Arteta belakangan ini menjadi mimpi buruk bagi Klopp dan Liverpool. Arsenal yang biasanya jadi lawan mudah bagi sang penguasa Inggris, kini selalu merepotkan mereka.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Sejak kedatangan ke Liverpool, Oktober 2015, Juergen Klopp selalu menjadi mimpi buruk bagi Arsenal. Namun, sekarang kisah itu berbalik. Arsenal bersama Manajer Mikel Arteta justru mengembalikan kenyataan pahit itu kepada Klopp dan skuad juaranya.
Setelah hadirnya Klopp ke Liga Inggris, Liverpool bertemu 9 kali dengan Arsenal dalam 4 tahun di seluruh kompetisi. Manajer asal Jerman ini sempat berhadapan dengan dua arsitek lawan, Arsene Wenger dan Unai Emery. Hasilnya, sempurna tanpa kekalahan dengan 6 kali menang dan 3 kali imbang.
Namun, seusai Arteta memegang Arsenal, supremasi Klopp mulai meluntur. Dalam empat pertemuan terakhir kedua tim, dalam tiga bulan ini, Klopp hanya meraih 1 kemenangan dari 4 pertandingan. Sisanya berakhir kekalahan.
Salah satu kekalahan Liverpool terjadi dini hari tadi, Jumat (2/10/2020), di babak 16 besar Piala Liga Inggris (Carabao Cup). ”Si Merah” yang bermain di kandang, Stadion Anfield, takluk dalam adu penalti dari Arsenal, 4-5, setelah imbang tanpa gol dalam 90 menit.
Dalam laga itu, kiper Arsenal, Bernd Leno, menjadi pahlawan. Selain menyelamatkan dua kali sepakan dalam adu penalti, penjaga gawang Jerman ini juga berkali-kali melindungi gawang dari hujan tendangan pasukan Liverpool pada waktu normal.
Adapun kedua tim sama-sama menurunkan pemain pelapis dalam laga ini. Liverpool hanya menurunkan dua pemain kunci, Mohamed Salah dan Virgil Van Dijk. Sementara itu, Arsenal memainkan Leno, serta duo gelandang Xhaka, dan Ceballos. Sisanya mayoritas didominasi pemain muda.
Dengan hasil ini, Arsenal membalas kekalahan mereka pada beberapa hari sebelumnya, saat takluk 1-3 dari Liverpool, di Liga Inggris. Adapun rekor pertemuan kedua pelatih menjadi, 3-1, di seluruh kompetisi. Sebelumnya, Klopp juga kalah di Liga Inggris musim lalu dan Community Shield.
Rekor pertemuan ini menjadi anomali bagi Klopp. Sebab, dia belum pernah kalah dari Arsenal dalam 4 tahun terakhir. Lalu, dia dikalahkan Arteta tiga kali hanya dalam rentang tiga bulan. Perubahan hasil ini terlihat signifikan.
Sebelum pertandingan Piala Liga, Klopp mengakui Arsenal ala Arteta memang berbeda dari sebelumnya. Skuad ”Meriam London” saat ini memiliki mental pemenang yang ditanamkan manajer asal Spanyol tersebut. Hal itu bisa menipiskan ketimpangan kualitas kedua tim tersebut.
”Tim ini punya identitas yang jelas di bawah kepemimpinannya. Mereka menjadi tim bermental juara. Terbukti dengan raihan Piala FA dan Community Shield dalam waktu singkat. Tentu tidak baik buat kami karena ada tim kuat lain di kompetisi,” kata manajer yang membawa Liverpool juara liga musim lalu tersebut.
Mentalitas pemenang yang ditanamkan ke tim itu membuat Arsenal rela menggunakan semua cara untuk menang. Salah satunya bertahan total atau parkir bis. Sebuah paham yang haram digunakan saat era ”Sang Profesor” Wenger.
Dari sisi strategi, gaya main Arteta, 3-4-3, memang lebih cocok saat melawan tim-tim besar, khususnya Liverpool. Formasi ini membuat tim lebih nyaman ketika bertahan. Saat transisi ke pertahanan, formasi akan berubah menjadi 5-4-1.
Formasi bertahan tersebut membuat Liverpool sangat kesulitan mencari celah. Sebab, gravitasi serangan mereka berada di sayap. Di posisi tersebut, Arsenal justru menumpuk pemainnya.
Terlihat jelas dalam empat pertemuan kedua manajer tersebut, Liverpool lebih mendominasi, sedangkan Arsenal lebih banyak menunggu. Namun, keunggulan penguasaan bola Si Merah sering kali mentok karena terbentur pertahanan lawan. Sebaliknya, Arsenal sering memanfaatkan itu dengan serangan balik.
Satu-satunya kemenangan Liverpool bersama Klopp adalah di Liga Inggris pada awal pekan ini. Dalam laga itu, mereka juga nyaris dihukum setelah tertinggal terlebih dulu lewat serangan balik. Untungnya, Salah dan rekan-rekan bisa membalikkan keadaan karena pertahanan lawan lengah.
Arteta selalu beralasan tidak punya pilihan selain lebih banyak bertahan dan menunggu serangan balik. Itu adalah satu-satunya cara mereka menang dengan perbedaan kualitas tim yang sangat timpang.
”Kami bisa melakukan variasi permaian, tergantung apa yang akan dilakukan lawan. Kami selalu mencoba membuat lawan kesulitan. Saya akan selalu mengembangkan hal yang berbeda,” kata Arteta setelah lolos ke 8 besar Piala Liga, dikutip situs resmi klub.
Meski kualitas Arsenal masih tertinggal jauh dari Liverpool, kehadiran Arteta bisa semakin meramaikan persaingan di Inggris. Arteta setidaknya bisa sedikit mengusik Klopp yang terlalu kuat bersama Liverpool. (AP)