanan Lakers. Butler melakukan penetrasi di sepanjang gim itu yang diakhiri dengan lemparan jarak menengah dan dekat.
Butler mampu menghasilkan triple double berupa 40 poin, 11 rebound, dan 13 asis pada gim ketiga itu karena didukung strategi Spolestra. Sang pelatih menginstruksikan semua pemainnya berada di area luar, termasuk dua pemain besar dengan kemampuan lemparan jauh, Kelly Olynyk dan Meyers Leonard. Mereka bergantian mengisi absennya Adebayo.
Hal tersebut membuat area dalam pertahanan Lakers kosong. Situasi itu dimanfaatkan dengan mudah oleh Butler lewat permainan satu lawan satu. Dengan mudahnya, pemain berusia 31 tahun ini menghasilkan poin dari lemparan maupun memancing pelanggaran.
Buah simalakama
Lakers pun seakan memakan buah simalakama. Jika menjaga dengan dua pemain, Butler akan melempar bola itu ke pemain yang sudah menunggu di garis tiga angka. Maka, pilihan Lakers hanya dua, yaitu membiarkan Butler atau membuka ruang bagi eksekutor Heat lainnya membombardir dari area luar.
Vogel lantas lebih memilih melepas Butler dalam situasi dilematis itu.
Menurut Spoelstra, melawan Lakers tidak cukup bermain dengan intensitas tinggi. ”Anda harus bermain dengan pikiran. Tidak bisa hanya dengan berlari sekuat mungkin. Kami harus berpikir untuk menang. Itulah yang diperlihatkan para pemain (kemarin),” ucapnya.
Keberhasilan Miami dan Spoelstra mencuri gim ketiga itu tidak terlepas dari pengalaman masa lalunya. Spoelstra awalnya direkrut Heat sebagai koordinator pemantau rekaman video, yaitu pada 1995, sebelum akhirnya diangkat menjadi asisten pelatih dan pelatih kepala.
Kemampuan analisis memakai video itu digunakan dan diterapkan dalam permainan catur di lapangan.
Tidak ada yang mengira Heat bisa mencuri satu gim dari Lakers, apalagi dengan absennya Adebayo dan Dragic, mesin penggerak tim. Banyak pakar memperdiksi Lakers akan juara dengan menyapu bersih Butler dan rekan-rekannya, 4-0. Prediksi itu salah satunya muncul dari pengamat terkemuka NBA di ESPN, Stephen A. Smith
Realitasnya, sekarang, Heat menipiskan ketertinggalannya di seri best of seven games itu menjadi 1-2. Moril dan semangat mereka pun otomatis meningkat menyusul kemenangan berkat taktik Spoelstra tersebut.
Baca juga : Berkobarnya Bara Miami Heat
Heat pun percaya diri menatap gim keempat menghadapi Lakers, tim yang sangat berambisi merah gelar juara NBA setelah menanti satu dekade lamanya. ”Kami akan menang. Untuk itu, kami tidak boleh terlena. Kami akan melawan balik, membuat imbang 2-2,” ucap Butler meatap gim keempat pada Rabu (7/10/2200).
Bukan hanya Spoelstra, NBA pun ikut ”tersenyum” berkat kemenangan penting Heat itu. Spolestra membuat persaingan di babak final NBA musim 2019-2020 lebih seru dan pantas ditonton.
Liga basket terbesar dunia itu menghadapi krisis karena hanya disaksikan 7,4 juta orang di gim pertama. Angka penonton itu adalah yang terendah di NBA sejak 1994 silam.(AP).