Sejarah tenis bangsa Arab terukir di Roland Garros ketika Mayar Sherif dan Ons Jabeur mewakili petenis putri Arab dalam babak utama Grand Slam Perancis Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Bagi Ons Jabeur (26), laga melawan Zarina Diyas di Lapangan 5 Roland Garros, Paris, Perancis, Selasa (29/9/2020), bukanlah pengalaman pertamanya tampil di babak utama Grand Slam. Petenis peringkat ke-35 dunia itu menjalani debut babak utama turnamen mayor pada AS Terbuka 2014.
Petenis Tunisia itu menjadi sorotan ketika menembus babak ketiga Perancis Terbuka 2017. Saat itu, Jabeur menjadi petenis putri keturunan Arab pertama yang melaju ke babak ketiga Grand Slam. Awal 2020, prestasi Jabeur meningkat dan menembus perempat final Australia Terbuka.
Namun, kesan berbeda dirasakan Mayar Sherif (24), yang baru kali ini tampil dalam babak utama Grand Slam. Momen itu lebih mengesankan karena petenis asal Mesir itu tampil di Lapangan Philippe Chatrier, lapangan utama di Roland Garros.
Merangkak dari babak kualifikasi, Sherif berhadapan dengan petenis peringkat keempat dunia yang ditempatkan sebagai unggulan kedua, Karolina Pliskova. Sherif kalah, 7-6 (11-9), 2-6, 4-6, tetapi penampilannya menuai pujian lawan. Pujian juga datang dari Daniela Hantuchova, mantan petenis yang menjadi komentator untuk Fox Sports.
Tak terlihat rasa gugup dari raut wajah dan gerak tubuh Sherif meski baru pertama kali tampil pada panggung besar. Walau banyak pukulannya tak akurat, dia bisa mengatasi situasi sulit, salah satunya saat berhadapan dengan delapan set point Pliskova pada set pertama.
Saat tiebreak, keunggulan Pliskova, 6-3, lepas berkat keberanian Sherif mengubah ritme permainan. Di sela adu groundstroke dari garis belakang, Sherif berkali-kali meraih winner dari backhand dropshot yang mengecoh.
Momen kekalahan Sherif terjadi ketika servisnya pada gim ketujuh set ketiga dipatahkan Pliskova. Sherif berusaha mempertahankan servis tersebut dalam permainan selama 11 menit.
”Sherif bermain sangat baik di atas lapangan ini dalam situasi yang cukup berat. Dia lawan yang tangguh. Jadi, saya cukup senang bisa menang, meski tak tampil dengan baik,” komentar Pliskova, yang akan berhadapan dengan juara Perancis Terbuka 2017, Jelena Ostapenko, pada babak kedua.
Dukungan Salah
Sherif menjadi pembicaraan dunia tenis ketika memperoleh tiket babak utama setelah tiga kali menang pada kualifikasi. Tiga saudara perempuan mengabarinya, melalui pesan singkat, bahwa penampilannya menimbulkan reaksi besar di Mesir.
Dewan Nasional untuk Perempuan di Mesir memberi pujian kepadanya. Demikian pula bintang sepak bola Liverpool asal Mesir, Mohamed Salah. Salah turut menyebarkan berita kemenangan Sherif pada akun Twitter-nya dilengkapi emoji tepuk tangan.
”Sangat menyenangkan mendapat dukungan seperti ini dari seseorang yang sangat spesial bagi Mesir, salah satunya adalah Salah. Saya jadi tahu bahwa orang yang sangat penting mengikuti perjalanan saya. Itu dukungan mental yang sangat berarti,” komentar Sherif dalam laman Perancis Terbuka.
Perjalanan petenis peringkat ke-172 dunia itu menuju babak utama Perancis Terbuka cukup panjang. Pada masa yunior, dia berpindah klub untuk mendapatkan program pelatihan terbaik.
Setelah masuk jajaran 50 besar dunia yunior, Sherif mengerem mimpinya menjadi petenis profesional. Kekurangan biaya membuatnya mengakhiri masa latihan di akademi tenis di Alicante, Spanyol. Dia juga menghentikan perjalanan mengikuti turnamen internasional.
Demi memelihara mimpi di dunia tenis, Sherif memanfaatkan beasiswa kuliah di AS sambil mengikuti turnamen tenis universitas. Setelah memperoleh gelar sarjana pada kesehatan olahraga dari Universitas Pepperdine, California, pada 2019, cita-citanya menjadi petenis profesional ditata kembali dengan mengikuti rangkaian turnamen Federasi Tenis Internasional (ITF).
Sangat menyenangkan mendapat dukungan seperti ini dari seseorang yang sangat spesial bagi Mesir, salah satunya adalah Mohamed Salah.
Sherif berusia 23 tahun saat memasuki persaingan profesional, cukup tua dibandingkan petenis lain yang umumnya berusia 16-17 tahun ketika pertama kali bersaing di arena profesional.
”Apa yang saya lakukan berada di jalur yang benar. Banyak orang berpendapat, memilih kuliah adalah jalan yang salah ketika kita ingin menjadi petenis profesional. Namun, ketika kita memiliki kemampuan untuk melakukannya, kita bisa memulai menjalani dalam tenis profesional pada usia berapa pun,” katanya.
Debutnya pada babak utama WTA akhirnya didapat di Praha, Ceko, Agustus, yang menjadi turnamen pemanasan Perancis Terbuka. Pada awal 2020, Sherif mendapat kesempatan tampil pada kualifikasi Australia Terbuka. Namun, langkahnya terhenti dengan cepat ketika dikalahkan Li Ann (AS) pada babak pertama.
Hujan
Jabeur, yang mendukung Sherif ketika tampil dalam babak kualifikasi di Roland Garros, harus menanti lebih lama untuk memulai penampilan dari jadwal semula. Hujan turun ketika Jabeur dan Diyas bersiap memasuki lapangan setelah selesainya pertandingan Christian Garin melawan Philipp Kohlschreiber yang dimenangi Garin.
Dalam kondisi hujan yang mengganggu pertandingan, hanya persaingan di Lapangan Philippe Chatrier yang bisa berlangsung. Lapangan utama di Roland Garros tersebut menjadi satu-satunya lapangan yang telah beratap dan bisa ditutup saat diperlukan.
Dia berharap bisa memperlihatkan kembali kiprah petenis putri keturunan Arab di panggung besar tenis. Seperti yang dikatakannya ketika tampil di Melbourne, awal 2020, Jabeur ingin menjadi inspirasi bagi semua perempuan.
”Saya tak melihat perbedaan antara perempuan Eropa, Amerika, dan saya. Saya hanya ingin menjadi inspirasi bagi orang lain, terutama perempuan, agar yakin bisa mewujudkan impian mereka dalam bidang apa pun,” katanya. (AP/AFP)