Luis Suarez Belum Mampu Atasi Masalah Atletico Madrid
Atletico Madrid mengakhiri dua laga terakhir dengan bermain imbang tanpa gol. Kehadiran Luis Suarez belum mampu menjadi solusi minim gol Atletico di musim lalu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MADRID, MINGGU — Kedatangan Luis Suarez dari Barcelona di bursa transfer musim panas ini menghadirkan optimisme bagi Atletico Madrid. Suarez yang selalu mampu mencetak minimal 20 gol setiap musim selama enam tahun berseragam ”El Barca” diharapkan mampu menjadi solusi atas masalah minim gol yang telah dialami Atletico sepanjang musim 2019-2020.
Saat debut sebagai pemain ”Los Rojiblancos”, Suarez masuk sebagai pemain pengganti di menit ke-71 saat meladeni Granada, 27 September lalu. Kehadiran Suarez langsung memberikan dampak signifikan dengan mencetak dua gol dan satu asis di laga perdananya di Stadion Wanda Metropolitano.
Namun, di dua laga terakhir Atletico, ketajaman Suarez menghilang. Melawan Huesca, 1 Oktober lalu, dan Villarreal, Sabtu (3/10/2020) malam WIB, Atletico harus puas bermain imbang tanpa gol. Di dua pertandingan itu, Suarez selalu diturunkan sejak menit pertama oleh Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone. Suarez diduetkan dengan penyerang muda asal Portugal, Joao Felix.
Tidak hanya gagal mencetak gol, serangan Atletico juga amat jarang mengancam gawang lawan. Dalam laga melawan Villarreal, skuad ”Los Rojiblancos” bahkan gagal sekalipun melakukan tembakan mengarah ke gawang. Padahal, Atletico telah melakukan 13 kali tembakan.
Sementar sang lawan mampu dua kali membuat kiper Atletico melakukan penyelamatan untuk mencegah bola masuk ke dalam gawangnya. Dalam 90 menit, Villarreal hanya menciptakan enam kali tembakan.
Ketika berhadapan dengan Huesca, yang merupakan tim promosi dari Divisi Dua Spanyol, Atletico juga hanya menciptakan dua tembakan ke arah gawang dari total 16 tembakan sepanjang laga. Jumlah itu kalah dari tiga kali tembakan pemain Huesca yang mampu membuat Oblak melakukan penyelamatan.
Kondisi itu jelas membuat Oblak geram. Ia kesal dengan lini serang Atletico yang memiliki pemain berkualitas, tetapi tidak tajam di depan gawang lawan.
”Kami mampu memulai musim ini dengan kemenangan sehingga menghadirkan euforia yang baik di dalam skuad. Tetapi, jika kami terus-terusan gagal menang, euforia itu akan hilang dan tidak lagi memiliki arti,” ujar kiper tim nasional Slovenia itu seusai laga melawan Villarreal di Stadion Wanda Metropolitano, Sabtu malam WIB.
Kesalahan transfer
Kegagalan menciptakan gol di dua laga melawan Huesca dan Villarreal menjadi sinyal awal kegagalan strategi transfer Atletico. Meskipun sempat dipuja para fans karena mampu menghadirkan Suarez, Atletico justru melakukan kesalahan fatal dengan melepas Alvaro Morata ke Juventus. Padahal, Morata pun baru ditebus dari Chelsea di akhir Juni lalu dengan mahar 56 juta euro (Rp 974,5 miliar).
Secara statistik Morata memang tidak setajam Suarez dan penyerang utama Real Madrid, Karim Benzema. Namun, di musim lalu, ia adalah pencetak gol terbanyak bagi Atletico di seluruh ajang dengan total 16 gol. Tidak ada pemain lain yang mampu menyamai raihan dobel digit gol yang diciptakan Morata.
Penyerang Atletico lainnya, yaitu Felix dan Diego Costa bahkan hanya mampu menciptakan masing-masing sembilan gol dan lima gol. Hal itu jelas menjadi penyebab Atletico hanya mampu mencetak 51 gol di Liga Spanyol musim lalu. Catatan gol itu terburuk bagi tim yang berada di posisi tujuh besar.
Kekecewaan pendukung Atletico terhadap keputusan klub melepas Morata terlihat dalam jajak pendapat yang dilakukan media Spanyol, Mundo Deportivo. Dari sekitar 3.000 responden, sekitar 68 persen responden menilai Simeone seharusnya mempertahankan Morata untuk membentuk duet Suarez dengan Morata, kemudian melepas Costa.
Monoton
Di sisi lain, permainan Atletico dalam dua musim terakhir cenderung monoton. Simeone terlihat gemar menurunkan formasi 4-4-2 yang menjadi sisi sayap sebagai pusat serangan ”Los Rojiblancos”. Skema itu pun sudah mampu diantisipasi dengan baik oleh tim-tim di Liga Spanyol, terutama tim medioker yang menempatkan banyak pemain belakang di kotak penalti untuk menghalau sejumlah bola yang mengarah ke kotak penalti.
Skema permainan itu tidak dapat berjalan baik ketika melawan tim yang menempatkan tiga pemain di lini tengah seperti Villarreal. Duet gelandang Atletico, Koke dan Thomas Partey, tidak mampu membuka ruang di lini tengah Villarreal yang diisi Daniel Parejo, Manu Trigueros, dan Vicente Iborra.
Hal itu menyebabkan Suarez hanya bisa melakukan tiga kali tembakan dari luar kotak penalti. Bahkan, bek sayap kiri, Renan Lodi, memilih melakukan dua kali tembakan dari sisi sayap akibat tidak adanya ruang untuk melakukan umpan ke kotak penalti Villarreal. Jumlah tembakan Lodi lebih banyak dari Felix dan Costa, yang masuk sebagai pemain pengganti. Kedua penyerang itu bahkan tidak sekali pun melakukan percobaan tembakan.
”Kami berusaha untuk memenangi pertandingan, tetapi Villarreal mengunci pertahanan di sepanjang pertandingan. Mereka bertahan dengan baik sehingga penyerang kami gagal menciptakan peluang. Oleh karena itu, kami harus meningkatkan ketajaman untuk kembali ke jalur kemenangan,” ujar bek Stefan Savic.
Menurut Simeone, timnya di awal musim ini telah jauh membaik dibandingkan dengan penampilan di musim lalu. Intensitas untuk melakukan serangan, lanjutnya, telah jauh lebih baik.
”Hanya saja kami masih melakukan kesalahan kontrol dan operan di garis akhir pertahanan mereka. Hal itu membuat kami kesulitan untuk mengancam pertahanan lawan. Meski begitu, saya senang dengan sikap pantang menyerah para pemain dan kami harus meningkatkan pula ketajaman untuk memanfaatkan bola mati,” ucap Simeone, dilansir Marca. (AP/AFP)