Mike Tyson menceritakan pengalamannya memutuskan kembali bertinju setelah pensiun pada 2005. Dia juga sempat melewati masa sulit untuk bisa kembali ke kondisi tubuh terbaiknya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski sudah berusia 55 tahun, Mike Tyson justru merasa sedang dalam fase hidup terbaiknya. Sang mantan juara dunia tinju termuda kelas berat itu sudah menemukan tujuan hidupnya. Hal itu yang membuatnya memutuskan kembali bertinju setelah pensiun 15 tahun.
Hal tersebut diungkapkan Tyson dalam acara ”Life Lesson From The Champ” pada Jumat (2/10/2020) malam, yang disiarkan di Mola TV. Dia diwawancarai oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti.
Petinju berjuluk ”Si Leher Beton” ini mengatakan, tujuan hidup sebenarnya adalah menikmatinya. Hidup tanpa beban tersebut yang membuat dirinya justru berada dalam kondisi terbaik dalam usia tua.
”Hanya menikmati (hidup). Itulah tujuan hidup sebenarnya. Setiap terbangun pagi hari, tubuh saya belum berhenti berfungsi, bisa tetap hidup. Saya merasa saat ini adalah puncak dari hidup saya, lebih baik daripada seluruh momen terbaik sebelumnya,” tuturnya.
Oleh karena itu, mantan peraih gelar juara dunia sejati ini tidak takut untuk kembali ke ring tinju. Dia hanya ingin melakukan apa pun yang disukai selagi masih bisa tanpa memikirkan kekalahan atau kemenangan.
Menjalani usia tua
Baginya, menjalani usia tua sama sekali tidak lebih sulit. ”Tidak sulit seiring berjalannya waktu. Saya terus merasa lebih baik. Itulah mengapa saya memutuskan kembali dari pensiun, lalu mengambil kesempatan untuk sebuah partai ekshibisi,” kata petinju dengan rekor 44 kemenangan knock-out tersebut.
Adapun Tyson memutuskan kembali bertinju pada awal tahun ini setelah pensiun selama 15 tahun. Dia akan bertarung delapan ronde melawan mantan juara dunia di beberapa kelas berbeda, Roy Jones Jr (51), dalam laga persahabatan. Duel ini akan dilangsungkan pada 28 November 2020.
Meski tidak sulit untuk memutuskan balik ke ring tinju, Tyson sempat kesulitan mengembalikan kondisi tubuhnya. Dia butuh penyesuaian karena sudah sangat lama tidak serius berlatih.
”Sangat sulit. Anda harus sangat kompetitif untuk bisa berada di kondisi ini. Jika tidak dalam tubuh sehat, itu sama saja dengan bunuh diri. Saya bertahan karena bisa menikmati rasa sakit. Intinya adalah terus konsisten dan menjaga motivasi. Hal itu membuat Anda tidak terhentikan,” tutur pria kelahiran Brooklyn itu, menambahkan.
Kembalinya Tyson ke dunia tinju sendiri cukup mengejutkan banyak orang. Seperti diketahui, dia pensiun pada 2005 karena kalah telak dari petinju tidak ternama asal Irlandia, Kevin McBride.
Buku rekor
Pria berwajah sangar ini menyerah hanya dalam enam ronde setelah dihajar habis-habisan oleh sang lawan. Kala itu, dia mengatakan tidak akan mau bertinju lagi di sisa hidupnya. Kekalahan tersebut pun mengakhiri karier fenomenalnya.
Saya adalah lawan terhebat untuk diri saya sendiri, di atas ring, dalam hidup, dan semuanya.
Kehebatan seorang Tyson masih tercatat dalam buku rekor hingga saat ini. Dia belum tergantikan sebagai petinju termuda sepanjang sejarah yang meraih gelar juara dunia kelas berat. Dia mendapatkan gelar itu di usia 20 tahun, pada 1986, dengan mengalahkan Trevor Berbick.
Di akhir acara, Susi bertanya siapa lawan terhebat sepanjang karier Tyson yang total sudah 58 kali bertarung. Si Leher Beton menjawab, tidak ada satu pun. ”Saya adalah lawan terhebat untuk diri saya sendiri, di atas ring, dalam hidup, dan semuanya,” pungkasnya.