Apabila dua manajer seperti Marcelo Bielsa dan Pep Guardiola bertemu, hasilnya adalah sebuah laga yang sangat menghibur. Itulah yang terjadi ketika Leeds United dan Manchester City berduel di Stadion Elland Road.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LEEDS, MINGGU — Manajer Manchester City Pep Guardiola akhirnya bisa kembali bertemu mentornya yang kini menjadi Manajer Leeds United Marcelo Bielsa, dalam laga lanjutan Liga Inggris yang berakhir Minggu (4/10/2020) dini hari WIB. Pertemuan kedua manajer itu menghasilkan duel indah yang berakhir imbang, 1-1.
Leeds dan City menyajikan sebuah pertarungan terbuka yang dihias dengan total 35 tembakan dari kedua tim. Leeds melakukan 12 tembakan dan City 23 tembakan sehingga laga ini terlihat sangat atraktif. Di sisi lain, kedua tim juga menyuguhkan cara bertahan yang baik sehingga dari sekian banyak tembakan, hanya dua gol yang tercipta.
City yang tampil tanpa dua penyerang utama, Sergio Aguero dan Gabriel Jesus, mampu unggul lebih dulu melalui gol yang dicetak Raheem Sterling pada menit ke-17. Gol ini tercipta berkat keahlian Sterling mencari ruang untuk menembak meski dihadang empat pemain Leeds.
Sementara Leeds baru bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-59 melalui gol Rodrigo Moreno yang baru tampil sekitar 3 menit pada babak kedua itu. Pemain asal Spanyol itu memanfaatkan kesalahan kiper City, Ederson, yang tidak sempurna membuang bola dari tendangan pojok Leeds.
Namun, Ederson pula yang menjadi pahlawan City dalam menghadapi serangan Leeds yang tak terduga. Ia melakukan sejumlah penyelamatan gemilang ketika Leeds memiliki peluang gol yang berbahaya, salah satunya sundulan Rodrigo Moreno pada menit-menit akhir. Ederson ”terbang” dan tangan kirinya menggapai bola yang sudah mengarah tepat ke gawang.
Bielsa pun memiliki cara untuk menyajikan pertahanan yang tidak kalah menawan. Leeds berusaha mematahkan serangan City sejak serangan itu dibangun. Para pemain Leeds bak kawanan copet yang bekerja sama untuk mendapatkan hasil curian. Ketika City membawa bola, satu pemain Leeds langsung menempel. Begitu lawan sudah kehilangan kendali, fokus, dan keseimbangan, pemain Leeds lainnya datang untuk merebut bola tersebut.
Minimal ada dua pemain Leeds yang menghadang satu pemain City yang membawa bola. Hal yang sama terjadi di kotak penalti sehingga para pemain City selalu kesulitan mendapatkan celah untuk menembak. Tidak heran, dari 23 tembakan yang dilepaskan City, hanya dua tembakan yang tepat mengarah ke gawang.
Secara keseluruhan, Bielsa dan Guardiola menyajikan permainan menyerang yang mengandalkan penguasaan bola. Bedanya, Bielsa mampu memberikan perlawanan maksimal dengan menggunakan skuad semenjana yang baru saja dipromosikan dari Divisi Championship. Sementara Guardiola telah memiliki skuad yang dibangun dengan modal yang besar.
Guru vs murid
Jika menengok apa yang terjadi di Maximo Paz, Argentina, yang menjadi tempat tinggal Bielsa pada 2006, hasil imbang di Stadion Elland Road itu akan lebih mudah dipahami. Bielsa pada waktu itu didatangi Guardiola yang ingin belajar dari orang yang tepat sebelum memulai kariernya sebagai pelatih. Dari peristiwa itulah, Bielsa kini disebut sebagai mentor dari Guardiola.
Oleh karena itu, seperti yang sudah diduga, laga Leeds melawan City itu menjadi pertarungan taktik kelas tinggi. Hal serupa pernah terjadi ketika keduanya bertemu di Liga Spanyol, Guardiola masih menjadi pelatih Barcelona dan Bielsa mejadi pelatih Athletic Bilbao.
”Kami berusaha menampilkan permainan yang indah, tetapi City juga berperan besar membuat laga ini menjadi semakin indah,” kata Bielsa dikutip ESPN.
Bielsa sempat menundukkan kepala dan terdiam selama beberapa saat setelah laga usai lalu ia berdiri dan mengobrol cukup lama dengan Guardiola. Sebelum menuju ke ruang ganti, mereka berpelukan.
Guardiola pun sangat senang. ”Bielsa menanyakan apa yang saya pikirkan dari laga ini. Saya pun menjawab bahwa saya tidak bisa menganalisis laga ini dalam waktu singkat. Saya mungkin saja tak bisa menganalisisnya,” ujar Guardiola kepada Sky Sports.
”Itu tadi laga yang indah, kan? Ketika dua tim hanya ingin menyerang, itu laga yang indah,” tambah Guardiola. Ia terus memuji Bielsa yang mampu membuat Leeds tampil sangat berbahaya. Sebelum laga ini, Guardiola mengatakan bahwa Bielsa adalah anugerah di Liga Primer.
Leeds baru menjalani empat laga di Liga Primer musim ini, tetapi dua lawan di antaranya adalah tim terbaik, yaitu Liverpool dan City. Dari empat laga tersebut, Leeds sudah mengantongi tujuh poin, sedangkan City baru mengumpulkan empat poin dari tiga laga dan kini masih berada di peringkat ke-11.
Dari Elland Road, Leeds kembali membuktikan bahwa mereka adalah ancaman nyata bagi klub-klub lain. ”Leeds sudah menunggu sangat lama agar bisa tampil di Liga Primer (selama 16 tahun) dan saya rasa kami sudah menunjukkan bahwa kami siap untuk ini,” kata Rodrigo Moreno dikutip BBC. (AFP/REUTERS)